Indonesia kaya akan umbi-umbian salah satunya yaitu ubi jalar ungu. Ubi jalar ungu memiliki kandungan gizi dan banyak manfaat bagi kesehatan. Mari kita simak pada ulasan berikut.
Ipomea batatas L. Poir adalah salah satu komoditas umbi-umbian yang memiliki peran dalam diversifikasi pangan, yang banyak ditemui di Indonesia. Warna ungu pada ubi jalar tersebut berasal dari pigmen ungu antosianin yang merupakan zat alami. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengolahan ubi jalar menjadi berbagai macam produk, antara lain sirup fruktosa, manisan kering ubi jalar, french fries, mie ubi jalar, selai, flakes ubi jalar, biskuit ubi jalar, reconstituted chips, minuman puree ubi jalar, yogurt ubi jalar, dan lain-lain.1
Lebih Lanjut : Warna Warni Makanan
Kelebihan lain dari ubi jalar adalah kandungan vitamin B yaitu B6 dan asam folat yang cukup mengesankan. Kedua vitamin ini sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan kerja otak sehingga daya ingat dapat dipertahankan. Ubi jalar kaya akan kandungan serat, karbohidrat kompleks, dan rendah kalori. Hal ini sangat menguntungkan bagi penderita diabetes karena bisa mengontrol atau memperlambat peningkatan kadar gula darah.
Sebagian besar serat ubi jalar merah merupakan serat larut, yang bekerja serupa busa spon. Serat menyerap kelebihan lemak/kolesterol darah, sehingga kadar lemak/ kolesterol dalam darah tetap aman terkendali. Oligosakarida yang tersimpan dalam ubi jalar ungu menjadi komoditas bernilai dalam pemerkayaan produk pangan olahan, seperti susu. Selain mencegah sembelit, oligosakarida memudahkan buang angin. Hanya pada orang yang sangat sensitif oligosakarida mengakibatkan kembung.2
Kandungan antioksidan yang terdapat dalam ubi ungu selain antosianin yaitu vitamin C. Vitamin C pada ubi jalar ungu paling tinggi yaitu sebesar 0,0177 mg/100 gram, sedangkan pada ubi jalar putih 0,0118 mg/100 g; kuning 0,0126 mg/100 g; oranye 0,0121 mg/100 g.3 Ubi jalar ungu yang dikukus selama 30 menit, kadar antosianin meningkat 40% karena adanya pelepasan ikatan jaringan antosianin oleh panas agar menghasilkan efek hiperkromik dan meningkatkan antosianin.4 Aktivitas antioksidan ubi jalar ungu yang mengalami proses pengukusan lebih tinggi dibanding ubi jalar ungu yang mengalami proses penggorengan, dan pengeringan.5
Antosianin memiliki sebagai antioksidan karena mampu menangkal radikal bebas dan menghambat peroksidasi lipid, penyebab utama kerusakan pada sel yang berasosiasi terjadinya penuaan dan penyakit degeneratif. Kandungan antosianin pada ubi jalar ungu lebih tinggi dibanding varietas ubi jalar lainnya seperti ubi jalar putih, kuning, dan orange, dan juga lebih tinggi dari biji kedelai hitam, beras hitam, dan terong ungu.6 Antosianin juga memiliki fungsi sebagai antimutagenik dan antikarsinogenik, dan dapat mencegah gangguan pada fungsi hati, antihipertensi, dan antihiperglikemik. Hal tersebut sudah dibuktikan dengan penelitian terhadap tikus dengan pemberian jus ubi jalar ungu secara oral dapat menurunkan tingkat kerusakan hati.
Pada penelitian CJ Suhardi, et al mengenai pengaruh antosianin dari ubi jalar ungu dalam meningkatkan superoksida dismutase (SOD) membuktikan bahwa kadar SOD yang meningkat pada tikus dengan pemberian antosianin dapat mengimbangin radikal bebas, sehingga dapat menjaga fungsi endotel dengan baik dan tikus yang tidak diberi perlakuan antosianin mengalami penurunan kadar SOD. Hal tersebut terjadi karena jumlah radikal bebas yang akan mengubah NO menjadi ONOO- yang akan menurunkan biovaibilitas NO, menurunkan kecepatan dan proses produksi SOD.7
Sumber: Freepik Saat ini, prevalensi penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia seperti diabetes, penyakit jantung…
Source: Portal Informasi Indonesia Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan di…
Source: Freepik Bulan Ramadhan telah tiba, saatnya umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Menahan lapar dan…
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) edisi 2024 telah dirilis dengan berbagai pembaruan signifikan untuk…
Editor: Annisa Alifaradila Rachmayanti Intermittent Fasting (IF) merupakan salah satu metode diet yang menggunakan interval…
Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) semakin meningkat, mulai dari berbagai macam teh hingga kopi…