Apakah anda kadang-kadang berjuang agar anak mau makan buah dan makan sayur? Mari kita simak tipsnya =)
Sepertinya anda tidak sendirian banyak orang tua yang mengalami keluhan yang sama. Anak-anak Ketika sudah bertambah besar anak bisa memilih makannya sendiri, dan anak-anak cenderung takut akan mencoba sayuran yang biasanya mereka bilang pahit atau tidak memiliki rasa.
Pada masa pertumbuhan anak orang tua dituntut memperhatikan asupan gizi yang diterima oleh si kecil. Sebagai orang tua kita harus bisa memilih asupan gizi apa yang sesuai dan apa yang mereka butuhkan. Kebutuhan vitamin anak dapat diperoleh dari buah-buahan. Kandungan yang ada di dalam buah pun bervariasi tergantung jenis buah tersebut. Sayuran mengandung serat, vitamin dan mineral. Serat dapat membantu anak-anak merasa kenyang dan membantu memperlancar pencernaan. Vitamin dan mineral diperlukan untuk membantu anak-anak tumbuh dan berkembang.
Supaya anak terbiasa untuk mengkonsumsi buah dan sayur kita sebagai orang tua harus mengajarkan mengonsumsi buah dan sayur untuk memenuhi asupan gizinya, tapi bagaimana jika anak tidak mau makan buah dan sayur?
Baca Artikel : Membiasakan Konsumsi Sayur Buah pada Anak Pra Sekolah
Berikut tips agar anak mau makan sayur dan buah :1–3
Anak-anak akan lebih mungkin untuk mencoba memakan sesuatu yang telah mereka pilih atau bantu buat. Hal ini tidak harus hal-hal yang meberatkan untuk anak, tapi mintalah tolong untuk membantu anda pada hal-hal kecil seperti mencuci sayuran, mengupas atau memotong buah dan sayur. Tentunya tetap dalam pengawasan ya Moms!
Untuk menarik perhatian anak potong buah dan sayur dengan bentuk yang unik. Ubah presepsi anak kalau buah dan sayur tidak semengerikan yang mereka bayangkan selama ini.
Maksud licik disini adalah tambahkan beberapa buah atau sayuran di makanan yang anak Anda sukai. Anda juga dapat sisipikan buah dan sayur kedalam bekal sekolahnya. Varisi dapat disesuaikan dengan kesukaan anak. Seperti spageti ditambahkan parutan wortel atau tambahkan jamur kedalam pizza favorit anak Anda.
Rasa dapat berpengaruh ke anak. Rasa asam atau sepat anak-anak cenderung tidak menyukainya. Buah dengan rasa yang manis umumnya lebih disuaki anak-anak. Pastikan kita sebagai orang tua mengenalkan buah-buahan dengan rasa yang segar dan manis terlebih dahulu seperti semangka, melon, pisang, atau pepaya.
Lebih lanjut : Persepsi dan Preferensi Rasa
Bentuk yang berbeda cenderung membuat anak penasaran dan akan mencobanya. Cara kreatif bisa menambah kegemaran anak dalam mengkonsumsi buah dan sayur. Misalnya membuat mie dari sayuran, membuat, sayuran menjadi pudding, atau membuat jus dari buah. Anak-anak cenderung tertarik dengan bentuk dan kita membuat dengan rasa yang disukai mereka ya Moms.
Penelitian telah menunjukkan bahwa jika Anda menyajikan lebih banyak sayuran untuk anak-anak Anda, mereka lebih mungkin untuk makan lebih banyak sayuran. Menyelipkan sayuran ke dalam makan siang mereka, sajikan untuk makan malam, atau simpan wadah sayuran segar di tangan, di lemari es atau makanan ringan. Anak-anak menyukai makanan yang akrab sehingga mereka mungkin perlu mencoba sayuran berulang kali.
Perilaku anak sehari-hari biasanya mencontoh perilaku orang tua mereka. Oleh karena itu, anak tidak mau makan buah dan sayur mungkin karena anda tidak memberikan contoh untuk makan buah dan sayur sehingga anak malas untuk mencoba mengkonsumsi buah dan sayur. Sebagai orang tua kita harus mencontoh hal-hal baik supaya anak dapat menirukan hal tersebut ya Moms!
Editor : Ayu Rahadiyanti
Pernah dengar istilah adaptogen? Belakangan ini, tren minuman herbal penenang seperti teh ashwagandha, latte jamur…
Pernah merasa bingung saat anak kehilangan nafsu makan, terlalu membatasi makanan, atau bahkan takut menambah…
Pernah merasa gagal kalau langkah harianmu di smartwatch belum tembus 10.000? Tenang, kamu tidak sendirian.…
Ilustrasi | Gambar Minuman Pure Matcha (Sumber gambar: Freepik) Matcha kini menjadi salah satu minuman…
Pernah merasa cepat lelah, pusing, atau sulit fokus padahal sudah makan cukup? Bisa jadi tubuhmu…
Berapa kali kamu mendengar kalimat, “Yang penting defisit kalori, pasti turun berat badan”? Pada kenyataannya,…