Sumber: Freepik
Pernah dengar istilah adaptogen? Belakangan ini, tren minuman herbal penenang seperti teh ashwagandha, latte jamur reishi, atau suplemen ginseng Korea semakin banyak muncul di media sosial. Klaimnya terdengar menarik, yaitu bisa bikin tubuh lebih tenang, fokus, dan tahan stres. Tapi, benarkah adaptogen penurun stres ini benar-benar bekerja, atau hanya sekadar tren yang dibungkus kata “alami”?
Adaptogen adalah zat alami dari tumbuhan dan akar yang dapat membantu tubuh beradaptasi terhadap stres serta menjaga keseimbangan (homeostasis). Istilah ini diperkenalkan oleh ilmuwan Rusia pada tahun 1940-an untuk menggambarkan senyawa yang meningkatkan ketahanan tubuh tanpa mengganggu fungsi normalnya.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa adaptogen berasal dari beragam keluarga tumbuhan, seperti:1,2
Selain tanaman, jamur adaptogenik seperti Ganoderma lucidum (reishi atau lingzhi) juga dikenal bisa menenangkan sistem saraf dan mendukung kekebalan tubuh.3
Secara sederhana, adaptogen bukanlah obat penenang, melainkan pelengkap alami yang membantu tubuh beradaptasi terhadap tekanan jangka panjang. Beberapa yang populer antara lain ashwagandha, ginseng, rhodiola, dan reishi, yang juga sering disebut sebagai adaptogen penurun stres karena manfaatnya dalam mendukung keseimbangan mental dan fisik.
Saat tubuh menghadapi tekanan, sistem saraf akan meningkatkan produksi hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Jika kadar kedua hormon ini terlalu tinggi dalam waktu lama, tubuh bisa mengalami kelelahan, gangguan tidur, dan penurunan imunitas.
Di sinilah adaptogen penurun stres berperan. Berdasarkan penelitian terbaru, adaptogen membantu tubuh mempertahankan keseimbangan melalui tiga mekanisme utama:3,4
Secara keseluruhan, adaptogen tidak “menghapus” stres, tetapi membantu tubuh meresponsnya dengan lebih efisien. Efeknya bisa berbeda pada setiap individu, tergantung kondisi tubuh, pola hidup, dan dosis yang digunakan. Namun, dengan pemakaian yang bijak, adaptogen dapat menjadi pendukung alami untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental.
Baca Juga: Sering Emosi Bisa Jadi Pemicu Gangguan Gula Darah dan Metabolisme
Walau berasal dari bahan alami, adaptogen penurun stres bukan berarti sepenuhnya bebas risiko. Dalam dosis wajar, adaptogen umumnya aman untuk dikonsumsi sehari-hari. Namun, penggunaan berlebihan dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan tidur, jantung berdebar, atau masalah pencernaan.1
Selain itu, penggunaan tanpa pengawasan medis berisiko menimbulkan interaksi obat, terutama bagi individu yang menggunakan obat tekanan darah atau antidepresan.3
Perlu dipahami bahwa, tidak semua orang cocok menggunakan adaptogen. Beberapa kondisi yang perlu diwaspadai antara lain:
Meskipun adaptogen menawarkan manfaat potensial, para ahli menekankan pentingnya pendekatan hati-hati dan dosis yang sesuai kondisi individu. Penelitian lebih lanjut pun masih dibutuhkan untuk memahami efek jangka panjang serta interaksinya dengan obat-obatan lain.
Kuncinya adalah mengonsumsi adaptogen secara bijak dan bertanggung jawab. Gunakan sebagai pelengkap gaya hidup sehat, bukan sebagai solusi instan untuk stres. Kombinasi antara tidur cukup, pola makan seimbang, dan aktivitas fisik tetap menjadi fondasi utama keseimbangan tubuh dan pikiran.
Adaptogen memang bisa menjadi pendukung alami untuk mengelola stres, tetapi bukan pengganti gaya hidup sehat. Seperti halnya vitamin, adaptogen hanya bekerja optimal jika tubuh mendapatkan asupan zat gizi yang cukup, terutama magnesium, zat besi, dan vitamin B kompleks yang berperan penting dalam mengatur respons stres.
Meski menjanjikan, manfaat adaptogen sebagai superfood penurun stres alami masih memerlukan bukti ilmiah yang lebih kuat. Jika ingin mencobanya, pilih produk dari sumber terpercaya, mulai dari dosis rendah, dan perhatikan respons tubuhmu.
Ingat, tubuh tidak hanya butuh herbal atau suplemen, tetapi juga ketenangan yang lahir dari kebiasaan hidup yang sadar dan seimbang.
Pernah merasa bingung saat anak kehilangan nafsu makan, terlalu membatasi makanan, atau bahkan takut menambah…
Pernah merasa gagal kalau langkah harianmu di smartwatch belum tembus 10.000? Tenang, kamu tidak sendirian.…
Ilustrasi | Gambar Minuman Pure Matcha (Sumber gambar: Freepik) Matcha kini menjadi salah satu minuman…
Pernah merasa cepat lelah, pusing, atau sulit fokus padahal sudah makan cukup? Bisa jadi tubuhmu…
Berapa kali kamu mendengar kalimat, “Yang penting defisit kalori, pasti turun berat badan”? Pada kenyataannya,…
Cokelat sering dianggap sebagai camilan manis yang bikin bahagia. Tapi, siapa sangka kalau di balik…