Oleh : AhliGiziID
Pernah mengalami anak susah makan? Rasanya hampir setiap balita memiliki masa-masa GTM (Gerakan Tutup Mulut) atau mogok makan ya, dengan beragam masalah, mulai dari tidak mau makan nasi, mengunci rapat mulut, mengemut, melepehkan makanan, menyembur, pilih-pilih makanan, tidak suka makan sayur dan lain sebagainnya Kalo sudah begini biasanya membuat lelah, energi kita habis terkuras sehingga membuat orang tua/pengasuh mulai stres. Dampaknya akan menggangu hubungan antara orang tua/ pengasuh dengan si anak.
Bagaimana menyikapinya? Jangan biarkan hal ini berlarut- larut namun juga jangan terburu-buru sehingga salah mengambil sikap yang bisa berpengaruh pada emosional dan perilaku makan anak kedepannya.
Kenali dan Ikuti Tahap Perkembangannya Pada balita, mulai dari usia 1 tahun, ketertarikan dan asupan makan mulai berkurang, karena laju pertumbuhan pada usia ini normalnya menurun. Selain pertumbuhan, perkembangan anak (sosial, emosional, serta motorik) juga mempengaruhi respon anak terhadap makanan. Hal ini harus dipahami dan diterima sepenuhnya oleh orang tua/pengasuh.
Makan ada sebuah proses belajar. Anak akan lebih senang bila diberi kesempatan untuk mengeskplorasi makanannya. Dan biarkan ia memilih makanan apa yg ia mau makan. Makan jadi sedikit? Berantakan? Piring dilempar? Gelas pecah?
Hal tersebut adalah bagian dari proses belajar, yang diperlukan adalah pendampingan dan bimbingan bukan amarah dan kekesalan. Sulit memang. Tapi marilah kita belajar bersama.
Lalu bagaimana mengetahui penyebabnya? Amati, dan perhatikan anak. Bila khawatir/ tidak yakin periksakan/ konsultasikan pada ahlinya.
Sebagai orang tua kecemasan akan anaknya kurang gizi atau merasa kelaparan pasti ada. Maka dibuat panduan porsi makan anak. Panduan ini sebagai rekomendasi berapa seharusnya porsi makan anak. Namun, tetap harus diikuti dengan bijak. Tidak semua anak sama, tidak semua memiliki kemampuan makan yang sama. Hargai rasa lapar dan kenyang anak. Tidak semua anak kapasitas lambungnya sama.
Kalau memang sudah kenyang, jangan dipaksakan. Disinilah seni seorang ibu, bisa mengenali tanda lapar dan kenyang anak.
Masalah berat badan harus diwaspadai hanya bila laju pertumbuhan anak menyimpang dari kurva pertumbuhan normal (tidak sejajar) atau bila sdh termasuk gizi kurang/ gizi buruk/ gizi lebih/ obesitas. Dan bila mother’s instinct bilang “waspada” (lebih baik ikuti kata hati untuk periksa ke dokter/ ahlinya daripada berpikiran macam-macam)
Biasakan anak memiliki kebiasaan makan yg baik sejak dini, akan lebih mudah dicegah untuk mengalami susah makan. Basic Feeding Rules menurut Bonnin:
Bila anak tidak mau makan (menutup mulut, mendorong makanan, memalingkan muka dll) tawarkan lagi setelah 10 menit.
Salam sehat selalu..
Penulis : Rita Chairani
Sumber: Freepik Saat ini, prevalensi penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia seperti diabetes, penyakit jantung…
Source: Portal Informasi Indonesia Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan di…
Source: Freepik Bulan Ramadhan telah tiba, saatnya umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Menahan lapar dan…
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) edisi 2024 telah dirilis dengan berbagai pembaruan signifikan untuk…
Editor: Annisa Alifaradila Rachmayanti Intermittent Fasting (IF) merupakan salah satu metode diet yang menggunakan interval…
Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) semakin meningkat, mulai dari berbagai macam teh hingga kopi…