Pengaruh Rokok Terhadap Nafsu Makan

Rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia dan 400 jenis dari bahan-bahan tersebut bersifat toksik. Berdasarkan studi rokok dikaitkan dengan nafsu makan, kualitas diet dan aktivitas fisik yang kurang baik. Mari kita simak pada artikel ini =)

Rokok

merupakan salah satu produk tembakau yang dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintesisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok biasanya berbentuk silinder dari kertas berukuran panjang antara 70-120 mm dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Merokok dapat berdampak pada kesehatan, sosial, ekonomi, dan lingkungan tidak hanya bagi perokok tapi juga bagi orang lain.​1​

https://pixabay.com/id/illustrations/rokok-tembakau-berbahaya-2469361/
https://pixabay.com/id/illustrations/rokok-tembakau-berbahaya-2469361/

Rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia dan 400 jenis dari bahan-bahan tersebut bersifat toksik. Komposisi rokok antara lain nikotin, ammonia, logam (arsenic, cadmium, kromium, merkuri, timah, nikel, selenium), nitrosamin, dan mentol. Komponen gas asap rokok antara nikotin, tar, karbon monoksida (CO), zat bersifat volatile (benzene, 1,3-butadiena, formaldehid, asetaldehid), nitrosamine, logam (arsenic, cadmium, kromium, merkuri, timah, nikel, selenium), nitrogen oksida, hydrogen sianida. Zat-zat beracun ini mengiritasi dan bersifat karsinogen atau dapat menimbulkan kanker.​2​

Rokok dan Nafsu Makan

Rokok mengandung nikotin yang bertindak atas nikotinat reseptor kolinergik di otak dan ganglia otonom. Ikatan nikotin ke dalam reseptor nikotinat membuka saluran ion, sehingga memungkinkan masuknya natrium dan kalsium, serta melepaskan berbagai neurotransmiter. Proses ini menyebabkan pelepasan katekolamin, dan dalam sistem saraf pusat juga terjadi pelepasan dopamin, norepinefrin, serotonin, asetilkolin, glutamat, asam γ-aminobutirat, dan neurotransmitter lainnya. Nikotin menurunkan berat badan dengan meningkatkan laju metabolisme dan menekan asupan makan. Dalam sehari, merokok meningkatkan pengeluaran energi sebesar 10%, peningkatan tersebut sesuai dengan pengeluaran 200 kkal per 24 jam.​3​

Nikotin merupakan komponen kimia utama pada rokok yang menyebabkan ketagihan. Risiko kecanduan nikotin tergantung pada dosis nikotin, tingkat penyerapan, dan konsentrasi nikotin yang digunakan. Begitu juga dengan tingkat toksisitas yang disebabkan oleh nikotin tergantung pada dosis, durasi dan frekuensi, dan formulasi produk nikotin. Nikotin memiliki banyak efek potensial pada regulasi sistem saraf pusat dalam pengaturan makan dan pengeluaran energi. Pengaturan makan dan laju metabolisme oleh otak terjadi dalam hipotalamus yang mengintegrasikan sinyal-sinyal perifer dari rasa kenyang. Leptin dilepaskan dari jaringan adiposa dan bertindak untuk menekan nafsu makan dan meningkatkan metabolisme. Pelepasan hormon seperti norepinefrin, dopamin, serotonin, dan asam γ-aminobutiric oleh sistem saraf pusat mempengaruhi bahan kimia otak yang menekan nafsu makan dan meningkatkan laju metabolisme (seperti pro-opiomelanocortin dan kokain amfetamin regulasi transkip) serta yang menekan nafsu makan dan menurunkan tingkat metabolisme.​3​

Kualitas Diet pada Perokok

Kebiasaan merokok berdampak pada kualitas diet. Perubahan pola makan terkait merokok disebabkan nikotin yang menekan nafsu makan dan menurunkan persepsi terhadap rasa dan bau sehingga menyebabkan perokok kurang tertarik untuk mengonsumsi buah dan sayur. Saat merokok, terjadi absorbsi nikotin secara cepat yang berasal dari tembakau ke dalam paru‑paru dan masuk ke dalam otak. Nafsu makan juga dipengaruhi oleh beberapa hormon akibat pengaruh dari nikotin antara lain dopamine, norephinefrin, dan leptin. Neuropeptida Y adalah peptida yang dapat meningkatkan asupan makan dan terletak di nukleus arkuata hipotalamus. Akan tetapi, nikotin yang terkandung pada rokok, dapat menekan peptida tersebut sehingga terjadi penurunan nafsu makan.​4​

Berdasarkan penelitian di Iran, pola hidup non perokok lebih banyak mengonsumsi buah dan sayuran, sedangkan perokok mengkonsumsi lebih banyak daging dan makanan berlemak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perokok berat memiliki kualitas diet rendah dan berhubungan dengan asupan rendah antioksidan.​5​ Penelitian di Kanada melaporkan bahwa asupan lemak total dan lemak jenuh pada perokok tergolong lebih tinggi, sedangkan asupan asam folat, vitamin C, dan serat pada perokok tergolong lebih rendah dibandingkan non perokok.​6​ Sementara, hasil penelitian di Pakistan menunjukkan perokok lebih jarang mengkonsumsi sayur dan buah sehingga mengakibatkan terjadinya kekurangan zat gizi mikro dan pola diet yang tidak seimbang.​7​ Hal ini sejalan dengan penelitian di Semarang pada mahasiswa perokok didapatkan hasil bahwa subjek lebih banyak mengkonsumsi makanan berlemak dan mengandung tinggi natrium serta rendah konsumsi sayur dan buah.​8​

Lebih Lanjut : Konsumsi Vitamin C

Rokok dan Aktivitas Fisik

Selain rokok mempengaruhi nafsu makan dan kualitas diet. Merokok juga mempengaruhi aktivitas fisik. Penelitian di Yunani menyebutkan bahwa pada usia dewasa muda yang tidak merokok memiliki tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang merokok. Dewasa muda yang tidak merokok dan menjalankan olahraga dengan baik memiliki persepsi yang lebih baik tentang kesehatan, diet, dan memiliki kesadaran yang lebih baik dari perokok. Penurunan kemampuan kardiorespirasi menyebabkan terganggunya aktivitas fisik pada perokok.​9​ Hal ini sejalan dengan penelitian bahwa bahwa aktivitas fisik pada perokok cenderung lebih ringan dibandingkan dengan non perokok.​8​

Nikotin dapat mengganggu sistem saraf simpatis dengan meningkatkan kebutuhan oksigen, frekuensi denyut jantung, tekanan darah, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Karbon monoksida (CO) dapat menurunkan persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard dan dapat pula menimbulkan desaturasi hemoglobin sehingga menurunkan kapasitas latihan fisik. CO menggantikan oksigen di hemoglobin dan mengganggu pelepasan oksigen. Perokok mengalami penurunan sebesar 10% dalam durasi latihan fisik yang disebabkan oleh menurunnya produksi O2 dalam jaringan yang dipengaruhi oleh CO dan juga akibat dari desaturasi O2 dalam saluran darah, dan menurunnya transportasi, suplai dan sistem pengikatan O2 sehingga mengganggu kapasitas latihan fisik.​9​

Baca : Diet Mediterania

Referensi

  1. 1.
    Kemenkes RI I. Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia Berdasarkan Riskesdas 2007 Dan 2013 . Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
  2. 2.
    BPOM RI R. Kadar Nikotin dan Tar pada Produk Rokok di Indonesia . BPOM RI. 2017;18(2):3-5.
  3. 3.
    Audrain-McGovern J, Benowitz N. Cigarette smoking, nicotine, and body weight. Clin Pharmacol Ther. 2011;90(1):164-168. doi:10.1038/clpt.2011.105
  4. 4.
    Komiyama M, Wada H, Ura S, Yamakage H, Satoh-asahara N, Shimatsu A. Analysis of Factors That Determine Weight Gain during Smoking Cessation Therapy. PLoS One. 2013;8(8):4-9.
  5. 5.
    Ashkezari M. Dietary Habits Of Smokers and Non-Smokers, Tehran, Iran : a Case-Control Study . Natl Res Institue Tuberc Lung Dis. Published online 2006:1-25.
  6. 6.
    Palaniappan U, Jacobs S, O’Loughlin J, Gray-Donald K. Fruit and vegetable consumption is lower and saturated fat intake is higher among Canadians reporting smoking. J Nutr. 2001;131(7):1952-1958. doi:10.1093/jn/131.7.1952
  7. 7.
    Paracha P, Khan T, Vriesekoop F, Salahuddin M. Association between Smoking and Anthropometric Characteristics, Biochemical Markers, and Dietary Intake of Pakistani Male Adult Population. Adv Food Technol Nutr Sci Open J. 2015;1(4):88–96.
  8. 8.
    Restutiwati F, Murbawani E, Rahadiyanti A. KUALITAS DIET, AKTIVITAS FISIK, DAN STATUS GIZI PADA PEROKOK DEWASA AWAL. Journal Nutrition College. 2019;8(3):156-163.
  9. 9.
    Papathanasiou G, Papandreou M, Galanos A, et al. Smoking and physical activity interrelations in health science students. Is smoking associated with physical inactivity in young adults? Hellenic J Cardiol. 2012;53(1):17-25. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22275739

Ayu Rahadiyanti

Executive Editor Ahli Gizi ID | Lecturer | Writer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *