1Susu kental manis adalah produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu. Gula atau susu yang dicampurkan kembali dengan gula sehingga mencapai tingkat kepekatan tertentu. Gula yang ditambahkan harus dapat mencegah kerusakan produk.
Susu kental manis mengandung kadar gula yang sangat tinggi, yaitu dengan minimal sukrosa sebesar 20 gram gula persatu gelas. Susu kental manis memiliki nilai protein 1 gram lebih rendah dari susu lainnya. Bahkan, ada susu kental manis yang tidak mengandung susu di dalamnya.
Jika dibandingkan dengan susu kental manis, susu formula memiliki kandungan gizi yang mirip dengan ASI. Bedanya, susu formula merupakan produk olahan susu yang berbahan dasar sapi, kedelai, asam amino, dan protein terhidrolisa parsial.
Susu formula juga memiliki kandungan asam lemak tak jenuh ganda, seperti asam arakidonat (ARA) dan asam lemak omega-3 (DHA). Kandungan tersebut bermanfaat susu formula sebagai perkembangan otak, sistem saraf, dan mata pada bayi2. Susu kental manis hanya digunakan sebagai bahan tambahan dan tidak boleh digunakan sebagai pengganti susu formula bagi balita.
Hasil penelitian3 menjelaskan bahwa di Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat sebesar 84,1% dan 90,5% menunjukan dampak COVID-19 terhadap perekonomian keluarga responden pengguna susu kental manis dan kurangnya pengetahuan ibu terhadap susu kental manis dan efek sampingnya.
Sedangkan di Jawa Timur, Maluku, dan NTT, faktor utama penggunaan skm adalah rendahnya pengetahuan ibu terhadap susu kental manis dan efek sampingnya, dari total 2068 responden yang di survei di lima provinsi, mayoritas responden memiliki pendidikan relatif rendah.
Adapun hasil penelitian4 menjelaskan bahwa dari 400 responden daerah Kendari sebesar 97% responden memiliki persepsi bahwa susu kental manis adalah susu. Hal tersebut diakibatkan oleh iklan produk televisi dan informasi kemasan produk. Pada daerah Batam.
Adapun faktor dan alasan utama yang ditemukan di daerah Kendari dan Batam adalah anak tidak menginginkan susu lain. Faktor lain yang ditemukan adalah sebesar 4.6% dan 12% pada daerah Kendari dan Batam menganggap jika susu kental manis dapat menjadi pengganti ASI/Sufor.
Oleh karena itu, pemberian susu kental manis sebagai pengganti susu formula untuk balita dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi sosial ekonomi keluarga, pendapatan keluarga yang rendah sehingga ibu mengambil alternatif lain yang lebih terjangkau, rendahnya tingkat pendidikan, dan keyakinan bahwa susu kental manis masih memiliki kandungan susu yang dibutuhkan oleh balita di dalamnya.
Kita sering mendengar keluhan orang tua tentang balita yang sulit makan, hal itu dapat terjadi karena balita terbiasa untuk mengkonsumsi makanan atau minuman yang rasanya sangat kuat, sehingga saat anak diberikan makanan rumahan, anak cenderung tidak menyukai rasa dan aromanya karena akan terasa hambar.
Kandungan gula berlebih pada susu kental manis memicu obesitas pada anak. Hal ini disebabkan oleh tidak ada zat gizi yang beragam yang dikonsumsi oleh anak jika setiap hari mengonsumsi susu kental manis, anak juga merasa kenyang lebih lama sehingga ibu jarang memberikan makanan lain yang dapat menambah asupan gizi pada anak.
Komposisi pada susu kental manis yang sudah bukan susu murni dan lebih banyak gula menyebabkan kandungan gizi dari susu kental manis tidak lebih baik daripada Sufor. Hal tersebut menyebabkan anak tidak mendapatkan gizi yang seharusnya didapat pada masa pertumbuhan jika selalu mengonsumsi susu kental manis, jika hal ini terus dilakukan oleh ibu untuk memberi susu kental manis pada anak sebagai pengganti MPASI atau susu formula, risiko anak menderita stunting akan meningkat.
Kandungan gula yang tinggi pada susu kental manis juga dapat memicu risiko penyakit diabetes yang dapat diderita oleh anak. Kadar gula yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan sensitivitas hormon insulin dalam tubuh menurun hingga menyebabkan risiko penyakit diabetes.
Susu kental manis mengandung kadar gula yang sangat tinggi, sehingga sisa susu yang diminum akan menempel pada gigi dan menyebabkan karies pada gigi. Apabila kebersihan mulut dan gigi anak tidak dijaga dengan baik, maka akan menyebabkan karies gigi yang lama kelamaan akan semakin bertambah parah sehingga menjadi penyebab gigi berlubang.
EDITOR: Amelina Dwi Adzani, Shafira Sekar Khairunissa
Penulis : Qory Safa Ardiani (Universitas Esa Unggul) Apa itu hipertensi? Hipertensi sebagai salah satu…
saat anda sedang membuka sosial media dan melihat orang-orang sedang makan atau melihat sebuah restoran,…
Penulis : Dian Yuni Pratiwi (Dosen Departemen Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran)…
Dewasa ini makanan manis kian digemari oleh remaja akibat adanya arus globalisasi. Makanan manis seperti…
Penulis : Dian Yuni Pratiwi (Dosen Departemen Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran)…
Pola makan nabati menitikberatkan konsumsi makanan yang utamanya berasal dari tumbuhan. Tak hanya meliputi buah-buahan…
View Comments
Wihhh
Informatif sekali 👍🏻👍🏻