Diet Quality Questionnaire (DQQ): Survei Gizi Cepat dan Efektif
Pernahkah kamu berpikir, bagaimana para ahli bisa tahu apakah pola makan masyarakat itu sehat atau tidak? Selama ini, penilaian kualitas diet identik dengan survei rumit dan biaya besar. Tapi kini, ada alat baru yang bisa memantau pola makan dengan cara lebih sederhana dan efisien.
Metode tersebut dikenal dengan istilah Diet Quality Questionnaire (DQQ), inovasi survei gizi global yang dikembangkan oleh peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health bersama FAO, WHO, dan Gallup.
Mengapa Kita Butuh Cara Baru untuk Menilai Pola Makan?
Masalah utama dalam survei gizi bukan hanya soal data, tapi juga biaya dan waktu. Selama ini, alat yang digunakan seperti 24-hour recall dan Food Frequency Questionnaire (FFQ) memang akurat, tapi:
- Butuh waktu lama untuk wawancara dan analisis.
- Harus dilakukan oleh tenaga ahli gizi terlatih.
- Biayanya bisa mencapai ratusan dolar per responden.
Akibatnya, hanya sedikit negara yang punya data diet nasional yang lengkap. Padahal, informasi ini sangat penting untuk menilai kemajuan menuju pola makan sehat dan berkelanjutan sesuai target Sustainable Development Goals (SDG).
Selain itu, instrumen yang sudah ada seperti Minimum Dietary Diversity for Women (MDD-W) hanya bisa digunakan pada perempuan usia 15–49 tahun, dan tidak cukup untuk mengukur risiko penyakit tidak menular seperti diabetes atau hipertensi.1
Melihat kendala tersebut, para ahli gizi internasional membentuk Technical Advisory Group (TAG) yang terdiri dari FAO, WHO, UNICEF, Gallup, dan peneliti Harvard. Tujuannya sederhana, yakni menciptakan alat survei gizi yang murah, cepat, dan valid di berbagai negara.
Dari hasil kajian literatur dan serangkaian uji coba di beberapa negara (termasuk Amerika Serikat dan Brasil), lahirlah Diet Quality Questionnaire (DQQ).
Instrumen ini berisi 29 pertanyaan sederhana dengan jawaban ya atau tidak, yang menanyakan apakah seseorang mengonsumsi kelompok makanan tertentu dalam 24 jam terakhir.
DQQ bukan hanya efisien, tapi juga terbukti valid secara ilmiah di berbagai populasi dunia. Penelitian menunjukkan bahwa alat ini telah divalidasi di berbagai demografi, termasuk perempuan di Ethiopia, Vietnam, dan Kepulauan Solomon, serta anak-anak dan remaja di China.
Efektivitas DQQ terletak pada kemampuannya untuk menangkap keragaman makanan dan menghasilkan indikator kualitas diet yang andal, seperti Global Diet Recommendation (GDR) score dan Minimum Dietary Diversity for Women (MDD-W).2,3,4
Apa Saja yang Diukur oleh DQQ?

DQQ menilai dua hal utama yang jadi kunci diet sehat:
- Kecukupan zat gizi (nutrient adequacy), meliputi seberapa beragam makanan bergizi yang dikonsumsi.
- Perlindungan terhadap penyakit tidak menular (NCD protection), yakni apakah konsumsi makanan berisiko seperti minuman manis atau makanan ultra-proses terlalu tinggi.
Pertanyaannya mencakup berbagai kelompok pangan, seperti:
- Makanan sehat: sayur, buah, biji utuh, ikan, dan kacang-kacangan.
- Makanan berisiko: minuman manis, makanan cepat saji, makanan goreng, dan camilan ultra-proses.
Baca Juga: Konsumsi Kentang Goreng Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes hingga 20 Persen
Yang menarik, DQQ dirancang agar mudah diterapkan dalam survei nasional berskala besar, termasuk melalui wawancara tatap muka maupun telepon, dengan kebutuhan pelatihan enumerator yang relatif minimal.
Penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa hasil DQQ hampir sama akuratnya dengan metode survei gizi standar (24-hour recall), dengan tingkat kecocokan mencapai 88–96%.2
Di China, misalnya, DQQ mampu mengidentifikasi lebih dari 95% anak-anak yang mengonsumsi beragam kelompok makanan, dan bahkan mengaitkan pola makan buruk dengan risiko obesitas.3
Kelebihan DQQ Dibanding Metode Lama
Jika dibandingkan dengan FFQ atau 24-hour recall, DQQ punya banyak keunggulan:1
- Waktu wawancara hanya sekitar 5 menit.5
- Biayanya sekitar 1 dolar per responden, jauh lebih murah dari survei diet kuantitatif yang bisa mencapai $500–800.
- Tidak butuh alat bantu visual atau pelatihan rumit.
- Dapat disisipkan ke survei nasional seperti DHS, LSMS, atau Gallup World Poll.
- Data bisa dianalisis otomatis lewat calculator di dietquality.org.
Tidak heran, hingga kini lebih dari 85 negara sudah memakai DQQ untuk memantau kualitas diet masyarakatnya.
Secara metodologis, DQQ menggunakan pertanyaan tertutup tentang “makanan sentinel”, yaitu makanan khas yang mewakili kelompok pangan tertentu.
Pendekatan ini terbukti menyederhanakan proses penilaian dan mengurangi beban kognitif responden, tanpa mengorbankan akurasi.
Menariknya, seluruh proses pengisian DQQ hanya membutuhkan waktu sekitar 3–5 menit, menjadikannya alat yang sangat praktis untuk survei berskala besar.4
Apa Keterbatasannya?

Meski sangat efisien, DQQ tetap punya beberapa batasan:
- Tidak bisa menghitung jumlah porsi atau asupan energi.
- Tidak bisa digunakan untuk penilaian gizi individu.
- Tidak menggantikan survei diet kuantitatif yang dibutuhkan untuk program fortifikasi.
- Belum mencakup aspek keanekaragaman pangan tingkat spesies.
Namun, untuk pemantauan pola makan di tingkat populasi, DQQ adalah lompatan besar menuju survei gizi yang lebih inklusif dan terjangkau.1
Meski DQQ punya potensi besar untuk menilai pola makan di berbagai budaya, beberapa peneliti menilai alat ini belum sepenuhnya bisa menggambarkan kebiasaan makan seseorang secara menyeluruh.
Hal-hal kecil dalam kebiasaan makan, seperti makan karena emosi atau waktu seseorang biasanya makan, mungkin belum tercatat sepenuhnya. Oleh karena itu, hasil dari DQQ sebaiknya dipahami dengan hati-hati.2
Saatnya Beralih ke Survei Diet yang Lebih Realistis
DQQ membuka jalan baru bagi pemantauan kualitas diet global. Dengan format sederhana, waktu singkat, dan biaya murah, alat ini membantu negara-negara mengukur kemajuan menuju pola makan sehat dan berkelanjutan tanpa beban logistik besar.
Bagi peneliti, pembuat kebijakan, atau ahli gizi masyarakat, DQQ bisa menjadi alternatif cerdas menggantikan survei konvensional yang mahal dan rumit. Yuk, kita dorong riset dan kebijakan pangan yang lebih efisien, demi generasi sehat yang berkelanjutan!
Referensi
- Herforth, A. W., Ballard, T., & Rzepa, A. (2024). Development of the diet quality questionnaire for measurement of dietary diversity and other diet quality indicators. Current Developments in Nutrition, 8(8), 103798. 1-10. https://doi.org/10.1016/j.cdnut.2024.103798
- Uyar, B. T., Talsma, E. F., Herforth, A. W., Trijsburg, L. E., Vogliano, C., Pastori, G., … & Brouwer, I. D. (2023). The DQQ is a valid tool to collect population-level food group consumption data: a study among women in Ethiopia, Vietnam, and Solomon Islands. The Journal of Nutrition, 153(1), 340-351. https://doi.org/10.1016/j.tjnut.2022.12.014
- Wang, H., Herforth, A. W., Xi, B., & Zou, Z. (2022). Validation of the diet quality questionnaire in Chinese children and adolescents and relationship with pediatric overweight and obesity. Nutrients, 14(17), 3551. https://doi.org/10.3390/nu14173551
- Herforth, A., Martínez-Steele, E., Calixto, G., Sattamini, I., Olarte, D., Ballard, T., & Monteiro, C. (2019). Development of a diet quality questionnaire for improved measurement of dietary diversity and other diet quality indicators (P13-018-19). Current developments in nutrition, 3, nzz036-P13. https://doi.org/10.1093/CDN/NZZ036.P13-018-19
- Global Alliance for Improved Nutrition. (2025, Juli). Diet Quality Questionnaire (DQQ): Measuring what Africa eats (Policy Brief, 4th edition). https://www.gainhealth.org/sites/default/files/publications/on-line-gain-audaocodqq-brief-4th-15jul25.pdf
