Diet Penyakit

Rekomendasi Asupan dan Zat Gizi bagi PCOS

Bagaimana pengaturan asupan dan zat gizi bagi Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)? Mari kita simak pada artikel berikut =)

Menurut Pedoman American Society for Reproductive Medicine (ASRM), terapi pertama pada penderita PCOS adalah penyesuaian gaya hidup, termasuk kontrol diet dan olahraga dengan pengendalian berat badan menjadi sangat penting bagi pasien PCOS. Intervensi diet dapat memperbaiki gejala klinis PCOS termasuk gangguan menstruasi dan indikator hormonal abnormal dan ovulasi.​1​ Obesitas sentral terjadi pada lebih dari 40% pasien PCOS. Secara umum, pasien PCOS yang obesitas dan nonobesitas cenderung resisten terhadap insulin. Diet pada pasien PCOS direkomendasikan diet tinggi serat, indeks glikemik rendah dengan protein yang cukup dan penekanan pada asam lemak tak jenuh tunggal. Selain itu, diet hipokalorik juga diperlukan untuk pasien PCOS obesitas untuk membantu penurunan berat badan. Diet hipokalorik tidak diindikasikan untuk semua pasien PCOS, hanya yang overweight dan obesitas.​2​

Baca : Diet untuk PCOS

Kalori

Diet ditujukan untuk mengurangi berat badan bermanfaat bagi wanita overweight dan obesitas dengan PCOS. Penelitian lain menyebutkan bahwa diet hipokalorik secara signifikan menyebabkan penurunan berat badan dan kadar androgen pada kedua kelompok wanita dengan PCOS. Namun, untuk wanita PCOS dengan berat badan normal, disarankan untuk mempertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) dalam range normal.​3​

Lebih Lanjut : Cara Menurunkan Berat Badan Secara Alami Menurut Ahli Gizi

Karbohidrat

Diet rendah karbohidrat (Low Carbohydrate Diet / LCD) mengacu pada diet yang mengontrol atau mencegah penyakit dengan mengurangi atau membatasi asupan karbohidrat <45% dari total asupan kalori harian. LCD dapat secara efektif mengontrol berat badan pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, menurunkan kadar insulin, dan meningkatkan resistensi insulin serta defisiensi endokrin lainnya. Diet rendah karbohidrat dapat secara signifikan mengurangi IMT, kolesterol total, dan serum LDL pada pasien PCOS. Selain itu diet rendah karbohidrat jangka panjang yang dilakukan lebih dari empat minggu dapat secara signifikan meningkatkan kadar hormon Follicle-stimulating hormone (FSH) dan Sex hormone binding globulin (SHBG) serta menurunkan kadar testosteron pada pasien PCOS. Melalui mekanisme ini, diet rendah asupan karbohidrat dapat mengurangi disregulasi hipotalamus dan hipofisis, yang mendasari subfertilitas pada wanita PCOS.​1​

Diet rendah karbohidrat secara signifikan meningkatkan resistensi insulin. Konsentrasi insulin yang berlebihan dapat menyebabkan hiperandrogenisme yang merangsang kelenjar ovarium dan adrenal untuk mensekresi androgen, menghambat sintesis SHBG di hati. Selain itu, hiperinsulinemia dapat mencegah perkembangan folikel dan ovulasi dengan dua mekanisme yang berbeda. Mekanisme yang pertama melibatkan blok langsung folikel yang belum matang yaitu dengan penghentian perkembangan folikel sinus, sedangkan mekanisme kedua secara tidak langsung menyebabkan respons ovarium terhadap gonadotropin endogen, seperti kelebihan androgen, yang mengakibatkan peningkatan rasio hormon LH menjadi hormon FSH.​1​

Selain diet rendah karbohidrat, diet rendah indeks glikemik juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin sebanyak tiga kali lipat. Diet rendah indeks glikemik mampu meningkatkan keteraturan menstruasi pada penderita PCOS. Peningkatan resistensi insulin pada diet rendah indeks glikemik melalui perbaikan homeostasis glukosa yang berasal dari pengurangan glikemia postprandial dan insulinemia.​4​

Lemak

Selama pembatasan karbohidrat seperti diet ketogenik, konsentrasi insulin darah menurun dan glukagon meningkat untuk mempertahankan kadar glukosa darah normal. Diet ketogenik bukanlah diet tinggi protein, tetapi biasanya memiliki kandungan lemak tinggi hingga 60%, protein cukup (1,23 gram/kgBB), dan rendah karbohidrat. Faktanya, kelebihan protein meningkatkan glukoneogenesis dalam jangka panjang, sehingga mempengaruhi sintesis benda keton dalam darah. Asumsi teoretis untuk penggunaan diet ketogenik pada PCOS didasarkan pada ketosis fisiologis yang disebabkan oleh asupan karbohidrat yang rendah mengurangi kadar insulin yang berakibat pada penurunan kadar IGF-1 sehingga menekan rangsangan pada produksi androgen baik ovarium maupun adrenal.​5​

Intervensi diet ketogenik memiliki efek menguntungkan dalam pengobatan pasien PCOS yang terkena obesitas dan diabetes tipe 2. Ini juga telah terbukti meningkatkan gejala depresi, gangguan psikologis, dan kualitas hidup terkait kesehatan. Efek samping dapat diklasifikasikan baik sebagai ringan, sedang, dan berat atau jangka pendek dan jangka panjang. Efek samping yang umum ringan dan termasuk sakit kepala, sembelit, diare, insomnia, dan sakit punggung. Asupan lemak MCT yang tinggi pada diet ketogenik dapat menyebabkan ketidaknyamanan gastrointestinal yang menyebabkan kram perut, diare, dan muntah. Efek samping sedang terdiri dari dislipidemia, defisiensi mineral, asidosis metabolik, dan peningkatan risiko batu ginjal. Hal dapat menyebabkan peningkatan trigliserida dalam jangka waktu 6 bulan.

Asupan lemak makanan khususnya MUFA dan n-3 PUFA berperan penting dalam patogenesis PCOS. MUFA dianggap sebagai lemak makanan yang sehat dan memiliki efek menguntungkan seperti minyak zaitun telah dikaitkan dengan kandungan MUFA yang tinggi (asam oleat) karena melindungi lipoprotein dan membran sel dari kerusakan oksidatif. Sebagian besar penelitian yang menyelidiki efek n-3 PUFA pada wanita PCOS adalah uji klinis di mana n-3 PUFA diberikan sebagai suplemen. Suplementasi n-3 PUFA meningkatkan resistensi insulin, mengurangi kadar kolesterol total dan trigliserida serum, serta meningkatkan kadar adiponektin, sehingga suplementasi n-3 PUFA direkomendasikan untuk manajemen metabolik wanita PCOS.​6​ Diet sehat dengan konsumsi asam lemak jenuh dan trans rendah berkorelasi dengan penurunan IMT, pengurangan asupan asam lemak trans untuk peningkatan indeks insulinogenik.

Serat

Asupan serat berpengaruh terhadap resistensi insulin pada PCOS. Orang dengan resistensi insulin cenderung mengonsumsi serat yang lebih sedikit dibandingkan orang tanpa resistensi insulin. Serat makanan dapat membantu mengatur glukosa darah dengan memperlambat penyerapannya ke dalam sirkulasi sehingga meningkatkan toleransi glukosa. Serat larut air dapat menurunkan respon glukosa postprandial sementara serat tidak larut meningkatkan sensitivitas insulin. Konsumsi serat juga telah terbukti membantu mengelola berat badan secara potensial melalui peningkatan rasa kenyang setelah makan sehingga mengurangi konsumsi kalori secara keseluruhan. Asupan serat harian yang direkomendasikan untuk wanita Kanada adalah 25 gram sehari. Perbedaan kecil dari 5-10 g serat larut makanan setiap hari telah terbukti mengurangi kolesterol LDL sebesar 5%.​2​

Lebih Lanjut : Mengapa Konsumsi Serat Membuat Kenyang?

Protein

Kombinasi makanan tinggi protein dan rendah glikemik dalam diet yang dimodifikasi menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam sensitivitas insulin dan penurunan tingkat hsCRP bila dibandingkan dengan diet konvensional.​3​

Prebiotik, Probiotik, dan Sinbiotik

Suplemen probiotik secara signifikan mempengaruhi kadar insulin darah puasa/fasting blood insulin (FBI), quantitative insulin sensitivity check index (QUICKI), trigliserida (TG), dan VLDL-C. Penelitian ini memberikan bukti bahwa konsumsi probiotik setiap hari memiliki efek menguntungkan pada penurunan FBI, TG, dan VLDL-C, dan meningkatkan skor QUICKI pada pasien PCOS.

Penelitian lain terkait suplementasi sinbiotik, kelompok sinbiotik mengalami penurunan IMT sebesar 8%, yang secara signifikan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol dan disertai dengan penurunan lingkar pinggang, pinggul, dan paha. Serta testosteron serum turun sebanyak 32% setelah treatment selama 3 bulan. Temuan utama dari penelitian ini adalah suplementasi sinbiotik secara signifikan menambah efek modifikasi gaya hidup pada penurunan berat badan dan menyebabkan pengurangan IMT hampir 60% lebih besar daripada modifikasi gaya hidup saja.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu mendukung gagasan bahwa suplementasi sinbiotik mempotensiasi efek diet dan olahraga pada penurunan berat badan dan mengurangi hiperandrogenemia pada wanita dengan PCOS serta memperbesar penurunan IMT. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian lain mengungkap bahwa suplementasi sinbiotik dan probiotik pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik memperbaiki indeks hormonal (FAI, SHBG) dan inflamasi (NO, MDA) pada pasien PCOS ini. Selain itu, studi meta-analisis terkait prebiotic, probiotik, dan sinbiotik mengungkap bahwa pemberian probiotik, prebiotik, atau sinbiotik adalah intervensi yang efektif dan aman untuk memodifikasi profil IR dan lipid.​7​

Vitamin D

Meta-analisis saat ini menunjukkan bahwa suplementasi Vitamin D pada pasien dengan PCOS menghasilkan perbaikan pada kadar total testosterone (TT), hs-CRP, total antioxidant capacity (TAC), dan MDA, tetapi tidak mempengaruhi FT, DHEA-S, SHBG, FAI, NO, dan tingkat GSH. Suplementasi vitamin D dosis rendah (≤1.000 IU/hari), dan frekuensi suplementasi harian lebih direkomendasikan karena memberikan efek baik pada hormon, peradangan, dan stres oksidatif pada pasien PCOS.​8​

Referensi

  1. 1.
    Zhang X, Zheng Y, Guo Y, Lai Z. The Effect of Low Carbohydrate Diet on Polycystic Ovary Syndrome: A Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials. International Journal of Endocrinology. Published online November 26, 2019:1-14. doi:10.1155/2019/4386401
  2. 2.
    Cutler D, Pride S, Cheung A. Low intakes of dietary fiber and magnesium are associated with insulin resistance and hyperandrogenism in polycystic ovary syndrome: A cohort study. Food Sci Nutr. 2019;7(4):1426-1437. doi:10.1002/fsn3.977
  3. 3.
    Mehrabani HH, Salehpour S, Amiri Z, Farahani SJ, Meyer BJ, Tahbaz F. Beneficial Effects of a High-Protein, Low-Glycemic-Load Hypocaloric Diet in Overweight and Obese Women with Polycystic Ovary Syndrome: A Randomized Controlled Intervention Study. Journal of the American College of Nutrition. Published online April 2012:117-125. doi:10.1080/07315724.2012.10720017
  4. 4.
    Marsh KA, Steinbeck KS, Atkinson FS, Petocz P, Brand-Miller JC. Effect of a low glycemic index compared with a conventional healthy diet on polycystic ovary syndrome. The American Journal of Clinical Nutrition. Published online May 19, 2010:83-92. doi:10.3945/ajcn.2010.29261
  5. 5.
    Paoli A, Mancin L, Giacona MC, Bianco A, Caprio M. Effects of a ketogenic diet in overweight women with polycystic ovary syndrome. J Transl Med. Published online February 27, 2020. doi:10.1186/s12967-020-02277-0
  6. 6.
    Iaccarino Idelson P, Scalfi L, Valerio G. Adherence to the Mediterranean Diet in children and adolescents: A systematic review. Nutrition, Metabolism and Cardiovascular Diseases. Published online April 2017:283-299. doi:10.1016/j.numecd.2017.01.002
  7. 7.
    Li Y, Tan Y, Xia G, Shuai J. Effects of probiotics, prebiotics, and synbiotics on polycystic ovary syndrome: a systematic review and meta-analysis. Critical Reviews in Food Science and Nutrition. Published online July 21, 2021:1-17. doi:10.1080/10408398.2021.1951155
  8. 8.
    Zhao JF, Li BX, Zhang Q. Vitamin D improves levels of hormonal, oxidative stress and inflammatory parameters in polycystic ovary syndrome: a meta-analysis study. Ann Palliat Med. Published online January 2021:169-183. doi:10.21037/apm-20-2201
Ayu Rahadiyanti

Executive Editor Ahli Gizi ID | Lecturer | Writer

Recent Posts

Peran Ahli Gizi dalam Program MBG

Source: Portal Informasi Indonesia Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan di…

2 weeks ago

6 Tips Sahur agar Tahan Lapar dan Haus selama Berpuasa

Source: Freepik Bulan Ramadhan telah tiba, saatnya umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Menahan lapar dan…

4 weeks ago

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tahun 2024 [PDF]

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) edisi 2024 telah dirilis dengan berbagai pembaruan signifikan untuk…

3 months ago

Diet Intermittent Fasting (IF), Apakah Aman?

Editor: Annisa Alifaradila Rachmayanti Intermittent Fasting (IF) merupakan salah satu metode diet yang menggunakan interval…

3 months ago

Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) di Indonesia dari Sudut Pandang Gizi dan Kesehatan

Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) semakin meningkat, mulai dari berbagai macam teh hingga kopi…

3 months ago

Panduan Praktis Makan Sehat Bagi Anak Kos

Pernahkah kamu melihat postingan makanan mix “unik” dari anak kos pada timeline media sosial? Sebut…

3 months ago