Kaitan Persentase Lemak Tubuh dan Fungsi Paru

Apakah persen lemak tubuh yang lebih dihubungkan dengan penurunan fungsi paru? Mari kita simak pada artikel berikut.

Persentase lemak tubuh

Body fat adalah persentase berat lemak total dalam tubuh terhadap berat badan dan merupakan indikator kesehatan. Peningkatan persentase lemak dalam tubuh berkaitan dengan kelebihan berat badan maupun masalah distribusi lemak dalam tubuh. Peningkatan kadar lemak ini dapat memicu penimbunan lemak dalam jaringan subkutan, ataupun meningkatnya jumlah lemak di dinding dada dan abdomen (lemak viseral).​1​

Kadar lemak yang berlebihan sangat beresiko terhadap berbagai penyakit. Penentuan klasifikasi persen lemak tubuh sebagai kriteria masalah gizi, dapat diukur dengan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). BIA adalah suatu pengukuran komposisi tubuh dengan menggunakan impedance listrik. Pada dasarnya, tubuh manusia terdiri dari tulang, air, elektrolit, otot, dan lain-lain. Jaringan lemak bukan merupakan konduktor yang baik, karena tidak ada ion dan cairan elektrolit di dalamnya, sedangkan lean body mass terdiri dari ion dan cairan yang relatif lebih baik dalam menghantar arus listrik. Oleh karena itu, total lemak tubuh dapat diukur menggunakan BIA dengan cara mengurangi total berat tubuh dengan lean body mass. Peningkatan massa lemak memicu penimbunan lemak dalam pembuluh darah, sehingga dapat menghambat sirkulasi darah, yang menjadi transporter O2 dan CO2.​2​

Lebih lanjut : Pengukuran Antropometri untuk Obesitas

Fungsi Paru

Paru berfungsi untuk pertukaran gas antara udara luar dan darah, dimana oksigen dari udara masuk ke darah serta karbon dioksida dari darah ke udara. Paru-paru akan mengembang saat inspirasi dan akan mengempis saat ekspirasi.​3​ Volume paru akan berubah-ubah ketika proses pernapasan berlangsung. Volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

a. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada setiap kali pernafasan normal. Besarnya ± 500 ml pada rata-rata orang dewasa.
b. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000 ml.
c. Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi maksimum pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya ± 1100 ml.
d. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya ± 1200 ml.

Pemeriksaan fungsi paru berguna untuk menentukan adanya gangguan dan derajat gangguan fungsi paru. Hasil pemeriksaan digunakan untuk menilai hasil terapi dan perkembangan penyakit. Salah satu uji faal paru yaitu uji spirometri. Uji spirometri merupakan pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan di paru-paru dan saluran pernapasan. Alat yang digunakan untuk pengukuran spirometri disebut dengan spirometer, yaitu alat sederhana yang dilengkapi pompa atau bel yang akan bergeser pada waktu pasien bernafas kedalamnya melalui sebuah katup dan tabung penghubung. Pada waktu menggunakan spirometer, grafik akan terekam pada sebuah drum yang dapat berputar dengan sebuah pena pencatat. Pengukuran volume paru statis dalam praktik digunakan untuk mencerminkan elastisitas paru dan toraks.​3,4​

Pengukuran yang paling berguna adalah kapasitas vital, kapasitas paru total, kapasitas residu fungsional, dan volume residu. Penyakit yang membatasi pengembangan paru (gangguan restriktif) akan mengurangi volume-volume ini. Sebaliknya, penyakit yang menyumbat saluran nafas hampir selalu dapat meningkatkan kapasitas residu fungsional dan volume residu akibat hiperinflasi paru.​3,4​ Besar nilai kapasitas vital paru yang diperoleh menggunakan fungsi tersebut dapat dibandingan dengan nilai standar untuk mengidentifikasi normal atau tidaknya fungsi paru-paru.​5​

Baca : Pencegahan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Kaitan obesitas dan kapasitas vital paru

Pada orang obesitas, peningkatan lemak dalam tubuh, memicu adanya timbunan lemak di beberapa bagian tubuh. Simpanan lemak non-esensial khususnya lemak subkutan dan lemak viseral dalam jumlah berlebih akan mengganggu proses dalam tubuh dan dapat menimbulkan penyakit degeneratif. Peningkatan lemak viseral memiliki pengaruh pada sifat mekanik dada dan diafragma, serta menujukkan adanya perubahan fungsi pernapasan, yaitu penurunan fungsi paru dan perubahan gambaran ventilasi pada setiap respirasi. Penimbunan massa lemak juga meningkatkan elastisitas dan kemampuan sistem pernapasan, sehingga meningkatkan kerja otot-otot pernapasan untuk bekerja keras guna mengatasi rekoil elastis yang berlebihan. Di samping itu, peningkatan kecepatan metabolik pada massa lemak tinggi akan meningkatkan konsumsi O2 dan produksi CO2. Perubahan tersebut menghasilkan peningkatan ventilasi, sehingga volume residu pernapasan dan kapasitas vital menurun.​1,6​

Penumpukan lemak dalam tubuh juga berasosiasi dengan berbagai penyakit dan gangguan pernapasan. Penelitian yang dilakukan pada 242 sukarelawan sehat, memberikan hasil bahwa pada responden kelompok normal rata-rata nilai kapasitas vital paru adalah 80%, sedangkan pada responden kelompok obesitas didapatkan angka sebesar 63,3%. Penelitian lain yang dilakukan terhadap anak dengan obesitas, didapatkan hasil adanya penurunan kapasitas vital paru dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu anak yang tidak obesitas.​2​

Penelitian lain menyebutkan bahwa kelebihan jaringan adiposa dikaitkan dengan peningkatan mediator inflamasi dan sitokin, yang dapat berpengaruh pada penyempitan saluran pernapasan subyek karena plak atau timbunan lemak, dan berkontribusi pada pengembangan hiperaktivitas bronkial. Perubahan karakteristik yang dapat dicatat pada sistem mekanik pernapasan yaitu meningkatnya jumlah lemak di dinding dada dan diafragma serta menunjukkan adanya perubahan pernapasan yang menyimpang selama inspirasi dan ekspirasi. Efek kompresi jaringan tersebut pada torak menurunkan volume paru akhir ekspirasi pada saat istirahat, compliance dinding dada menurun, kerja pernapasan meningkat yang pada dasarnya disebabkan adanya penurunan pada volume residu ekspirasi, kapasitas vital dan kapasitas total paru.​7​

Referensi

  1. 1.
    Pinzon R. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kapasitas Vital Paru-paru Golongan Usia Muda. Bul Penelit Kesehat. 1999;6(1):1-5.
  2. 2.
    El-Baz F, F, Kamal T. Impact of Obesity and Body Fat Distribution on Pulmonary Function og Egyptian Children. Egypt J Bronchol. 2009;3.
  3. 3.
    Guyton A, Hall J. Textbook of Medical Physiology. Elsevier Ltd; 2006.
  4. 4.
    Djojodibroto D. Respirologi . 2nd ed. EGC Medical Publisher; 2009.
  5. 5.
    Koesyanto H, Pawenang E. Panduan Praktikum Laboratorium Kesehatan Da Keselamatan Kerja. UPT Unnes Press; 2005.
  6. 6.
    Collins LC, Hoberty PD, Walker JF, Fletcher EC, Peiris AN. The Effect of Body Fat Distribution on Pulmonary Function Tests. Chest. Published online May 1995:1298-1302. doi:10.1378/chest.107.5.1298
  7. 7.
    Winck AD, Heinzmann-Filho JP, Soares RB, Silva JS da, Woszezenki CT, Zanatta LB. Effects of obesity on lung volume and capacity in children and adolescents: a systematic review. Revista Paulista de Pediatria (English Edition). Published online December 2016:510-517. doi:10.1016/j.rppede.2016.03.013

Ayu Rahadiyanti

Executive Editor Ahli Gizi ID | Lecturer | Writer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *