Gejala dan Perubahan Terkait Kondisi Menopause

Tanggal 18 Oktober diperingati sebagai Hari Menopause Sedunia. Menopause dialami oleh semua wanita. Berbagai gejala dan perubahan banyak terjadi pada kondisi menopause. Mari kita simak pada artikel berikut =)

Gejala Menopause

Saat estrogen menurun, gejala terkait dengan menopause mungkin terjadi. Timbulnya menopause dan efek sampingnya bermacam-macam. Beberapa wanita mengalami penurunan bertahap frekuensi dan lamanya menstruasi, sedangkan yang lain mengalami penghentian mendadak (tidak mens). Gejala paling sering dilaporkan termasuk tingkat energi yang rendah dan gejala vasomotor (hot flashes). ​1​

Pada tahap 2 hingga 10 tahun sebelum menopause, wanita mungkin mengalami hot flashes, keringat malam, kelelahan, insomnia, kenaikan berat badan, kehilangan libido, menstruasi tidak teratur, fibroid atau pendarahan hebat, nyeri payudara, mood swing dan lekas marah, mengidam permen atau alkohol, masalah pencernaan, rambut rontok, kaku atau nyeri sendi, kecemasan, dan depresi.​2​

Kesehatan tulang, jantung, dan otak terpengaruh. Penurunan sirkulasi estrogen membatasi kemampuan tubuh untuk merombak tulang, mengakibatkan penurunan massa tulang. Tingkat estrogen yang rendah juga mempengaruhi kadar lipid darah, meningkatkan total kolesterol dan kadar LDL serta menurunkan kadar HDL. Fungsi otak, terutama memori, juga terpengaruh; perubahan negatif dapat dikurangi dengan terapi hormon. Namun terapi pengganti hormon tidak lagi menjadi andalan untuk mencegah osteoporosis karena patah tulang dan risiko kanker.​1​

Berat Badan dan Menopause

Menopause merupakan periode dalam kehidupan wanita ketika berat badan sangat sulit dikontrol. Obesitas lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita sebelum usia 45 tahun, tetapi, setelah usia 45 tahun, tren tersebut berbalik. Diperkirakan berat badan wanita meningkat 1–2 kg selama transisi perimenopause. Selama menopause, terjadi pergeseran distribusi dan penyimpanan lemak dari pinggul ke pinggang. Terdapat sejumlah perubahan hormonal, seperti penurunan kadar estrogen dan peningkatan kadar androgen yang bersirkulasi, yang menyebabkan penambahan berat badan, terutama pada lemak viseral. Akibatnya, massa lemak viseral meningkat 44% selama menopause, dan massa gynoid lemak naik sekitar 32%.​3​

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami perimenopause mengalami kehilangan massa tubuh tanpa lemak dua kali lipat lebih tinggi dibanding massa lemak, dan tren ini berlanjut hingga 2 tahun setelah menopause saat komposisi tubuh stabil. Fenomena ini lebih dipengaruhi oleh pengurangan energi pengeluaran dibanding peningkatan asupan energi.​4​

Tips Hidup Sehat pada Wanita Menopause

  • Konsumsi makanan bergizi seimbang

Diet dengan proporsi karbohidrat tingkat sedang dapat memperlambat pergeseran insulin; protein tanpa lemak dan lemak sedang dapat membantu mencegah penambahan berat badan. Sumber makanan selenium, vitamin C, dan E menyumbang manfaat antioksidan. Biji-bijian utuh, flaxseed, dan omega-3 lainnya asam lemak dapat mengurangi peradangan yang memperparah hot flashes. ​2​

Fitoestrogen dari isoflavon dan lignan (kedelai, flaxseed, dan semanggi merah) berguna bagi sebagian wanita.
Isoflavon (kedelai) dapat mengurangi hot flashes, mengurangi kehilangan kepadatan massa tulang, dan menunjukkan efek menguntungkan pada tekanan darah sistolik selama awal menopause, serta dapat meningkatkan kontrol glikemik.​5​

Kebutuhan zat besi menurun pada wanita menopause. Asupan kalsium, vitamin D, vitamin K, magnesium dalam jumlah cukup dapat membantu kesehatan tulang dan menurunkan risiko penurunan massa tulang. ​1​

  • Olahraga secara teratur

Intervensi diet dan olahraga memberikan berat badan dan parameter komposisi tubuh yang lebih baik dibanding pembatasan kalori diet saja pada wanita gemuk dan obese peri- dan pascamenopause.​3​ Olahraga yang dianjurkan yaitu intensitas sedang 3x/minggu dengan durasi 30 – 60 menit.

  • Kontrol berat badan

Selama periode menopause : total kolesterol total , kolesterol LDL, dan tingkat trigliserida meningkat; Kadar kolesterol HDL menurun, terutama pada wanita overweight/obese. ​1​ Oleh karena itu berat badan saat menopause perlu dikontrol.

  • Hindari stres

Wanita mungkin mengalami depresi selama masa hormonal berubah seperti pada kondisi menopause. Kecemasan bisa menjadi keluhan utama perimenopause dan hal tersebut lumrah terjadi sehingga perlu disikapi dengan baik dan jangan stres.​1​

Referensi

  1. 1.
    Mahan L. Krause’s Food and The Nutrition Care Proces. 14th ed. Elsevier; 2017.
  2. 2.
    Stump S. Nutrition and Diagnosis Related Care. 7th ed. Lippincott Williams & Wilkins; 2012.
  3. 3.
    Lombardo M, Perrone MA, Guseva E, et al. Losing Weight after Menopause with Minimal Aerobic Training and Mediterranean Diet. Nutrients. Published online August 17, 2020:2471. doi:10.3390/nu12082471
  4. 4.
    Greendale GA, Sternfeld B, Huang M, et al. Changes in body composition and weight during the menopause transition. JCI Insight. Published online March 7, 2019. doi:10.1172/jci.insight.124865
  5. 5.
    Chen L-R, Ko N-Y, Chen K-H. Isoflavone Supplements for Menopausal Women: A Systematic Review. Nutrients. Published online November 4, 2019:2649. doi:10.3390/nu11112649

Ayu Rahadiyanti

Executive Editor Ahli Gizi ID | Lecturer | Writer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *