Buku Saku Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita [Terbaru]
Artikel sebelumnya telah memuat terkait kejadian luar biasa gizi buruk di suku Asmat. Saat ini akan diulas Buku Saku Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan Rawat Jalan yang diharapkan dapat menjadi panduan praktis bagi tenaga kesehatan (tim asuhan gizi) di Puskesmas dalam memberikan pelayanan. Buku ini berisi tentang :
Pendahuluan
Gizi buruk (severe wasting) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian serta meningkatkan risiko terjadinya stunting. Batasan Masalah Kesehatan Masyarakat untuk Wasting menurut WHO


Pencegahan, deteksi, dan penemuan dini gizi buruk
Upaya pencegahan kejadian gizi buruk pada balita perlu dilakukan sedini mungkin, berikut prinsip secara umum dan sesuai usia balita. Pencegahan gizi buruk pada usia <6 bulan dimulai sejak kehamilan sampai pada masa menyusui serta faktor lainnya sedangkan pencegahan kekurangan gizi pada balita usia 6-59 bulan melalui pemberian makan bayi dan anak (PMBA) sesuai rekomendasi dan pencegahan penyakit melalui pemberian imunisasi dasar lengkap, menyediakan jamban keluarga, sumber air bersih serta menjaga kondisi lingkungan dari polusi.

Alur penapisan masalah gizi dan jenis layanan yang diperlukan
Berdasarkan klasifikasi WHO, kurang gizi akut dibagi menjadi:
- Balita gizi kurang adalah balita dengan indeks BB/PB atau BB/TB pada -3 SD sampai kurang dari -2 SD, atau dengan pengukuran LiLA berada di antara 11,5 cm sampai kurang dari 12,5 cm (usia 6-59 bulan).
- Balita gizi buruk adalah balita dengan indeks BB/PB (atau BB/TB) kurang dari -3 SD atau dengan pengukuran LiLA < 11,5 cm (usia 6 – 59 bulan) atau adanya pitting edema bilateral minimal pada kedua punggung kaki yaitu bila daerah edema ditekan akan menyebabkan lekukan dan secara perlahan akan kembali ke kondisi awal.

Sepuluh langkah tata laksana gizi buruk di layanan rawat jalan
terdiri dari 4 fase perawatan dan pengobatan yaitu fase stabilisasi, transisi, rehabilitasi, dan tindak lanjut. Tindakan pengobatan dan perawatan anak gizi buruk dikenal dengan 10 (sepuluh) langkah, namun dalam penerapannya sesuai dengan fase dan langkah seperti Bagan di bawah ini, tetapi beberapa langkah dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan, tergantung dari kondisi klinis yang ditemukan.

Tata laksana gizi buruk pada balita di layanan rawat jalan
Prosedur yang dilakukan (khususnya untuk kasus baru, jelaskan kepada keluarga tentang kondisi balita), yaitu:
- Melakukan anamnesis riwayat kesehatan balita meliputi riwayat kelahiran, imunisasi, menyusui dan makan (termasuk nafsu makan), riwayat penyakit dan keluarga.
- Pemeriksaan fisik secara umum dan khusus
- Melakukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi.
- Memberikan obat sesuai hasil pemeriksaan
- Menghitung kebutuhan gizi balita
- Melakukan konseling gizi kepada pengasuh tentang cara pemberian F100 atau RUTF dan makanan padat gizi.
- Mencatat hasil layanan dalam rekam medis dan formulir rawat jalan
Balita gizi buruk dinyatakan sembuh bila selama 2 minggu berturut-turut mempunyai kondisi seperti di bawah ini:
- LiLA ≥ 12,5 cm (hijau), dan/atau
- Z-Score BB/PB atau BB/TB ≥ -2 SD,
- Tidak ada pitting edema bilateral,
- Klinis baik.
Pemantauan dan evaluasi
Pemantauan dan evaluasi merupakan bagian penting dalam pelayanan balita gizi buruk rawat jalan.
Kondisi – kondisi penting yang perlu diperhatikaan saat pemantauan

Untuk lebih lengkapnya Buku Saku Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan Rawat Jalan bagi Tenaga Kesehatan dapat didownload pada link ini https://www.dropbox.com/s/t0853e9czp47w79/OK_FINAL_buku%20saku%20gibur_14082020.pdf?dl=0
Referensi
Kemenkes RI. Buku Saku Pencegahan dan tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan Rawat Jalan bagi tenaga Kesehatan. Jakarta : Kemenkes RI; 2020.