Pengaturan Makan pada Hipertiroidisme

Terdapat beberapa makanan yang dianjurkan dan perlu dibatasi pada pasien hipertiroidisme. Apa saja ya? Mari kita simak pada artikel berikut =)

Definisi

Hipertiroidisme adalah keadaan yang disebabkan aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan (hiperaktivitas kelenjar tiroid). Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar hormon tiroid, sehingga berdampak mempengaruhi metabolisme tubuh. Hiperaktivitas kelenjar tiroid ditandai dengan peningkatan kadar free Thyroxine fT4, Thyroxine (T4), free Triiodothyronine (fT3) atau Triiodothyronine (T3) dan penurunan Thyroid Stimulating Hormone (TSH). Dikatakan hipertiroidisme jika TSH serum 24,5 pmol/l atau fT3 >6.3 pmol/l.​1​ 

Tanda Gejala

Terdapat beberapa tanda dan gejala hipertiroidisme antara lain :​2​

OrganGejala dan Tanda
Susunan sarafEmosional, psikosis, tremor, nervositas, sulit tidur, sulit konsentrasi
MataPandangan ganda, melotot
Kelenjar tiroidPembesaran tiroid
Jantung dan paruSesak nafas, hipertensi, aritmia berdebar debar, gagal jantung, tekanan nadi meningkat 
Saluran cernaSering buang air besar, muntah, BB turun cepat
Sistem reproduksiMenstruasi berkurang, tingkat kesuburan menurun 
Darah-limfatikAnemia, pembesaran limpa, pembesaran kelenjar limfe leher 
Tulang Osteoporosis, nyeri tulang
OtotLemah badan, tangan gemetar
Kulit Berkeringat tidak wajar (berlebihan) di beberapa tempat 

Cara Deteksi Dini 

Berikut beberapa cara untuk melakukan anamnesis hipertiroidismeisme (minimal 5 gejala): 

  1. Jantung berdebar
  2. Gelisah
  3. Tidak tahan panas
  4. Banyak keringat, cepat lelah
  5. Berat badan menurun drastis walaupun jumlah makan biasa
  6. Sulit tidur
  7. Jantung berdebar
  8. Cepat emosi
  9. Gemetar
  10. Telat haid
  11. Diare

Jika terdapat 5 gejala dilakukan palpasi kelenjar tiroid:

Tabel Klasifikasi Tingkat Pembesaran Tiroid

TINGKATTANDA-TANDA
“Normal”  tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
“Tingkat IA”  jika pembesaran kelenjar tiroid  tidak  tampak walaupun leher pada posisi tengadah maksimum dan  pembesaran kelenjar tiroid teraba ketika dipalpasi.
“Tingkat IB”  pembesaran kelenjar tiroid  terlihat jika leher pada posisi tengadah maksimum dan pembesaran kelenjar teraba ketika dipalpasi.
“Tingkat II”  pembesaran kelenjar tiroid terlihat pada posisi kepala normal dari jarak 1 meter.
“Tingkat III”  pembesaran kelenjar tiroid  tampak nyata dari jarak jauh (5-6 meter).

Cara melakukan Palpasi:

  1. Berdirilah di belakang orang yang akan diperiksa, lalu letakkanlah dua jari telunjuk dan dua jari tengahnya pada masing-masing lobus kelenjar tiroid yang letaknya beberapa sentimeter di  bawah jakun.
  2. Rabalah (palpasi) dengan jari-jari tersebut di daerah kelenjar tiroid. Perabaan (palpasi) jangan dilakukan dengan tekanan terlalu keras atau terlalu lemah. Tekanan terlalu keras akan  mengakibatkan kelenjar masuk atau pindah ke bagian belakang  leher, sehingga pembesaran tidak teraba. Perabaan terlalu lemah akan mengurangi kepekaan perabaan.

Cara Mencegah Terjadinya Hipertiroidisme

Sebenarnya tidak ada cara khusus untuk mencegah terjadinya penyakit hipertiroidisme. Namun, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan risikonya:​3​

  1. Berhenti merokok

Merokok mecemari tubuh manusia dengan sejumlah besar zat kimia yang dapat mempengaruhi kelenjar tiroid. Efek penghambatan kompetitif tiosianat pada sodium-iodine symporter (NIS) memperburuk defisiensi yodium. Merokok menyebabkan sedikit penurunan serum TSH dan peningkatan serum T4 bebas. Efek merokok dapat meningkatan risiko hipertiroidismeisme Graves, khususnya orbitopati Graves.

  1. Menjaga pola hidup sehat

Melakukan olahraga teratur dan menjaga pola makan tetap sehat. Menghindari makanan yang dapat menjadi penyebab hipertiroidisme seperti makanan tinggi yodium, produk olahan susu, kedelai, makanan laut dan mengonsumsi makanan yang menyehatkan kelenjar tiroid seperti putih telur, buah, dan sayur segar. 

  1. Cek kesehatan tiroid secara berkala

Jika terdapat benjolan atau ada gejala seperti seperti mudah berkeringat, lebih sensitif dengan panas, siklus menstruasi dan nafsu makan berubah yang sudah disebutkan maka harus lebih waspada dan secepatnya memeriksakan diri ke dokter. 

Pengaruh Hipertiroidisme terhadap Metabolisme Tubuh

Tingkat metabolisme basal pasien hipertiroidisme meningkat dan sering disertai dengan penurunan berat badan ketika asupan kalori tidak dapat mengimbangi peningkatan kebutuhan energi.​4​  Gangguan tiroid berhubungan dengan perubahan metabolisme protein dan lemak. Terjadi peningkatan degradasi protein dan lipolisis pada kondisi hipertiroidisme, yang dapat mengakibatkan hipoalbuminemia, peningkatan asam lemak bebas (FFA) plasma, peningkatan mobilisasi FFA, penurunan kolesterol serum, dan kadar trigliserida.​5​

Sintesis dan degradasi kolesterol meningkat oleh hormon tiroid, efek ini sebagian besar disebabkan oleh adanya peningkatan reseptor low-density lipoprotein (LDL) di hati, sehingga kadar kolesterol menurun. Kadar kolesterol total dan trigliserida serum menurun karena peningkatan pembersihan melalui jalur reverse cholesterol transport (RCT) dan beta oksidasi hati meningkat karena lipolisis dari jaringan adiposa. Pada keadaan hipertiroid, oksidasi lipid yang berlebihan dan fosforilasi oksidatif dapat menghasilkan spesies oksigen reaktif yang menyebabkan kerusakan jaringan hati.​4​ 

Hipertiroidisme meningkatkan glukoneogenesis dan glikogenolisis hati serta absorpsi glukosa di usus, sehingga dapat menyebabkan hiperglikemia serta memperburuk kontrol glikemik. Hipertiroidisme merangsang glukoneogenesis hepatik dengan meningkatkan transpor alanin dan konversinya menjadi glukosa.​4​

Pemberian Diet untuk Hipertiroidisme

Berikut pengaturan diet pada hipotiroid :​2​

  1. Energi diberikan tinggi, yaitu 40 kkal/kg BB dikarenakan adanya kenaikan kebutuhan metabolisme basal.
  2. Protein diberikan tinggi, yaitu 1-1.75 g/kg BB.
  3. Lemak diberikan 20-25% dari total energi sehari.
  4. Karbohidrat diberikan sisa dari hasil perhitungan persentase protein dan lemak.
  5. Vitamin diberikan cukup, terutama vitamin A, B kompleks, dan C dapat diberikan dalam bentuk suplemen.
  6. Mineral kalsium, fosfor, vitamin D harus cukup.
  7. Serat diberikan cukup.
  8. Air diberikan minimal 3 liter per hari.
  9. Pemberian makan porsi kecil dan sering untuk mengatasi kondisi nafsu makan yang menurun atau mencegah rasa lapar. 

Makanan Untuk Mencegah Hipertiroidisme

Hipertiroidisme merupakan penyakit yang disebabkan karena kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh. Sebenarnya tidak ada jenis makanan kusus untuk menghindari hipertiroidisme namun mengonsumsi makanan yang begizi seimbang dapat menurunkan risiko berbagai penyakit termasuk hipertiroidisme. Selain itu perlu memperhatikan konsumsi garam dan makanan yang mengandung yodium agar dapat dikonsumsi secara wajar.​6​

Salah satu faktor resiko seseorang mengalami hipertiroidisme adalah faktor riwayat keluarga dan genetik. Mencegah tiroid dapat dilakukan dengan memperhatikan asupan selenium dalam makanan dan memastikanya cukup sesuai kebutuhan terutama orang dengan riwayat keluarga hipertiroidisme. Menurut angka kecukupan gizi orang dengan usia 20-40 tahun memiliki kebutuhan selenium sebesar 24-25 mcg. Kebutuhan selenium berdasarkan RDA untuk usia 14-50 tahun sebesar 55-70 mcg/day. Selenium mendukung kerja hormon tiroid, meningkatkan sistem kekebalan dan fungsi kognitif. Kekurangan selenium yang diikuti dengan konsumsi yodium yang tinggi akan mengakibatkan kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.​7​ Sumber makanan yang mengandung selenium adalah serealia, daging, kacang kacangan, jamur, asparagus.

Baca Artikel : Manfaat Selenium Bagi Kesehatan

Makanan yang Dianjurkan 

Pada pasien hipertiroidisme, konsumsi makanan mengandung goitrogen sangat dianjurkan.​8​ Selain itu, kondisi penyakit Graves’ atau penyakit autoimun tiroid lain sangat sensitif terhadap efek dari yodium. Konsumsi makanan yang mengandung jumlah yodium tinggi dapat memperparah kondisi hipertiroidisme. Berikut makanan yang dianjurkan:​9​ 

  • Bahan makanan mengandung goitrogen.
  1. Kol
  2. Kembang kol
  3. Asparagus
  4. Brokoli
  5. Daun salada
  6. Kacang polong
  7. Selada air
  • Bahan makanan rendah yodium
  1. Garam yang tidak beryodium.
  2. Putih telur. 
  3. Roti olahan sendiri yang tidak mengandung garam dan minyak beryodium.
  4. Buah dan sayuran segar.
  5. Sayuran beku.
  6. Biji-bijian, produk sereal, pasta tanpa bahan yang mengandung yodium tinggi.
  7. Buah kaleng.
  8. Kacang tawar (tidak diberikan perasa garam) dan selai kacang alami (kacang tanah, almond, dan lainnya).
  9. Jus buah.
  10. Kopi atau teh (tidak ada tambahan susu atau krimmer).
  11. Rempah-rempah segar dan kering.
  12. Semua minyak nabati.
  13. Gula, selai, jeli, sirup, dan madu.

 Makanan yang Tidak Dianjurkan 

  • Bahan makanan mengandung goitrogen yang mentah

Konsumsi bahan makanan mentah yang mengandung goitrogen dengan obat antitiroid dapat menyebabkan peningkatan efek samping obat.

  • Bahan makanan tinggi yodium
  1. Garam beryodium.
  2. Vitamin atau suplemen yang mengandung yodium (khususnya yang mengandung kelp dan dulse, semacam rumput laut yang dapat dimakan).
  3. Susu atau olahannya seperti se krim, keju, yogurt, mentega, termasuk coklat susu)
  4. Seafood seperti ikan, sushi, kerang, kelp dan dulse.
  5. Makanan yang mengandung aditif karagenan, agar-agar, alginat, atau nori.
  6. Produk roti yang dibuat dengan adonan iodat dengan pewarna merah FD&C #3.
  7. Kuning telur dan makanan yang mengandung kuning telur.

Referensi

  1. 1.
    Vadiveloo T, Donnan PT, Cochrane L, Leese GP. The Thyroid Epidemiology, Audit, and Research Study (TEARS): The Natural History of Endogenous Subclinical Hyperthyroidism. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. Published online January 2011:E1-E8. doi:10.1210/jc.2010-0854
  2. 2.
    Iskandar I. Kehamilan dengan Hipertiroid. J Kedokt Nanggroe Med. 2021;14(1):16-21.
  3. 3.
    Kemenkes R. Situasi dan Analisis Tiroid. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Published 2015. https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-tiroid.pdf
  4. 4.
    Sinha RA, Singh BK, Yen PM. Thyroid hormone regulation of hepatic lipid and carbohydrate metabolism. Trends in Endocrinology & Metabolism. Published online October 2014:538-545. doi:10.1016/j.tem.2014.07.001
  5. 5.
    Reddy VS, Pasupuleti P, Srinivasa Rao PVLN, Garg R, Haribabu A. Ischemia-modified albumin in patients with hyperthyroidism and hypothyroidism. European Journal of Internal Medicine. Published online March 2014:e42-e43. doi:10.1016/j.ejim.2013.10.003
  6. 6.
    Kumar KVSH, Sharma R, Bharti S. Diet and thyroid – myths and facts. J Med Nutr Nutraceut. Published online 2014:180. doi:10.4103/2278-019x.131954
  7. 7.
    Ihsan N N, Nurcahyani Y. Hubungan Defisiensi Selenium dengan Thyroid Stimulating Hormone (TSH), Triiodothyronin (T3), dan Free Thyroxine (Ft4) pada Anak Sekolah Dasar di Daerah Endemik GAKI. . Media Gizi Mikro Indones. 2016;6(2):123-132.
  8. 8.
    Wahyuni S, Kususmawardani H, Setianingsih I. Pengaruh Pemberian Kedelai dan Susu Tinggi Kalsium Terhadap Fungsi Tiroid dan Massa Tulang pada Tikus Hipertiroid. MGMI. 2017;9(1).
  9. 9.
    NIDDK N. Hyperthyroidism (Overactive Thyroid). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). https://www.niddk.nih.gov/health-information/endocrine-diseases/hyperthyroidism

Ayu Rahadiyanti

Executive Editor Ahli Gizi ID | Lecturer | Writer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *