Asupan Zat Gizi Mikro pada Vegetarian
Diet vegetarian umumnya kaya akan kandungan serat, protein nabati, dan zat-zat gizi mikro lainnya tetapi berisiko untuk mengalami defisiensi protein hewani, asam lemak omega 3, dan zat-zat gizi mikro tertentu. Mari kita simak lebih jauh pada artikel berikut.
Vegetarian
Vegetarian adalah orang (dengan alasan agama atau kesehatan) yang tidak mengonsumsi daging, tetapi lebih banyak mengonsumsi sayuran dan makanan yang berasal dari tumbuhan (nabati). Ada berbagai jenis vegetarian di dunia. Berikut adalah tipe-tipe vegetarian yang umum dikenal di masyarakat luas :

Tipe – Tipe Vegetarian​1​

Vegetarian banyak mengonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, serta makanan-makanan nabati yang umumnya kaya akan kandungan serat, asam folat, vitamin C, dan vitamin E. Namun, menghilangkan produk hewani dari diet juga dapat meningkatkan risiko defisiensi zat-zat gizi tertentu seperti asam lemak omega 3, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, zat besi, seng, dan selenium.​2​ Perbedaan dalam asupan zat-zat gizi tersebut mungkin memiliki pengaruh yang baik atau bahkan buruk terhadap status gizi dan kesehatan, khususnya sistem imun tubuh.
Baca Artikel : Apakah Diet Vegetarian Sehat bagi Anak?
Vitamin A
Asupan retinol pada vegetarian jauh lebih rendah dibandingkan non-vegetarian, namun asupan karotenoidnya lebih tinggi pada vegetarian. Retinol merupakan bentuk vitamin A yang bersumber dari makanan hewani sedangkan karotenoid merupakan provitamin A yang bersumber dari sayuran dan buah yang berwarna hijau, oranye, atau kuning.​1​
Vitamin A membantu perkembangan dan diferensiasi dari leukosit, khususnya limfosit, yang esensial bagi respon imun. Selain itu, Vitamin A juga dapat menurunkan aktivitas pro-koagulan dari monosit serta memacu Th2 yang memproduksi sitokin anti-inflamasi. Defisiensi vitamin A biasanya disertai dengan penurunan fagosit dan oxidative burst makrofag selama inflamasi dan penurunan jumlah dan aktivitas sel NK.​3​
Vitamin D
Asupan vitamin D pada vegetarian lebih rendah dibandingkan dengan non-vegetarian. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pada vegan selain terjadi asupan vitamin D yang kurang, juga memiliki kadar 25-hydroxyvitamin D serum yang rendah serta penurunan massa tulang yang lebih besar. Vegan biasanya menghindari konsumsi makanan yang mengandung vitamin D3 karena berasal dari hewan sedangkan vitamin D2 yang dihasilkan dari iradiasi ultraviolet ergosterol dari ragi dapat diterima oleh vegan namun bioavailabilitas dari vitamin D2 ini masih diperdebatkan.​4​

Vitamin D3 dapat menstimulasi diferensiasi monosit menjadi makrofag, memfagositosis patogen, memanfaatkan fagosit untuk mempresentasikan antigen kepada sel T limfosit, dan menekan proliferasi, diferensiasi, dan menghambat produksi sitokin proinflamasi. Selain itu, vitamin D juga menghambat diferensiasi dan pematangan sel dendritik dengan menurunkan produksi IL-12 dan meningkatkan produksi IL-10. Defisiensi vitamin D dapat meningkatkan keparahan infeksi yang berdampak pada peningkatan jumlah leukosit terutama neutrofil dan sitokin pro-inflamasi.​5​
Vitamin E
Asupan vitamin E pada vegetarian lebih tinggi dibandingkan dengan non-vegetarian. Vitamin E merupakan antioksidan yang penting dalam melakukan proteksi terhadap membran lipid dari kerusakan oksidatif. Vitamin E juga dapat meningkatkan dan mengoptimalkan respon imun (sitokin Th1), proliferasi limfosit, produksi IL-2, sitotoksisitas sel NK, fungsi fagositik makrofag, dan resistensi terhadap infeksi.​6​
Asam Folat
Asupan asam folat pada vegetarian lebih tinggi dibandingkan dengan non-vegetarian. Vitamin B, termasuk asam folat sangat penting untuk sintesis, replikasi, dan perbaikan nukleotida DNA dan RNA sehingga diperlukan dalam proliferasi dan kelangsungan hidup sel-sel di dalam tubuh.
Dalam sistem imun, asam folat berperan dalam mempertahankan aktivitas sel NK serta sel Treg yang dapat menurunkan jumlah sel T. Apabila terjadi defisiensi asam folat maka akan menghambat aktivitas dari sel T CD8+, menurunkan proliferasi dari limfosit serta menurunkan aktivitas sel NK sehingga menyebabkan peningkatan infeksi. Selain itu, jika terjadi defisiensi asam folat akan menyebabkan defisiensi vitamin B6 juga yang dapat mengganggu imunitas seperti atrofi limfoid dan penurunan jumlah limfosit.​5​
Vitamin B12
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa status vitamin B12 pada vegetarian kurang jika dibandingkan dengan non-vegetarian, yang disebabkan tidak teratur dalam mengonsumsi sumber vitamin B12. Namun, dibandingkan dengan lacto-ovo vegetarian yang memperoleh vitamin B12 yang cukup dari konsumsi susu dan telur, vegan memiliki konsentrasi vitamin B12 plasma yang paling rendah, prevalensi defisiensi vitamin B12 yang paling tinggi, dan konsentrasi homosistein plasma yang paling tinggi. 38 Vitamin B12 merupakan vitamin esensial yang ditemukan secara eksklusif pada produk hewani seperti daging merah, unggas, makanan laut, susu, keju dan telur. Vegetarian terutama vegan dapat memperoleh vitamin B12 dari makanan-makanan yang telah difortifikasi seperti fortifikasi pada produk kedelai.​7​
Vitamin B12 memiliki fungsi yang paling penting yakni sintesis DNA yang diperlukan untuk pembelahan sel sehingga dapat memodulasi imunitas tubuh manusia. Vitamin B12 berperan sebagai imunomodulator pada imunitas seluler. Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan penurunan aktivitas pembunuhan bakteri, peningkatan abnormal dari rasio CD4+CD8-/CD4-CD8+, penurunan aktivitas sel NK, dan penurunan konsentrasi C3, IgM and IgG serum.
Zat Besi
Penelitian kohort dari The European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC)-Oxford menyebutkan bahwa asupan zat besi antara vegetarian dengan non-vegetarian adalah sama. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa asupan zat besi pada vegetarian sebenarnya lebih tinggi dibandingkan dengan non-vegetarian.
Kandungan zat besi yang terdapat pada diet vegetarian merupakan besi non-heme yang bioavailabilitasnya lebih rendah dibandingkan besi heme yang terkandung pada produk hewani.47 Selain itu, penyerapan zat besi pada vegetarian juga mungkin terganggu karena diet vegetarian mengandung inhibitor seperti fitat yang terdapat pada kacang-kacangan dan biji-bijian. Oleh karena itu, vegetarian biasanya memiliki kadar serum ferritin dan hemoglobin yang lebih rendah dibandingkan dengan non-vegetarian. Namun, vegetarian dapat menurunkan risiko tersebut dengan mengonsumsi makanan-makanan yang kaya akan enhancer zat besi seperti vitamin C.​4,8​

Zat besi merupakan komponen dari enzim ribonucleotide reductase yang terlibat dalam produksi DNA dan pembelahan sel dan diperlukan dalam diferensiasi monosit menjadi makrofag dimana makrofag itu sendiri membutuhkan zat besi sebagai kofaktor dalam melakukan mekanisme antimikroba, seperti oxidative burst. Defisiensi zat besi dapat menyebabkan peningkatan jumlah neutrofil dan basofil namun menurunkan kemampuan neutrofil dalam membunuh bakteri, penurunan kapasitas proliferasi dari leukosit, penurunan jumlah beberapa sitokin sehingga menurunkan aktivitas sitokin yang berdampak pada disfungsi sel T limfosit.
Baca : Beda Besi Heme dan Non Heme
Zink / Seng
Vegetarian berisiko mengalami defisiensi seng. Namun risiko tersebut tidak terlalu besar dibandingkan dengan non-vegetarian. Asupan seng yang kurang sering dialami oleh para vegetarian dengan jenis kelamin perempuan, khususnya di usia remaja dan lansia. Makanan nabati yang menjadi diet vegetarian sebenarnya kaya akan seng, namun sebagian besar mengandung fitat yang menjadi penghambat penyerapan seng sehingga bioavailabilitasnya berkurang. Efek penghambatan dari fitat tersebut dapat diminimalkan dengan metode pengolahan makanan yang modern seperti perendaman, pemanasan, perkecambahan, fermentasi dan ragi.​4​
Seng menjadi salah satu unsur yang penting dalam respon imun karena seng berperan sebagai struktural, katalisator, dan pengatur untuk enzim, protein dan faktor transkripsi gen di dalam tubuh. Seng merupakan antioksidan yang berperan dalam pertahanan terhadap stres oksidatif yang disebabkan spesies oksigen reaktif (ROS) yang diproduksi dan dilepas oleh makrofag yang diaktifkan.​9​
Lebih Lanjut : Faktor Peningkat dan Penghambat Penyerapan Zink
Selenium
Asupan selenium pada vegetarian, khususnya vegan jauh lebih rendah dibandingkan dengan non-vegetarian. Kandungan selenium pada makanan nabati sangat ditentukan oleh kadar selenium dari tanah.​1​ Selenium berperan sebagai antioksidan yang melakukan proteksi terhadap kerusakan DNA. Selenium merupakan salah satu mineral yang esensial untuk respon imun yang optimal, baik spesifik maupun non-spesifik. Salah satu peran selenium dalam sistem imun, yang dibantu oleh antioksidan glutathione peroksidase, yaitu melindungi neutrofil dari radikal turunan oksigen yang dibentuk untuk membunuh mikroba yang masuk ke dalam tubuh. Defisiensi selenium dapat menyebabkan penurunan proliferasi limfosit, gangguan kemotaksis pada neutrofil, dan penurunan kadar IgG dan IgM.​10​
Referensi
- 1.Phillips F. Vegetarian Nutrition. High Holborn; 2005.
- 2.Craig WJ. Health effects of vegan diets. The American Journal of Clinical Nutrition. Published online March 11, 2009:1627S-1633S. doi:10.3945/ajcn.2009.26736n
- 3.Erickson KL, Medina EA, Hubbard NE. Micronutrients and Innate Immunity. J INFECT DIS. Published online September 2000:S5-S10. doi:10.1086/315922
- 4.Position of the American Dietetic Association: Vegetarian Diets. Journal of the American Dietetic Association. Published online July 2009:1266-1282. doi:10.1016/j.jada.2009.05.027
- 5.Mansouri R, Moogooei M, Razavi N, Mansourabadi A. The role of vitamin D3 and vitamin B9 (Folic acid) in immune system. International Journal of Epidemiologic Research. 2016;3(1):69-85.
- 6.Rizvi S, Raza S, Ahmed F, Ahmad A, Abbas S, Mahdi F. The role of vitamin e in human health and some diseases. Sultan Qaboos Univ Med J. 2014;14(2):e157-65. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24790736
- 7.Zeuschner CL, Hokin BD, Marsh KA, Saunders AV, Reid MA, Ramsay MR. Vitamin B12 and vegetarian diets. Medical Journal of Australia. Published online June 2013. doi:10.5694/mja11.11509
- 8.Saunders AV, Craig WJ, Baines SK, Posen JS. Iron and vegetarian diets. Medical Journal of Australia. Published online June 2013. doi:10.5694/mja11.11494
- 9.Ibrahim K, El-Sayed E. Potential role of nutrients on immunity. International Food Research Journal. 2016;23(2):464-474.
- 10.Arthur JR, McKenzie RC, Beckett GJ. Selenium in the Immune System. The Journal of Nutrition. Published online May 1, 2003:1457S-1459S. doi:10.1093/jn/133.5.1457s
