Bawang Merah Dapat Mengobati Asma?
Sering sekali kita temui bahwa bawang merah itu ada pada bumbu dapur. Namun ternyata bawang merah bisa mengobati asma juga loh! Yuk kita simak artikelnya =)
Asma
adalah gangguan peradangan saluran pernapasan kronis di mana banyak sel dan elemen – elemen seluler yang seperti sel mast, eosinophil, limfosit T, neutrophil dan sel epitel yang dapat menyebabkan inflamasi1 Asma ditandai dengan hiperresponsivitas jalan nafas, hiperplasia sel mukus, inflamasi infiltrasi sel dan bronkokonstriksi reversibel, yang dapat berkembang menjadi fibrosis jalan napas dan peningkatan reaktivitas otot polos.2
Faktor risiko asma dapat dibagi menjadi tiga domain besar, yaitu alergen, iritan, dan lain sebagainya yang tidak tergolong dalam alergen maupun iritan. Di samping itu, yang mempengaruhi perkembangan dan ekspresi asma terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari genetik, obesitas, jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan ekspresi emosi yang kuat atau berlebihan. Sedangkan eksternalnya meliputi occupational irritant, infeksi virus di saluran nafas, alergen, asap rokok, polusi udara, obat-obatan, dan perubahan suhu terkait perubahan musim atau kondisi geografis lainnya.3
Bawang Merah
Allium cepa L. (bawang merah) umumnya digunakan untuk mengobati kondisi inflamasi seperti asma.2 Lazim dikonsumsi sebagai bumbu untuk menambah cita rasa masakan, dan dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bawang merah digunakan secara tradisional untuk mengobati berbagai penyakit seperti : pusing, bisul, batuk, batuk kering, batuk sesak, disentri, sembelit, susah tidur, dan pilek (untuk anak- anak dan bayi).4
Bawang merah memiliki kandungan mineral kalium yang cukup tinggi. Kalium berperan penting dalam proses metabolisme. Mineral ini juga penting dalam menjaga keseimbangan tekanan darah, mencegah pengerasan pembuluh darah, dan membersihkan pembuluh darah dari endapan kolesterol jahat, serta membantu mengatur kontraksi otot rangka dan otot halus, dan berperan penting dalam fungsi kerja saraf dan otak.4
Senyawa utama yang ditemukan di Allium ekstrak cepa L. (AcE) merupakan senyawa flavonoid seperti quercetin, yang merupakan senyawa fenolik alami yang ada buah-buahan dan sayuran, menunjukkan banyak farmakologis sifat seperti efek anti-inflamasi dan antioksidan. 5Bersama dengan flavanol, bioaktif utama konstituen dalam Allium cepa L. adalah senyawa belerang. Pada penelitian sebelumnya senyawa sulfur yang mudah menguap menggambarkan keberadaan propanethiol, dipropyl disulfide dan tiosulfinat. Sulfoksida, bertanggung jawab atas rasa dan bau bawang. Propanethiol disarankan menjadi sumber utama bau khas bawang merah.6
Hasil Penelitian
Beberapa hasil penelitian terkait dengan pemanfaatan bawang merah untuk terapi penyakit, menunjukkan bahwa bawang merah sendiri atau dikombinasikan dengan bahan ramuan lainnya cukup efektif untuk mencegah atau mengobati berbagai penyakit. Penyakit yang telah berhasil diterapi dengan bawang merah sebagai ramuan herbal adalah: ambeien, asma, batuk, bisul, cacingan, demam, masuk angin, mata ikan, gangguan buang air kecil, mimisan, perut kembung, selesma, sembelit, sengatan serangga, sakit kepala, kelainan prostat, daya tahan tubuh lemah, dan rambut rontok.4 Terapi penyakit dengan bawang merah dapat dilakukan dengan atau tanpa kombinasi dengan bahan-bahan herbal lainnya. seperti, siapkan satu cangkir jus bawang merah dicampur dengan madu, lalu diminum selama 10 hari.4
Flavonoid, biasanya ditemukan di Allium cepa, memiliki efek relaksasi pada otot polos trakea terisolasi dan mungkin memiliki efek bronkodilator.6 Berdasarkan studi pemberian ekstrak Allium cepa 10, 100 or 1000 μg/ml atau quercetin 3.5, 7.5, 15 μg/ml in vitro dapat menurunkan produksi sitokin inflamasi, relaksasi cincin trakea, dan mengurangi jumlah total sel di bronchoalveolar lavage (BAL) dan eosinophil peroxidase (EPO) di paru-paru. Allium cepa L. mungkin memiliki efek anti alergi lebih intens dari Quercetin, dan mungkin dapat mengobati asma. Bawang merah berpotensi sebagai obat antiasthmatic, karena keduanya memiliki imunomodulator dan sifat bronkodilatasi.2
Referensi
- 1.Tanjung DH. Jaringan Saraf Tiruan dengan Backpropagation untuk Memprediksi Penyakit Asma. citec. Published online April 4, 2015:28. doi:10.24076/citec.2014v2i1.35
- 2.Oliveira TT, Campos KM, Cerqueira-Lima AT, et al. Potential therapeutic effect of Allium cepa L. and quercetin in a murine model of Blomia tropicalis induced asthma. DARU J Pharm Sci. Published online February 21, 2015. doi:10.1186/s40199-015-0098-5
- 3.Sari N. Asma: Hubungan Antara Faktor Risiko, Perilaku Pencegahan, Dan Tingkat Pengendalian Penyakit. Jurnal Ners Lentera. 2013;1:30-41.
- 4.Aryanta IWR. BAWANG MERAH DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN. widyakesehatan. Published online March 20, 2019:29-35. doi:10.32795/widyakesehatan.v1i1.280
- 5.Joskova M, Franova S, Sadlonova V. Acute bronchodilator effect of quercetin in experimental allergic asthma. Bratisl Lek Listy. 2011;112(1):9-12. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21452772
- 6.Park H, Lee C-M, Jung ID, et al. Quercetin regulates Th1/Th2 balance in a murine model of asthma. International Immunopharmacology. Published online March 2009:261-267. doi:10.1016/j.intimp.2008.10.021
Editor : Ayu Rahadiyanti