Diet pada Ibu Hamil
Oleh : Muhammad Iqbal Basagili, S.Gz., M.P.H. (Nutr & Diet)
Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan optimal janin dan persiapan persalinan. Penambahan zat-zat gizi berguna untuk kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin saat persalinan, persiapan menyusui dan tumbuh kembang bayi. Status gizi dan pola makan merupakan faktor yang mempengaruhi penambahan berat badan ibu hamil.Kekurangan gizi hingga kini masih menjadi masalah besar, termasuk di Indonesia. Golongan yang paling rentan terhadap kekurangan gizi adalah ibu hamil. Oleh karena itu, diet pada ibu hamil perlu diperhatikan.
Kecenderungan semakin tingginya angka Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian ibu serta ibu yang melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Oleh karena itu, ibu hamil perlu diperhatikan agar janin tetap sehat.
Manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil diantaranya memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin, mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan baik dan aman. Membentuk jaringan untuk tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu, mengatasi permasalahan selama kehamilan serta ibu memperoleh energi yang cukup dan berfungsi untuk menyusui setelah kelahiran bayi1.
Syarat pengaturan makanan atau diet pada ibu hamil pada trimester I ditambah 180 kkal dari kebutuhan sebelum hamil sedangkan untuk trimester II dan III ditambah 300 kkal dari kebutuhan sebelum hamil. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil dianjurkan mengonsumsi tablet tambah darah setiap hari, dengan total minimal 90 tablet selama kehamilan. Bahan makanan dan makanan yang dianjurkan sumber karbohidrat diantaranya beras, kentang, bihun, mie, roti, makaroni, dan crakers. Sumber protein seperti ayam, ikan, daging, telur, hati, keju, susu,tahu, tempe dan kacang-kacangan. Sayur dan buah yang dimasak berwarna yang segar juga dianjurkan2.
Ada baiknya ibu hamil memperhatikan hal-hal yang dianjurkan seperti makan lebih banyak dari sebelum hamil agar penambahan berat badan sesuai dengan umur kehamilan. Bagi ibu yang terlalu gemuk, kurangi porsi makanan sumber energi dari lemak dan karbohidrat. Bila ibu yang terlalu kurus tambahkan porsi makanan sumber energi dan protein. Untuk menghindari penimbunan cairain/edema, perhatikan penggunaan garam dalam makanan dan minuman atau dengan membatasi cemilan gurih dan asin.
Menurut angka kecukupan gizi tahun 2013 konsumsi air yang disarankan untuk ibu hamil ±2600ml/hari atau 2,6liter/hari. Cairan dibutuhkaan untuk membangun sel darah merah dan sirkulasi, serta mengatur suhu tubuh. Cairan diperlukan tubuh untuk mengatasi konstipasi. Asam folat sangat dibutuhkan saat terjadinya penambahan jumlah sel dimasa awal kehamilan (trimester 1 dan 2).
Kekurangan asam folat biasanya akan dikaitkan dengan tingginya resiko bayi mengalami neutral tube defects atau berat bayi lahir rendah dan lahir prematur. Vitamin A dalam bentuk retinol berkontribusi terhadap kualitas pengelihatan bayi, namun tidak boleh terllau berlebihan dan tidak diperlukan suplementasi (tambahkan upper level vit A). Kekurangan iodium saat masa kehamilan sedapat mungkin harus dihindari. Asupan iodium yang kurang dalam kehamilan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan otak fetus, BBLR, kretin dan kongenital yng abnormal. Mengingat pentingnya iodium dalam masa ini, bumil dianjurkan untuk mengkonsumsi produk produk fortifikasi iodium seperti garam beryodium.
Makanan/minuman yang kurang dianjurkan untuk ibu hamil:
– makanan yg dibakar
– undercooked (raare/medium rare)
– makanan ikan dalam (kontaminan tinggi)
– makanan yang merangsang pencernaan (terlalu pedas, dll)
– Buah-buahan tertentu (nanas, durian)
REFERENSI:
- 1.Sulastijah. Pengaruh Pendidikan Gizi dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Konsumsi Zat Besi melalui Kelas Ibu Hamil. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2015;12(2).
- 2.Kementrian Kesehatan RI. Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2012.
Pingback: Kontaminan Merkuri di Pangan - Blog AhliGiziID