Bagaimana Pengukuran SOMATOTIPE?
Salah satu pemakaian antropometri dalam studi antropologi ragawi dan biologi manusia adalah pengukuran somatotipe. Apa itu somatotipe dan manfaatnya? Mari kita simak pada artikel berikut =)
Definisi
Somatotype adalah keadaan morfologi tubuh manusia yang dapat berubah akibat adanya aktivitas fisik dan asupan zat gizi.1 Studi tipe badan (biotipe) dengan pengukuran (tingi badan, berat badan, tebal lipatan kulit triceps, subskapula, suprailiaka, betis, dan lingkar lengan, serta lebar humerus dan femur); kemudian dihitung menggunakan rumus-rumus untuk endomorfi, mesomorfi, dan ektomorfi.2
Menurut Shipman (1993) somatotipe tidak begitu bermanfaat karena bila pola makan berubah, dengan cepat mengubah somatotipe. 3Somatotipe pertama kali dikembangkan oleh William H. Sheldon dan ia menyimpulkan bahwa bentuk tubuh berhubungan erat dengan kepribadian seseorang, meskipun kemudian ditolak oleh Keys dan Brozek. Keys dan Brozek melakukan eksperimen partial starvation dengan volunteer yang diukur menggunakan metode somatotipe Sheldon sebelum dan sesudah makan sangat sedikit sampai kelaparan. Hasilnya menunjukkan bahwa somatotype rating/penilaian somatotipe tiap komponen berubah total hanya dalam 6 bulan sesudah makan sangat sedikit. 4 Somatotipe Heath-Carter cukup kompleks karena perhitungannya harus memakai koreksi ukuran lingkar ekstremitas dari tebal lipatan kulit dan rumus WHR (rasio tinggi dan berat badan memakai akar pangkat 3).2
Tipe
Terdapat 3 pokok tipe bentuk tubuh yaitu endomorph, mesomorph, dan ectomorph.1
- Endomorph
Memiliki kadar lemak yang lebih banyak dari tipe yang lain, badan bulat berlemak, kepala besar, leher pendek, lingkar pinggang lebih lebar dari lingkar dada, wajah lebar, anggota badan dan jari relatif pendek dan lemah, kaki dan tangan relatif kecil, tulang relatif kuat.
- Mesomorph
Tipe berotot dengan kerangka yang kuat, otot keras dan kuat, tubuh persegi, bahu lebar, dada berotot, dinding perut kokoh, postur baik, massa otot lebih banyak dari pada massa lemak.
- Ectomorph
Tipe ramping dan kurus, tulang lemah dan rapuh, tulang kecil dengan otot-otot yang tipis, batang tubuh pendek, anggota badan yang relatif panjang, jari lemah dan panjang, kulit kering, dan bahu sempit.
Baca Artikel : Cek Apakah Anda Tergolong Muscle Dysmorphia?
Metode
yang digunakan untuk menilai somatotype dapat menggunakan 3 cara sebagai berikut : 1
- Fotografis
Dimana peringkat dibuat dari foto standar.
- Antropometrik plus fotografis
Mengkombinasikan pengukuran antropometrik dan dengan foto.
- Antropometri
Penentuan tipe tubuh (somatotipe) dengan cara pengukuran menggunakan alat-alat antropometri.
Penentuan somatotipe dengan metode antropometri memerlukan beberapa pengukuran antara lain :
Berat Badan
Penimbangan berat badan dilakukan dengan mengenakan baju seminimal mungkin, tanpa memakai sepatu, jaket, mantel, sabuk, perhiasan, dan barang-barang yang berbobot. Dilakukan dalam keadaan berdiri tanpa berpegangan dengan benda lain, pandangan lurus ke depan dan tangan lurus ke bawah, dilakukan sebelum makan.
Tinggi Badan
adalah ukuran posisi tubuh yang diambil dalam keadaan berdiri tegak tanpa alas kaki dengan kaki menempel pada lantai, posisi kepala dan leher tegak, pandangan lurus ke depan, dada dibusungkan, perut rata, tumit, pantat, dan punggung menempel di dinding, serta menahan nafas untuk beberapa saat. Tinggi badan diukur dengan menggunakan stadiometer atau microtoice.
Tebal Lemak Bawah Kulit
Pengukuran lemak bawah kulit dapat dilakukan dengan skinfold caliper.
- Triceps
Pengukuran lemak bawah kulit di bagian tengah dari tulang acromion dan olecranon sebelah bawah dan diambil secara vertical.
- Subscapular
Pengukuran lemak bawah kulit dibagian sudut inferior scapular ke arah bawah dengan sudut kemiringan 45 derajat.
- Supraspinal
Pengukuran lemak bawah kulit dibagian atas dari tulang panggul yang diambil secara horizontal.
- Betis
Pengukuran lemak bawah kulit pada bagian paling menonjol dari betis salah satu kaki dengan pengambilan secara vertical.
Lebar Tulang
yaitu pengukuran diameter tulang yang dilakukan dengan menggunakan sliding caliper. Diameter tulang yang perlu diukur adalah tulang humerus dan femur.
Lingkar Tubuh
Pengukuran lingkar tubuh yang dibutuhkan adalah lingkar lengan atas dan lingkar betis yang dapat dilakukan dengan menggunakan metline.
Rumus Perhitungan Antropometri dalam Penetapan Somatotipe
Setelah komponen somatotype diukur, maka hasil pengukuran akan dimasukkan kedalam rumus untuk menentukan nilai dari masing-masing tipe somatotype (endomorph, mesomorph, dan ectomorph) :1
- Endomorph
dihitung dengan menilai hubungan komponen yang diukur menggunakan total pengukuran tiga lipatan kulit, relatif terhadap tinggi badan subjek.
Rumus : [-0,7182 + 0,1451 (X) – 0,00068 (X2) + 0,0000014 (X3)] x 170,18 / tinggi badan (cm)
Dengan X adalah jumlah tiga tebal lipatan kulit (triceps, subskapular, dan supraspinale)
2. Mesomorph
diperkirakan dari deviasi dua pengukuran lingkaran dan dua pengukuran lebar dari skor yang diharapkan, relatif terhadap tinggi badan subjek.
{(0,858 x lebar humerus dalam cm) + (0,601 x lebar femur dalam cm) + (0,188 x [lingkar lengan atas cm- (tebal lipatan kulit triceps mm/10)] + (0,161 x [lingkar betis cm – (tebal lipatan kulit betis mm/10] – (0,131 x tinggi badan cm) + 4,5}
3. Ectomorph
dari hubungan antara nilai komponen dan resiprokal indeks ponderal, atau akar tiga dari rasio berat dan tinggi badan subjek (HWR). Tiga pengukuran inilah yang menghasilkan skor yang kemudian diplot ke dalam somatochart, dan ditentukan termasuk klasifikasi tipe badan apakah sentral, ektomorfi endomorfi, ataukah yang lain (ada 13 kategori yang kemudian disederhanakan menjadi 7 kategori).
bila HWR > 40,75 –> EC = (0,732 x HWR) – 28,58
Nilai HWR 38,25 s.d. 40,75 –> EC = (0,463 HWR) – 17,63
HWR = 38,25 –> EC = 0,1
HWR= height weight ratio, dihitung menggunakan rumus tinggi badan / akar pangkat tiga berat badan
Rumus untuk memplot somatotipe ke dalam somatochart
Lokasi somatotipe dalam somatochart dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
X = ektomorf – endomorf
Y = 2 x mesomorf – (endomorf + ektomorf)
Kategori Somatotipe
Klasifikasi 13 somatotipe dapat disederhanakan menjadi 7 kelompok ( Duquet & Carter, 2009)
- Tipe sentral : tidak ada komponen berbeda lebih dari 1 unit dari 2 tipe lainnya
- Endomorf : endomorfi dominan, mesomorfi dan ektomorfi lebih dari setengah unit lebih rendah
- Endomorfi-mesomorf : endomorf dan mesomorf sama (atau tidak berbeda lebih dari setengah unit), dan ektomorfi lebih kecil
- Mesomorf : mesomorfi dominan, endomorfi dan ektomorfi lebih dari setengah unit lebih rendah
- Mesomorfi-ektomorf : mesomorfi dan ektomorfi sama (atau tidak berbeda lebih dari setengah unit), dan endomorfi lebih rendah
- Ektomorf : ektomorfi dominan, endomorfi dan mesomorfi lebih dari setengah unit lebih rendah
- Ektomorfi-endomorf : endomorfi dan ektomorfi sama (atau tidak berbeda lebih dari setengah unit) dan mesomorf lebih rendah
Latar belakang teoritis somatotipe yang menilai komponen fisik badan manusia dengan 3 kategori endomorfi, mesomorfi, dan ektomorfi berdasar 3 lapisan embriologis. Endomorfik dari lapisan endodermik seperti saluran pencernaan, usus, perut, jantung, paru-paru, dan berbagai organ dalam. Tipe dominan endomorfik cenderung gemuk. Mesomorfik dari lapisan mesodermik yang membentuk otot, tulang, gigi, pembuluh darah, dll. Lapisan ektodermik membentuk kulit, rambut, kuku, dan sistem saraf. Tipe dominan ektodermik cenderung kurus.
Duquet & Carter 2009 melaporkan kecenderungan nilai endomorfi rendah pada atlet profesional body builder (1-9-1), pelari jarak jauh (1-6-2), dan pesenam (1-3-5). Atlet body builder memiliki nilai mesomorfi 9 yang menggambarkan otot yang kekar. Otot dibangun oleh lapisan embriologis mesodermal, kekekaran otot dengan nilai mesomorfi 9 menunjukkan gambaran fisik somatotipe berotot atlet body builder.5 Nilai somatotipe endomorfi pada perempuan cenderung lebih tingggi dibanding laki-laki pada populasi yang sama di berbagai wilayah di dunia. 2
Lebih Lanjut : Pengukuran Antropometri untuk Obesitas
Referensi
- 1.Tóth T, Michalíková M, Bednarčíková L, Živčák J, Kneppo P. Somatotypes in Sport. Acta Mechanica et Automatica. Published online March 1, 2014:27-32. doi:10.2478/ama-2014-0005
- 2.Indriati E. Antropometri Untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi, Dan Olahraga. PT Intan Sejati; 2009.
- 3.Shipman P. Life History of Fossil. Harvard University Press; 1993.
- 4.Lasker G. The Place of Anthropometry in Human Biology . Cambridge University Press; 1994.
- 5.Duquet W, Carter J. Somatotyping. In: Kinanthropometry and Exercise Physiology Laboratory Manual. 3rd ed. Routledge; 2009:54-72.