Higiene dan sanitasi peralatan dalam pengolahan makanan sangat krusial dilakukan untuk mencapai kesehatan yang prima. Mari kita simak dalam artikel ini =)
merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitikberatkan pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan, penjualan sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada konsumen. Tujuan penerapan higiene dan sanitasi termasuk peralatan pada penyelenggaraan makanan rumah sakit yaitu :1
Peralatan pengolahan pangan yang kotor dapat mencemari pangan oleh karena itu peralatan harus dijaga agar selalu tetap bersih. Upaya – upaya untuk menghindari pencemaran oangan dari peralatan kotor melalui :1
Sanitasi mengenai peralatan pengolahan makanan dapat diterapkan dengan melakukan teknik pencucian alat yang benar. Cara pencucian alat yang benar meliputi : 2
2. Sarana Pencucian
Sarana pencucian terdiri dari 2 jenis yaitu perangkat keras yaitu sarana fisik dan permanen yang digunakan berulang-ulang dan perangkat lunak yaitu bahan habis pakai dalam proses pencucian.
3. Teknik Pencucian
Tahap-tahap pencucian alat adalah sebagai berikut :
4. Bahan-Bahan Pencuci
Jenis-jenis bahan pencuci yang sesuai digunakan untuk mencuci peralatan makan/masak antara lain detergen, detergen sintetis, sabun dan pencuci abrasif.
5. Desinfektan
Jenis-jenis desinfektan yang biasa digunakan dalam pencucian antaralain hypochlorit, iodophor, QACs (Quarternary Ammonium Compounds), amphoteric surfactants, dan penolik desinfektan.
Pisau merupakan alat pemotong yang digunakan untuk semua pekerjaan ringan di dapur, seperti mengupas, memotong, mengiris, dan membentuk bahan makanan. Menurut Food and Drug Administration (FDA), karakteristik bahan-bahan yang digunakan untuk pengolahan makanan sebaiknya tidak memungkinkan migrasi bahan – bahan berbahaya atau memberikan warna, bau, dan rasa pada makanan, diantaranya:3
Stainless steel adalah paduan besi yang terdiri dari sejumlah karbon, kromium, nikel, dan logam lainnya. Pisau stainless steel umum digunakan karena mudah dibersihkan, serta tidak mudah terkorosi oleh asam dalam beberapa makanan dan sebagian besar jenis zat kimia yang digunakan dalam bahan pembersih. Bahan non-stainless steel umumnya tidak cocok digunakan pada bahan makanan dengan kelembaban tinggi. Zat besi bereaksi dengan oksigen dan air untuk membentuk karat yang akan menguap menjadi produk makanan. Korosi dipercepat dengan adanya bahan makanan dengan pH rendah atau pembersih asam. Penggunaan jenis pisau ini umumnya terbatas pada bahan makanan kering atau yang memiliki kelembaban rendah seperti biji-bijian dan tepung.
Talenan merupakan salah satu peralatan dapur yang digunakan sebagai alas untuk memotong bahan makanan. Talenan kayu biasanya terbuat dari bahan – bahan seperti kayu pinus, beech, mahoni, dan jati. Sifat talenan kayu yaitu kokoh dan meiliki anti mikroba. Suatu percobaan membuktikan bahwa mikroba yang diinokulasi dari talenan kayu secara eksperimental memiliki jumlah yang lebih rendah daripada jumlah yang diinokulasi dari papan plastik, hal tersebut menunjukkan bahwa mikroba dapat diserap dan dihisap ke dalam kayu.Hal tersebut terjadi karena konstituen kayu pada talenan, terutama yang berasal dari pinus, dapat berperan dalam menonaktifkan bakteri yang terserap pada talenan.4
Talenan plastik terbuat dari dua jenis plastik polietilen, yaitu polietilen densitas tinggi (HDPE/ high density polyethylene) dan polietilen densitas rendah (LDPE/ low density polyethylene). Kedua jenis plastik tersebut aman untuk digunakan dalam proses pengolahan makanan (food grade). HDPE (kode plastik 2) tergolong bahan plastik yang aman digunakan untuk makanan karena tidak menimbulkan reaksi kimia saat bersentuhan langsung dengan makanan dan minuman di dalamnya. LDPE (kode plastik 4) bersifat kuat, pekat (sulit ditembus cahaya), fleksibel (bisa ditekan, seperti botol sambal), dan permukaannya agak berlemak. Sifat talenan plastik umumnya tidak berpori dan sulit menyerap cairan sehingga apabila tidak dibersihkan dengan tepat, permukaannya menjadi kasar dan menjadi sulit untuk dibersihkan.
Kelaikan fasilitas talenan perlu diperhatikan guna mencegah adanya kontaminasi silang dari mikroba yang tertinggal di talenan karena adanya goresan – goresan pada talenan dan talenan sulit untuk dibersihkan. Proses pencucian talenan yang kurang tepat tidak dapat menghilangkan mikroba – mikroba pathogen. Mikroba juga dapat tumbuh pada saat talenan basah, namun talenan dengan permukaan berpori lebih cepat kering dibandingkan talenan plastik. Selain itu, goresan pada permukaan talenan kayu tidak mempengaruhi proses pengeringan, sementara goresan pada talenan plastik dapat memperlambat proses pengeringan.5
Bayangkan, sebuah program yang seharusnya menjadi solusi gizi anak justru berubah menjadi ancaman kesehatan. Itulah…
Pernah nggak, kamu merasa sudah jarang minum teh manis atau kopi susu, tapi kok kadar…
Pernah merasa heran kenapa berat badan tetap naik meski porsi makan tidak berlebihan? Atau kenapa…
Penulis : Rachmat Maulana, S.Gz., MKM Enam bulan pertama kehidupan bayi adalah periode emas yang…
Pernahkah kamu terpikir kalau satu potong nanas bisa jadi “obat alami” untuk tubuhmu? Buah tropis…
Pernah merasa tubuh ikut lelah atau kepala pening setelah marah atau stres berat? Itu bukan…