Editor : Ayu Rahadiyanti
Diabetes mellitus atau yang umum disebut dengan diabetes merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang tinggi. Apabila kondisi ini dialami pada saat Ibu hamil, maka disebut dengan diabetes gestasional. Diabetes gestasional merupakan diabetes yang didiagnosis pertama kali pada wanita hamil yang tidak menderita diabetes sebelum ia hamil. Diabetes ini paling sering terlihat pada usia kehamilan antara 24 sampai 28 minggu. Menurut International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2019 terdapat 1 dari 6 kelahiran di dunia yang dipengaruhi oleh diabetes gestasional.
Umumnya, pada diabetes gestasional kadar gula darah akan kembali normal setelah melahirkan. Namun apabila kadar gula darah tidak terkontrol selama kehamilan, maka akan berdampak buruk bagi ibu hamil maupun bayi yang dikandungnya. Beberapa masalah yang dapat terjadi antara lain preeklampsia, hipoglikemia, melahirkan dengan operasi caesar (C-section), dan makrosomia (berat bayi lahir >4000 gram). Selain itu, wanita dengan riwayat diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes mellitus tipe 2 dalam waktu 5 sampai 10 tahun setelah melahirkan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali lebih jauh tentang diabetes gestasional dan cara mencegahnya.
Diabetes gestasional dapat terjadi ketika tubuh tidak dapat membuat insulin ekstra yang dibutuhkan selama kehamilan. Insulin sendiri merupakan hormon yang dibuat di pankreas yang berfungsi untuk membantu tubuh dalam menggunakan glukosa dalam menghasilkan energi dan mengontrol kadar glukosa darah.
Selama kehamilan, tubuh akan memproduksi hormon khusus dan mengalami perubahan-perubahan lain, seperti penambahan berat badan. Adanya perubahan tersebut lah yang dapat menyebabkan sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik, kondisi ini lebih dikenal dengan sebutan resistensi insulin. Umumnya semua wanita hamil akan mengalami resistensi insulin tersebut selama masa kehamilan lanjut. Pada sebagian wanita hamil, resistensi insulin dapat teratasi karena tubuh dapat memproduksi insulin yang cukup, namun pada sebagian wanita hamil lainnya tidak. Sehingga pada sebagian wanita lainnya ini, dapat berisiko untuk menderita diabetes gestasional.
Beberapa faktor risiko yang sering dikaitkan dengan terjadinya diabetes gestasional ini, diantaranya:
Pada sebagian besar wanita hamil, diabetes gestasional umumnya tidak memiliki tanda atau gejala yang dapat terlihat secara langsung. Namun, apabila memiliki gejala biasanya gejalanya meliputi:
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan, diantaranya:
Disarankan untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat serta rendah lemak dan kalori. Konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Upayakan variasi untuk mencapai tujuan tanpa mengurangi rasa ataupun nutrisi. Selain itu, perhatikan juga ukuran porsinya.
Berolahraga sebelum dan selama kehamilan dapat membantu mengurangi risiko terkena diabetes gestasional.
Menurunkan berat badan sebelum kehamilan dapat membantu untuk mengurangi risiko diabetes gestasional dan meningkatkan peluang untuk kehamilan yang lebih sehat.
Menambah berat badan selama kehamilan merupakan hal yang normal dan sehat, Namun kenaikan berat badan tersebut juga perlu diperhatikan, karena kenaikan berat badan yang terlalu berlebihan dan cepat dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional.
Manajemen diabetes gestasional diterapkan secara menyeluruh dan kolaboratif yang dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam, ginekologi kebidanan, ahli gizi dan dokter anak. Tujuannya adalah untuk mencapai normoglikemi (kadar gula darah normal) dan menjaga pertumbuhan dan perkembangan fetus.
Wanita hamil yang menderita diabetes gestasional disarankan untuk melakukan self monitoring glukosa darah (SMGD) 4 kali sehari, yaitu saat bangun tidur (glukosa puasa), 1 atau 2 jam setelah makan.
Target glikemik untuk wanita dengan diabetes gestasional, yaitu:
Labih Lanjut : Pengaturan Indeks Glikemik, Beban Glikemik, dan Carbohydrate Counting
Terapi diet merupakan strategi utama untuk mencapai kontrol glikemik. Diet harus mampu menyokong pertambahan berat badan Ibu sesuai masa kehamilan, membantu mencapai normoglikemia tanpa menyebabkan lipolisis (ketonuria). Pasien diabetes gestasional sebaiknya berkonsultasi dengan ahli gizi khusus karena kebutuhan kalori perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu. Secara umum, kebutuhan kalori pada wanita dengan diabetes gestasional adalah 35-40 kkal/kg jika underweight, 30-34 kkal/kg pada berat badan yang ideal, dan 23-25 kkal/kg jika overweight. Komposisi gizi tidak berbeda dengan ibu hamil yang tidak mengalami diabetes. Rekomendasi asupan protein adalah sebesar 1-1,5 gram/kgBB. Jenis karbohidrat sederhana dan gula sebaiknya dikurangi dan digantikan dengan sumber karbohidrat yang lebih sehat, seperti sayur-sayuran, buah, dan gandum utuh. Makanan tinggi lemak dan produk olahan sebaiknya dihindari.
Baca : Efek Diet Rendah Karbohidrat pada Diabetes
Olahraga telah terbukti dapat meningkatkan kontrol glikemik pada wanita hamil dengan diabetes gestasional. Ibu hamil dianjurkan untuk berolahraga dengan frekuensi sedang setiap hari selama 30 menit. Selain itu, disarankan juga untuk berjalan cepat, atau melakukan latihan lengan sambil duduk di kursi selama 10 menit setiap sesudah makan, hal ini bertujuan untuk mengurangi kenaikan kadar glukosa setelah makan serta membantu dalam mencapai tujuan glikemik
Terapi insulin dilakukan apabila terapi diet dan olahraga gagal untuk mencapai target glikemik pada wanita hamil dengan diabetes gestasional. Jenis dan waktu dalam melakukan terapi insulin harus dipilih berdasarkan peningkatan glukosa darah tertentu.
Obat hipoglikemik oral seperti glyburide dan metformin merupakan alternatif pengganti insulin pada pengobatan diabetes gestasional. Untuk dosis lebih lanjut, bisa dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter terkait.
Kadar glukosa puasa ibu harus dipantau 24-72 jam setelah melahirkan untuk memastikan ibu tidak lagi mengalami hiperglikemik sesuai kriteria untuk individu yang tidak hamil. Ibu tidak harus lagi menjalani terapi insulin dan lebih dianjurkan untuk melakukan diet normal, karena umumnya setelah melahirkan status glukosa ibu akan kembali normal.
Bayangkan, sebuah program yang seharusnya menjadi solusi gizi anak justru berubah menjadi ancaman kesehatan. Itulah…
Pernah nggak, kamu merasa sudah jarang minum teh manis atau kopi susu, tapi kok kadar…
Pernah merasa heran kenapa berat badan tetap naik meski porsi makan tidak berlebihan? Atau kenapa…
Penulis : Rachmat Maulana, S.Gz., MKM Enam bulan pertama kehidupan bayi adalah periode emas yang…
Pernahkah kamu terpikir kalau satu potong nanas bisa jadi “obat alami” untuk tubuhmu? Buah tropis…
Pernah merasa tubuh ikut lelah atau kepala pening setelah marah atau stres berat? Itu bukan…
View Comments
Terimakasih artikelnya sangat membantu dalam menambah wawasan 😍
terima kasih kak Bella, sering-sering berkunjung di blog ini yaa... :-)