Tips Mengontrol Hipertensi dengan Pola Hidup Sehat

Penulis : Qory Safa Ardiani (Universitas Esa Unggul)

Apa itu hipertensi?

Hipertensi sebagai salah satu penyakit yang cukup berbahaya hingga mendapatkan julukan The Silent Killer, Hipertensi atau yang biasa dikenal dengan darah tinggi sangat perlu mendapatkan perhatian dari setiap individu. Kondisi ini sangat berbahaya, sebab dapat berujung pada penyakit stroke, serangan jantung, gagal jantung, atau masalah ginjal.1

Secara pengertian, Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik pada tubuh seseorang lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%. Ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013 sebesar 25,8%. Diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis.2

Gejala hipertensi

Hipertensi itu sendiri memiliki beberapa gejala, diantaranya:

  1. Mudah lelah
  2. Sakit pada bagian kepala dan pusing
  3. Penglihatan kabur
  4. Sering merasa gelisah
  5. Jantung berdebar – debar

Hipertensi terjadi karena ada beberapa faktor yang diketahui berperan terhadap peningkatan risiko hipertensi misalnya umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh, merokok, dan gaya hidup sehat. Salah satu faktor yang dapat dimodifikasi adalah gaya hidup sehat, akan tetapi mayoritas manusia di dunia lebih tertarik dengan hal yang serba instan. Hal ini mengakibatkan manusia akan cenderung untuk bergerak dan suka mengkonsumsi makanan cepat saji yang memiliki kandungan natrium cukup tinggi.

Diet DASH

Pola makan merupakan perilaku yang dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorang. Hal ini disebabkan kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi asupan gizi sehingga akan mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Hasil penelitian yang dilakukan (Kadir S, 2019) menunjukkan bahwa pola makan dapat memberikan pengaruh terhadap angka kejadian hipertensi.3

Pola makan yang baik harus mengandung gizi seimbang, berdasarkan hasil penelitian (Manik dan Wulandari, 2020) menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat (≥75% dari total kebutuhan sehari) dapat menyebabkan hipertensi.4 Mengonsumsi karbohidrat berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah dan mengubah karbohidrat menjadi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kadar lemak yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis yang akhirnya akan menyebabkan terjadinya hipertensi.5 Konsumsi natrium yang berlebih (>2400 mg) menyebabkan tubuh meretensi cairan yang dapat meningkatkan volume darah. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Fitri et al. (2018) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan natrium dengan kejadian hipertensi.6

Terapi diet yang diberikan kepada penderita hipertensi biasanya adalah diet rendah garam, dimana pada diet ini mengutamakan mengurangi konsumsi garam (natrium) tidak lebih dari 2,4 g/hari atau 1 sdt. Selain diet rendah garam juga terdapat Diet DASH yang dipercaya dapat lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah. Pada diet ini mengutamakan konsumsi buah dan sayur lebih banyak, makanan rendah lemak, dan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh.7Selain itu terdapat beberapa tips untuk mengontrol hipertensi, yaitu:

Tips mengontrol hipertensi

Perubahan pola hidup yang bisa dilakukan seseorang yang sudah didiagnosis hipertensi ialah:

  • Mengurangi berat badan jika mengalami berat badan berlebih atau obesitas
  • Berhenti merokok
  • Menerapkan pola diet sehat, dengan mengonsumsi banyak buah, sayur, dan produk susu rendah lemak, serta menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh
  • Mengurangi jumlah asupan garam dengan tidak lebih dari 1 sdt per hari
  • Melakukan olahraga, misalnya berjalan selama 30 menit per hari
  • Minum obat teratur dan sesuai anjuran dokter
  • Istirahat yang cukup
  • Melakukan kontrol tekanan darah secara teratur

Dengan menjalankan beberapa tips mengontrol hipertensi diatas, diharapkan kita dapat mengetahui sedini mungkin kondisi tekanan darah dalam tubuh kita, sehingga proses penanganan dan pengobatan dapat segera dilakukan sebelum menimbulkan komplikasi.

Referensi

  1. World  Health  Organization  (WHO).  Report Hypertension in the World. 2019.
  2. Kemenkes RI. Hasil Utama RISKESDAS 2018. Jakarta Kementeri Kesehat Badan Penelit dan Pengemb Kesehatan. 2018
  3. Kadir S. Pola Makan dan kejadian hipertensi. Jambura Heal Sport J. 2019;1(2):56–60.
  4. Manik,  L.A.  and  Wulandari, I.S.M. ‘Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Anggota Prolanis Di Wilayah Kerja Puskesmas Parongpong’, Chmk  Nursing  Scientific  Journal, 4(2). (2020)
  5. Mulyasari,  E.W.  and  Srimiati,  M.  (2020) ‘Asupan Zat Gizi Makro, Aktivitas Fisik dan Tingkat Stress dengan Kejadian Hipertensi pada Dewasa (18-60 Tahun)’, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(2), pp. 83–92
  6. Fitri,  Y.,  Rusmikawati.,  Siti,  Z.  and  Nurbaiti. ‘Asupan  natrium  dan  kalium  sebagai  faktor penyebab   hipertensi   pada   usia   lanjut’, AcTion:     Aceh     Nutrition     Journal,     3(2). 2018. doi:10.30867/action.v3i2.117.
  7. Astuti, A.P., Damayanti, D. and Ngadiarti, I. ‘Penerapan Anjuran Diet Dash Dibandingkan Diet Rendah  Garam  Berdasarkan  Konseling  Gizi  Terhadap  Penurunan  Tekanan  Darah Pada  Pasien Hipertensi    Di    Puskesmas    Larangan    Utara’, Gizi Indonesia, 44(1). (2021). doi:10.36457/gizindo.v44i1.559

Editor : Ayu Rahadiyanti

AhliGiziID

informasi gizi berbasis fakta ilmiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *