Teknologi Pangan

ULTRA-PROCESSED FOODS PENGHANCUR DIET ?

Apa yang dimaksud Ultra Processed Food ? Dapatkah menurunkan berat badan? Mari kita simak pada artikel berikut.

Ultra-Processed Food

adalah makanan yang diproses secara ultra atau yang sangat diproses. Makanan ditambahkan bahan tambahan makanan seperti garam, gula, bahan pengawet atau pewarna dalam skala yang besar. Terbuat dari zat yang diekstrak dari makanan, seperti lemak, pati, tambahan gula, dan lemak terhidrogenasi. Mereka mungkin juga mengandung aditif seperti pewarna dan perasa buatan atau penstabil. Contoh makanan ini adalah makanan beku, minuman ringan, hot dog dan daging beku, makanan cepat saji, biskuit kemasan, kue, dan camilan asin.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di The BMJ, Ultra-processed foods adalah sumber makanan utama (hampir 58%) yang dimakan di Amerika Serikat dan menyumbang hampir 90% energi yang didapatkan dari gula. Ultra-processed foods terdefinisikan sebagai makanan dengan serangkaian hasil pengolahan yang dilakukan untuk mendapatkan formulasi yang kebanyakan dari sumber yang murah energi, zat gizi, dan aditif pilihan, sehingga mengandung sedikit makanan utuh1​.

Proses dan bahan yang digunakan untuk pembuatan makanan ultra-olahan dirancang untuk menghasilkan yang tinggi produk yang menguntungkan (bahan berbiaya rendah, masa simpan yang lama, pencitraan merek yang tegas), produk yang nyaman (siap dikonsumsi) yang sangat disukai menggantikan hidangan yang baru disiapkan dan makanan yang dibuat dari semua kelompok makanan NOVA lainnya​2​.

Klasifikasi Makanan Menurut  NOVA

Sistem klasifikasi telah menjadi salah satu yang paling sering diterapkan dalam penelitian ilmiah, namun mungkin tidak cukup mengidentifikasi makanan dengan kualitas gizi tinggi yang biasa dikonsumsi masyarakat, berikut adalah klasifikasi menurut NOVA :

1. Makanan yang belum diproses atau minim proses

Mencakup bahan makanan murni dari alam yang dapat dimakan langsung. Contohnya seperti buah, biji-bijian, sayuran daun, umbi batang, telur, susu, jamur, alga hingga mata air.

2. Diproses secara minimal

Makanan yang diproses minimal yaitu membuang bagian makanan yang tidak diinginkan, pengeringan, pembubukan, pemerasan, penghancuran, penggilingan,fraksinasi, mengukus, merebus, memanggang, pasteurisasi, pendinginan, pembekuan, penempatan wadah, kemasan vakum, non-alkohol fermentasi, dan metode lain yang tidak menambah garam, gula, minyak atau lemak atau bahan makanan lainnya. Tujuan dari proses tersebut yaitu untuk memperpanjang umur simpan produk.

Contohnya yaitu :

  1. Buah segar yang diperas, didinginkan, dibekukan, atau dikeringkan.
  2. Jus buah atau sayuran segar atau dipasteurisasi (tanpa tambahan gula, pemanis atau perasa)\
  3. Pembuatan minyak dari biji (Minyak zaitun tanpa tambahan garam atau gula)
  4. Herbal dan rempah-rempah yang digunakan dalam olahan kuliner, seperti thyme , oregano, mint, merica, cengkeh dan kayu manis dalam utuh atau bubuk baik segar atau kering

Lebih Lanjut : Makanan Fermentasi Khas Indonesia (1)

3. Makanan yang diproses

Produk makanan yang dibuat dengan menambahkan garam, minyak, gula atau lainnya. produk makanan ini menggunakan metode pengawetan seperti pengalengan dan pembotolan, dan, untuk roti dan keju, menggunakan fermentasi non-alkohol. Makanan ini mengandung aditif yang memperpanjang durasi produk, melindungi yang asli atau mencegah proliferasi mikroorganisme.

Misalnya yaitu :

  1. Sayuran dan kacang-kacangan dalam kaleng atau botol air asin
  2. Daging dan ikan yang dikeringkan, diawetkan, atau diasapi
  3. Buah dalam sirup (dengan atau tanpa tambahan anti-oksidan)
  4. Roti dan keju yang baru saja dibuat
https://pixabay.com/id/photos/acar-bilet-mentimun-kaleng-tomat-1799731/

Baca : Makanan Fermentasi Khas Indonesia (2)

4. Ultra processed food

merupakan makanan dengan proses yang panjang yang kebanyakan merupakan keperluan industri dan dibuat dengan serangkaian proses industri, banyak yang membutuhkan peralatan canggih dan teknologi (karenanya ‘sangat diproses’).  Makanan ini menggunakan penambahan aditif  pada berbagai tahap manufaktur nya sehingga hasil akhir produknya sangat enak, kemasan canggih, biasanya dengan plastik dan bahan sintetis lainnya, menggunakan bahan kombinasi termasuk gula,minyak atau lemak, atau garam dan zat yang merupakan sumber energi dan zat gizi yang tidak ada atau jarang digunakan kuliner seperti tinggi sirup jagung fruktosa, terhidrogenasi atau diinteresterifikasi minyak, dan isolat protein, umumnya menggunakan zat seperti perasa, penambah rasa, warna, pengemulsi, dan pemanis, pengental, dan anti-pembusaan, bulking, carbonating, foaming, pembentuk gel.

Contohnya yaitu :

  1. minuman ringan berkarbonasi; manis atau gurih
  2. makanan ringan kemasan; coklat, permen (kembang gula); es krim
  3. roti dan roti kemasan; margarin dan lainnya; kue kering (biskuit), kue kering, kue, dan campuran kue
  4. sereal untuk sarapan dan Bar energi
  5. unggas dan ikan nugget, sosis, burger, hot dog, dan produk daging yang dibentuk kembali
  6. sup bubuk instan yang dikemas, mie dan makanan penutup​3​.
https://pixabay.com/id/photos/makanan-berlemak-kue-kue-keju-1487599/
Diproses minimal TerprosesUltra-processed
JagungJagung kalengKeripik jagung
ApelJus apelApple pie
KentangBaked potato (Kentang panggang)French fries
GandumTepungCookies

Studi Ultra-Processed foods dengan Penurunan Berat Badan

Makanan kemasan yang biasanya tinggi garam,gula dan minyak. Semakin banyaknya bukti yang menunjukan hubungan kuat antara obesitas dan konsumsi ultra-processed foods​4 beberapa studi yang menyatakan hal tersebut yaitu Studi cross-sectional yang dilakukan di Amerika Serikat​5​ dan Kanada​6​.

Studi yang lainnya yaitu studi kohort prospektif  dengan 8451 lulusan universitas di Spanyol yang menunjukan hubungan positif antara kelebihan berat badan dengan konsumsi ultra-processed foods yang terhitung selama 9 tahun​6​. Penelitian lain yang dilakukan di Brazil selama 4 tahun dengan responden 11827 pegawai negeri menunjukan bahwa konsumsi ultra-processed foods menyebabkan kenaikan yang besar terhadap indeks masa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang​7​.

Maka dari itu, sebaiknya batasi produk olahan pabrik/ ultra-processed foods jika ingin diet yang sukses dan perbanyak konsumsi makanan yang diolah sendiri.

Baca Artikel : Pengukuran Antropometri untuk Obesitas

Referensi

  1. 1.
    McManus k. What are ultra-processed foods and are they bad for our health? Harvard Health Publishing. Published January 9, 2020. https://www.health.harvard.edu/blog/what-are-ultra-processed-foods-and-are-they-bad-for-our-health-2020010918605
  2. 2.
    Martínez Steele E, Popkin BM, Swinburn B, Monteiro CA. The share of ultra-processed foods and the overall nutritional quality of diets in the US: evidence from a nationally representative cross-sectional study. Popul Health Metrics. Published online February 14, 2017. doi:10.1186/s12963-017-0119-3
  3. 3.
    monteiro c. Ultra-processed foods, diet quality, and health using the NOVA classification system. . Food and Agriculture Organization (FAO). Published online 2019:49.
  4. 4.
    Moubarac J-C, Batal M, Louzada ML, Martinez Steele E, Monteiro CA. Consumption of ultra-processed foods predicts diet quality in Canada. Appetite. Published online January 2017:512-520. doi:10.1016/j.appet.2016.11.006
  5. 5.
    Juul F, Martinez-Steele E, Parekh N, Monteiro CA, Chang VW. Ultra-processed food consumption and excess weight among US adults. Br J Nutr. Published online May 6, 2018:90-100. doi:10.1017/s0007114518001046
  6. 6.
    Nardocci M, Leclerc B-S, Louzada M-L, Monteiro CA, Batal M, Moubarac J-C. Consumption of ultra-processed foods and obesity in Canada. Can J Public Health. Published online September 20, 2018:4-14. doi:10.17269/s41997-018-0130-x
  7. 7.
    Mendonça R de D, Pimenta AM, Gea A, et al. Ultraprocessed food consumption and risk of overweight and obesity: the University of Navarra Follow-Up (SUN) cohort study. The American Journal of Clinical Nutrition. Published online October 12, 2016:1433-1440. doi:10.3945/ajcn.116.135004

Editor : Ayu Rahadiyanti

Aisyah Nur Fauziyyah

Recent Posts

Indonesia akan Menerapkan Nutri-Level di Label Pangan Olahan

Sumber: Freepik Saat ini, prevalensi penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia seperti diabetes, penyakit jantung…

5 days ago

Peran Ahli Gizi dalam Program MBG

Source: Portal Informasi Indonesia Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan di…

1 month ago

6 Tips Sahur agar Tahan Lapar dan Haus selama Berpuasa

Source: Freepik Bulan Ramadhan telah tiba, saatnya umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Menahan lapar dan…

1 month ago

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tahun 2024 [PDF]

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) edisi 2024 telah dirilis dengan berbagai pembaruan signifikan untuk…

3 months ago

Diet Intermittent Fasting (IF), Apakah Aman?

Editor: Annisa Alifaradila Rachmayanti Intermittent Fasting (IF) merupakan salah satu metode diet yang menggunakan interval…

3 months ago

Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) di Indonesia dari Sudut Pandang Gizi dan Kesehatan

Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) semakin meningkat, mulai dari berbagai macam teh hingga kopi…

3 months ago