Diet Penyakit

Efek Kemoterapi Terhadap Preferensi Makanan

Kemoterapi sangat berdampak pada asupan makan penyintas kanker terutama terkait perubahan preferensi makanan. Mari kita simak lebih lanjut pada artikel berikut =)

Kemoterapi

adalah penggunaan agen kimia atau obat-obatan untuk mengobati kanker secara sistematis. Lebih dari 100 obat kemoterapi digunakan saat ini baik sebagai pengobatan tunggal maupun dalam kombinasi dengan pengobatan lain. Tujuan dari pengobatan kemoterapi yaitu untuk membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan dan penyebarannya serta meringankan gejala kanker.​1​ Kemoterapi memiliki efek yang lebih besar pada sel-sel kanker yang memiliki pola pertumbuhan progresif yang stabil. Studi baru menunjukkan bahwa obat-obatan kemoterapi dikemas dalam nanopartikel berdiameter 10-100 nm yang secara efektif menargetkan obat kemoterapi ke lokasi tumor sehingga dapat meningkatkan efisiensi farmakokinetik dan kemanjuran terapeutik.​2​

Baca Artikel : Gizi pada Penyintas Kanker

Efek Samping Kemoterapi

Beberapa efek samping kemoterapi antara lain

Mual dan muntah

dianggap sebagai efek samping kemoterapi paling buruk karena dapat berpengaruh pada kualitas hidup pasien kanker. Mual merupakan sensasi yang tidak nyaman pada epigastrum yang berpotensi menimbulkan terjadinya muntah. Muntah merupakan refleks motorik dari dalam perut yang menyebabkan pengeluaran isi lambung secara tidak sadar melalui mulut.​3​ Mual dan muntah akibat kemoterapi dapat diklasifikasikan sebagai antisipatif (terjadi sebelum menerima pengobatan), akut (terjadi dalam dua puluh empat jam pertama setelah pengobatan) dan lambat (terjadi dalam satu hingga empat hari setelah pengobatan) yang ditandai dengan patofisiologis yang berbeda.​1​

Mukositis

merupakan peradangan sel-sel epitel membran mukosa yang dapat terjadi pada setiap bagian di saluran gastrointestinal.​4​ Mukositis biasanya terjadi pada 5-7 hari setelah kemoterapi dan dapat berlanjut sampai pasien pulih dari penekanan imun. Insidensi mukositis oral terjadi pada 40-70% pasien kanker dengan pengobatan kemoterapi. Gejala yang dirasakan yaitu timbulnya rasa sakit dan terbakar saat mengunyah dan menelan makanan.​1​

Kemoterapi mempengaruhi kerusakan sel-sel epitel mukosa baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung kemoterapi dapat mengganggu proses regenerasi, pembelahan dan maturasi sel epitel sehingga terjadi penipisan lapisan basal, inflamasi dan ulserasi pada mukosa. Secara tidak langsung, obat kemoterapi akan menekan sumsum tulang yang menyebabkan neutropenia dan trombositopenia sehingga respon imun terhadap bakteri, jamur dan virus menurun dan risiko infeksi meningkat.​4​

Disgeusia

atau perubahan rasa dan bau pada pasien kanker dapat disebabkan oleh keganasan kanker itu sendiri maupun intervensi terapeutik. Kemoterapi dapat menyebabkan perubahan rasa dan bau dengan menghancurkan sel-sel reseptor rasa. Agen kemoterapi sitotoksik mengubah struktur pori-pori pengecap yang menyebabkan penipisan epitel papilla lidah. Sensasi dasar yang dialami oleh sebagian besar subjek yang menderita disgeusia karena kemoterapi adalah rasa logam di mulut dan tidak memiliki sensasi rasa (aguesia) yang dapat bertahan lama pada beberapa pasien bahkan setelah kemoterapi selesai. Disgeusia dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien karena dapat menyebabkan kekurangan gizi, penurunan berat badan, bahkan dalam kasus yang parah dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan.​5​

Diare

Dilaporkan bahwa sebanyak 5-47% pasien mengalami diare sebagai efek samping kemoterapi. Banyak agen kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker dapat memberikan efek pada sel-sel dalam epitel saluran pencernaan yang menyebabkan berbagai gejala gastrointestinal. Diare didefinisikan sebagai peningkatan likuiditas feses yang disebabkan oleh gangguan penyerapan, sekresi dan pergerakan cepat feses melalui usus. Adanya atrofi dari sel-sel epitel mukosa (vili dan mikrovili) yang melapisi usus menyebabkan inflamasi sehingga menghasilkan banyak lendir yang merangsang percepatan gerakan peristaltik. Vili dan mikrovili berfungsi dalam pencernaan dan penyerapaan makanan, apabila sel tersebut mengalami kerusakan maka penyerapan gizi, air dan elektrolit akan terganggu.​4​

Konstipasi

Sembelit atau konstipasi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh penurunan frekuensi buang air besar akibat konsistensi feses yang menjadi keras dan berukuran besar. Kemoterapi dapat berpengaruh terhadap lapisan gastrointestinal terutama pada kerusakan vili usus. Perubahan motilitas usus ini dapat menyebabkan peningkatan absorbsi cairan di kolon. Hal ini membuat transit sisa-sisa hasil metabolisme melambat sehingga feses menjadi kering, menumpuk dan sulit didorong.​6​

Anoreksia

adalah hilangnya/berkurangnya nafsu makan yang sering terjadi pada pasien kanker. Adanya efek kemoterapi yang menggangggu sistem pencernaan seperti mual muntah, mukositis, disgeusia, konstipasi, diare dan sebagainya dapat menimbulkan gejala anoreksia pada kanker. Penurunan nafsu makan ini merupakan salah satu faktor terjadinya penurunan berat badan pada pasien kemoterapi karena asupan makanan menjadi tidak adekuat.  

Alopesia

Kemoterapi menghancurkan sel-sel epitel yang membelah dengan cepat dari folikel rambut yang menyebabkan alopecia (kerontokan rambut). Tingkat kerontokan rambut tergantung pada dosis, rute, sifat perawatan dan status kesehatan sebelum perawatan. Alopesia biasanya dimulai setelah 1-2 minggu kemoterapi dimulai. Rambut rontok dalam proses kemoterapi adalah efek samping yang dapat memberi pengaruh negatif pada individu karena memiliki efek parah terhadap citra tubuh.​4​

Studi Terkait Kemoterapi dengan Preferensi Makanan

Agresivitas biologis dari obat kemoterapi dapat merusak sel-sel dalam saluran pencernaan yang dapat menyebabkan mukositis, mual muntah, dan perubahan rasa. Perubahan persepsi rasa dapat menyebabkan malnutrisi yang merupakan salah satu penyebab seringnya kesakitan dan kematian pada pasien kanker yang menjalani rawat inap. Faktor-faktor seperti modulasi fisiologi rasa akibat terapi dan kerusakan sel-sel progenitor rasa dan gangguan mikrobiota usus berhubungan dengan persepsi rasa pada pasien kanker.​7​

Disfungsional dari sistem rasa ini menimbulkan preferensi makanan yang berbeda dan dengan mempengaruhi asupan makanan pada pasien kanker selama kemoterapi. Manifestasi klinis umumnya dimulai dengan keluhan sensitivitas terhadap makanan asam dan intoleransi terhadap makanan yang sangat panas atau sangat dingin. Selain itu, mual muntah dan disgeusia juga mempengaruhi preferensi makanan dimana penelitian menunjukkan bahwa pasien kanker yang mengalami efek kemoterapi seperti mual, muntah dan perubahan rasa menyukai makanan asin daripada manis. Makanan asin umumnya lebih dipilih karena dapat menutupi sensitivitas terhadap rasa pahit yang meningkat.​8,9​

Perawatan kanker mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi pasien melalui berbagai preferensi dan penolakan makanan. Sebuah studi menunjukkan bahwa pasien kanker yang mendapat kemoterapi lebih menyukai jenis makanan seperti buah-buahan dan sayuran, sup, unggas, pasta, dan ikan. Studi lain juga menemukan bahwa pasien kanker yang menjalani perawatan kemoterapi menyukai jus buah dan buah-buahan. Sayuran memiliki kadar mineral, vitamin, karbohidrat, serat, dan protein. Selain itu, jus buah merupakan makanan segar yang kaya akan vitamin yang dapat menjadi pilihan baik untuk pasien dengan mual muntah, xerostomia, mukositis, anoreksia, dan lainnya.​9​

Makanan yang dihindari oleh pasien diantaranya adalah makanan berminyak/goreng, makanan pedas dan makanan asam. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa daging, kopi, dan kacang-kacangan merupakan jenis makanan yang dihindari.​9​ Hal ini disebabkan karena efek samping kemoterapi dapat meningkatkan sensitivitas terhadap rasa pahit/logam. Rasa logam dapat berasal dari agen kemoterapi yang memberikan pengaruh langsung pada rasa di mulut. Beberapa agen kemoterapi, seperti cisplatin dan carboplatin, mengandung senyawa logam platinum. Pasien dapat merasakan senyawa platinum ini selama perawatan kemoterapi.​10​

Ambang pahit terkait dengan asam amino, peptida, dan kandungan purin daging dapat menimbulkan sensasi pahit yang menyebabkan keengganan terhadap daging. Kafein juga dianggap sebagai zat pahit sehingga menyebabkan keengganan terhadap kopi. Padahal daging merupakan sumber protein yang baik dengan nilai biologis tinggi, mineral terutama besi dan heme serta vitamin B. Daging, telur dan kacang-kacangan adalah makanan pembangun, yang sangat penting untuk sintesis dan pemulihan sel.​9​

Preferensi makanan pasien kanker ini dapat mempengaruhi asupan zat gizinya. Penelitian menunjukkan bahwa selama kemoterapi, pasien kanker mengalami asupan energi dan protein yang rendah. Adanya penurunan persepsi rasa, berkurangnya nafsu makan, kesulitan mengunyah, mual dikaitkan dengan asupan energi yang rendah. Energi sangat penting untuk membantu mempertahankan keseimbangan energi dan mencapai berat badan ideal sedangkan protein berfungsi untuk memperbaiki dan membangun kembali jaringan yang rusak, mempertahankan sistem kekebalan tubuh dan mencegah keseimbangan nitrogen negatif.​1​

Referensi

  1. 1.
    Nelms M, Sucher K, Lacey K. Nutrition Therapy and Pathophysiology. 3rd ed. Cengage Learning; 2016.
  2. 2.
    Tang K, Zhang Y, Zhang H, et al. Delivery of chemotherapeutic drugs in tumour cell-derived microparticles. Nat Commun. Published online January 2012. doi:10.1038/ncomms2282
  3. 3.
    Scorza K, Williams A, Phillips J, Shaw J. Evaluation of nausea and vomiting. Am Fam Physician. 2007;76(1):76-84. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17668843
  4. 4.
    Selwood K. Side Effect of Chemotherapy. John Willey & Sons; 2008.
  5. 5.
    Hovan A, Williams P, Stevenson-Moore P, et al. A systematic review of dysgeusia induced by cancer therapies. Support Care Cancer. 2010;18(8):1081-1087. doi:10.1007/s00520-010-0902-1
  6. 6.
    Gibson R, Keefe D. Cancer chemotherapy-induced diarrhoea and constipation: mechanisms of damage and prevention strategies. Support Care Cancer. 2006;14(9):890-900. doi:10.1007/s00520-006-0040-y
  7. 7.
    Murtaza B, Hichami A, Khan AS, Ghiringhelli F, Khan NA. Alteration in Taste Perception in Cancer: Causes and Strategies of Treatment. Front Physiol. Published online March 8, 2017. doi:10.3389/fphys.2017.00134
  8. 8.
    de Vries YC, Winkels RM, van den Berg MMGA, et al. Altered food preferences and chemosensory perception during chemotherapy in breast cancer patients: A longitudinal comparison with healthy controls. Food Quality and Preference. Published online January 2018:135-143. doi:10.1016/j.foodqual.2017.09.003
  9. 9.
    Marinho E, Custódio I, Ferreira I, Crispim C, Paiva C, Maia Y. Relationship between food perceptions and health-related quality of life in a prospective study with breast cancer patients undergoing chemotherapy. Clinics. Published online December 1, 2018. doi:10.6061/clinics/2018/e411
  10. 10.
    IJpma I, Renken RJ, ter Horst GJ, Reyners AKL. Metallic taste in cancer patients treated with chemotherapy. Cancer Treatment Reviews. Published online February 2015:179-186. doi:10.1016/j.ctrv.2014.11.006
Ayu Rahadiyanti

Executive Editor Ahli Gizi ID | Lecturer | Writer

Recent Posts

Hidden Sugar dalam Makanan, Lebih Bahaya dari Gula Pasir?

Pernah nggak, kamu merasa sudah jarang minum teh manis atau kopi susu, tapi kok kadar…

3 days ago

Chrononutrition: Hubungan Waktu Makan dengan Metabolisme Tubuh

Pernah merasa heran kenapa berat badan tetap naik meski porsi makan tidak berlebihan? Atau kenapa…

6 days ago

ASI Eksklusif untuk Kesehatan Bayi dan Ibu

Penulis : Rachmat Maulana, S.Gz., MKM Enam bulan pertama kehidupan bayi adalah periode emas yang…

1 week ago

Kenali 4 Manfaat Nanas yang Bikin Tubuh Lebih Sehat

Pernahkah kamu terpikir kalau satu potong nanas bisa jadi “obat alami” untuk tubuhmu? Buah tropis…

2 weeks ago

Sering Emosi Bisa Jadi Pemicu Gangguan Gula Darah dan Metabolisme

Pernah merasa tubuh ikut lelah atau kepala pening setelah marah atau stres berat? Itu bukan…

2 weeks ago

Sering Digendong, Bayi Jadi “Bau Tangan”? Mitos atau Fakta!

Banyak orang tua baru sering mendengar nasihat, “jangan terlalu sering gendong bayi, nanti jadi bau…

3 weeks ago