Pisang Dapat Mengurangi Kelelahan Otot ?

Kelelahan otot anaerobik terjadi karena akumulasi asam laktat sehingga menimbulkan nyeri dan menghambat kontraksi otot. Benarkah buah pisang berpotensi dapat mengurangi kelelahan otot? Mari kita simak pada artikel berikut.

Kelelahan Otot Anaerob

adalah suatu kondisi menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan dan ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang dilakukannya. Hal tersebut terjadi diakibatkan oleh kontraksi otot yang kuat dan lama sehingga terjadi kekurangan ATP, neuromuscular junction tidak mampu meneruskan rangsang dari otak yang memerintahkan otot untuk berkontraksi dan berelaksasi, serta terjadi akumulasi asam laktat.​1​

Indikator penurunan performa yaitu dengan cara menilai kerja otot (kemampuan otot atau sekelompok otot dalam melakukan satu kali kontraksi secara maksimal untuk melawan beban atau tahanan), daya tahan otot (kemampuan atau kapasitas sekelompok otot dalam melakukan kontraksi secara berulang-ulang melawan beban atau mempertahankan kontraksi dalam jangka waktu lama), power otot (perkalian kekuatan dengan kecepatan).​2​

Kelelahan otot pada aktivitas anaerobik terjadi disebabkan oleh aktivitas atau intensitas tinggi yang membutuhkan energi cepat dalam waktu yang singkat. Produk sampingan dari proses metabolisme secara anaerob adalah asam laktat yang apabila terakumulasi dapat menghambat kontraksi otot dan menyebabkan rasa nyeri pada otot sehingga menyebabkan kelelahan otot.​3​

Kelelahan otot pada intensitas tinggi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tingkat keasaman meningkat karena banyaknya produksi asam laktat; glukosa darah, glikogen hati dan glikogen otot yang tidak memadai serta kurang tepatnya pengaturan makan dan minum pada atlet baik sebelum maupun saat pertandingan berlangsung.​3​

Lebih Lanjut : Seberapa Penting Cairan Rehidrasi bagi Atlet?

Buah Pisang

Pisang merupakan tanaman yang berkembang biak dengan rizoma, termasuk tanaman buah dari family Musaceae dan hidup di daerah yang lembab. Buah ini merupakan tanaman serbaguna karena mulai dari bagian bawah yaitu bonggol hingga jantung pisang dapat dimanfaatkan. Terdapat dua macam jenis pisang yaitu buah yang enak dimakan setelah masak seperti pisang emas, raja, ambon dan pisang yang harus di olah terlebih dahulu seperti pisang siam, tanduk, nangka, kepok.​4​

Pisang banyak mengandung karbohidrat dan kalium yang biasa digunakan sebagai sumber energi daya tahan atlet.​5​ Jenis karbohidrat yang terdapat pada pisang berupa serat kasar dan pektin. Kandungan serat kasar terdiri dari 60% lignin, 25% selulosa, dan 15% hemiselulosa.​4​ Pisang dengan ukuran sedang 118 gram mengandung 105 kkal, 27 gram karbohidrat, 0,43 mg vitamin B6, dan 422 mg kalium. Selain itu, kandungan gulanya sebesar 14,4 gram gula yang terdiri dari campuran glukosa (5,9 gram), fruktosa (5,7 gram), dan sukrosa (2,8 gram).​4​ Sedangkan indeks glikemik (IG) pada buah pisang sebesar 51 yang 17 termasuk dalam kategori IG rendah-sedang dan buah pisang mengandung antioksidan dopamine.​6​

Manfaat buah pisang adalah menyediakan energi yang tinggi bagi tubuh dan mudah dicerna, memperbaiki mood karena pisang mengandung triptofan yaitu sejenis asam amino esensial yang dapat diubah oleh tubuh menjadi serotonin. Serotonin ini semacam hormon yang bisa memberikan efek relaksasi, memperbaiki mood, dan memunculkan rasa bahagia, membantu kerja otot-otot, mencegah kejang otot dan kram otot, menurunkan risiko stroke dan menurunkan tekanan darah. Selain itu, pisang dapat memenuhi 41% dari kebutuhan vitamin B6 di dalam tubuh sehingga membantu meningkatkan konsentrasi dan bermanfaat untuk tulang maupun otot.​7​

Baca Artikel : Penggunaan Glukosa Selama Aktivitas

Pisang Sebagai Anti Kelelahan Otot

Pengaruh karbohidrat terhadap kelelahan otot

Kandungan karbohidrat pada pisang yang tergolong tinggi diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi. Konsumsi karbohidrat sebanyak 30-60 gram/jam dapat mempertahankan level glukosa darah dan dapat menjaga tingkat pembakaran karbohidrat di dalam tubuh sehingga kelelahan dapat dihambat hingga 30-60 menit.​8​

Karbohidrat pada pisang merupakan cadangan energi yang mudah tersedia dalam waktu yang singkat dan mudah dicerna. Karbohidrat pada pisang menyediakan energi lebih cepat dari nasi, biskuit, dan jenis roti.​9​ Kandungan energi pisang berasal dari karbohidrat sederhana (glukosa, sukrosa, dan fruktosa) yang akan diubah dengan cepat menjadi sumber energi yang baik untuk kerja otak dan otot serta dapat memberikan kesinambungan energi sehingga dapat mencegah terjadinya kelelahan.​10​

Pengaruh kalium terhadap kelelahan otot

Pisang merupakan sumber kalium yang sangat baik. Satu buah pisang memberi 23% kalium yang dibutuhkan setiap harinya. Fungsi dari kalium sebagai elektrolit, mengatur keseimbangan pH, kofaktor enzim piruvat kinase, Na+ K+ -ATPase yang berperan dalam pembentukan energi, sintesis glikogen. Selain itu, kalium dapat membantu kerja otot-otot, mencegah kejang otot dan kram otot, menurunkan risiko stroke, menurunkan tekanan darah.​7,9​

Studi penelitian mengenai pemberian pisang terhadap konsentrasi plasma potassium menyatakan bahwa konsentrasi ion K+ lebih banyak ditemukan di intraseluler daripada di ekstraseluler. Selain itu, hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa konsumsi 300 gram pisang dapat meningkatkan kadar kalium darah 30-60 menit setelah di cerna, dan konsumsi 150 gram dan 300 gram pisang akan membuat glukosa darah mengalami peningkatan sehingga berpotensi mencegah terjadinya kram otot.​10​ Berdasarkan studi di sekolah sepak bola terdapat perbedaan efektivitas antara 150 gram pisang raja dan 150 gram pisang ambon dalam mengatasi kelelahan otot anaerobik pada remaja di Sekolah Sepak Bola. Pisang raja memiliki efek lebih besar dalam mengatasi kelelahan otot dibanding dengan pisang ambon.11​

Referensi

  1. 1.
    Institute of Medicine I. Powers Medicine and Science in Sport and Exercise. Rev Bras Med Esporte. 2003;9(4).
  2. 2.
    Almuktabar A. Fisiologi Kelelahan saat Dehidrasi Perspektif Fisiologi Suatu Analisis Kelelahan Saat Dehidrasi. Jurnal Iptek Olahraga. 2009;11(2):94–108.
  3. 3.
    Williams M. Nutrition for Health, Fitness, and Sport. 8th ed. The McGraw-Hill; 2009.
  4. 4.
    Cahyono B. Pisang Usaha Tani Dan Penanganan Pascapanen. Kanisius; 2009.
  5. 5.
    Bangsbo J, Iaia FM, Krustrup P. Metabolic Response and Fatigue in Soccer. International Journal of Sports Physiology and Performance. Published online June 2007:111-127. doi:10.1123/ijspp.2.2.111
  6. 6.
    Endra Y. Analisis Proksimat Dan Komposisi Asam Amino Buah Pisang Batu (Musa balbisiana colla). Published online 2006.
  7. 7.
    McKenna MJ, Bangsbo J, Renaud J-M. Muscle K+, Na+, and Cl− disturbances and Na+-K+ pump inactivation: implications for fatigue. Journal of Applied Physiology. Published online January 2008:288-295. doi:10.1152/japplphysiol.01037.2007
  8. 8.
    Irawan M. Nutrisi, Energi & Performa Olahraga. Polton Sport Science & Performance Lab; 2007.
  9. 9.
    Miller KC. Plasma Potassium Concentration and Content Changes After Banana Ingestion in Exercised Men. Journal of Athletic Training. Published online November 1, 2012:648-654. doi:10.4085/1062-6050-47.6.05
  10. 10.
    Nieman DC, Gillitt ND, Henson DA, et al. Bananas as an Energy Source during Exercise: A Metabolomics Approach. Lucia A, ed. PLoS ONE. Published online May 17, 2012:e37479. doi:10.1371/journal.pone.0037479
  11. 11.
    Lone V, Ardiaria M, Nissa C. PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN PISANG RAJA DAN PISANG AMBON TERHADAP INDEKS KELELAHAN OTOT ANAEROBIK PADA REMAJA DI SEKOLAH SEPAK BOLA. Journal of Nutrition College. 2017;6(4):350-356.

Ayu Rahadiyanti

Executive Editor Ahli Gizi ID | Lecturer | Writer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *