Kesehatan dan Gizi lainnya

FAKTOR PENYEBAB DEFISIENSI VITAMIN D

Vitamin D sangat mudah didapatkan di negara tropis seperti Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi defisiensi vitamin D. Faktor apa saja yang terkait? Mari kita simak pada artikel berikut =)

Vitamin D

merupakan salah satu mikronutrien yang bersifat larut dalam lemak yang berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfat, homeostasis kalsium, kesehatan vaskuler, diferensiasi dan proliferasi sel. Disebut juga “sunshine vitamin”, sering dikaitkan dengan beberapa penyakit mulai dari penyakit degeneratif sampai keganasan. Vitamin D penting untuk kesehatan tulang yang membantu tubuh mempertahankan tingkat kalsium yang tepat untuk mengatur perkembangan gigi dan tulang.​1,2​

Lebih Lanjut : Osteoporosis dan Kalsium

Faktor Penyebab Defisiensi Vitamin D

Kekurangan vitamin D, menurut Harvard’s School of Public Health, sekitar 1 miliar orang di seluruh dunia tidak mendapatkan cukup vitamin D. Orang dengan warna kulit lebih gelap berisiko lebih tinggi mengalami defisiensi vitamin D. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan pertumbuhan tulang terhambat atau buruk. Osteoporosis, yang disebabkan oleh kekurangan kalsium dan vitamin D, dapat menyebabkan tulang keropos dan rapuh sehingga mudah patah.​1​

Faktor penyebab defisiensi vitamin D dapat dibedakan menjadi dua: defisiensi terkait radiasi UVB dan defisiensi terkait kondisi medis/fisik yaitu :​2,3​

1. Defisiensi terkait UVB

• Lansia

Penyebab utama defisiensi vitamin D pada lansia yaitu menurunnya jumlah 7-dehidrokolesterol di kulit yang merupakan prekursor sintesis vitamin D dengan bantuan UVB.

• Pigmentasi kulit

Orang yang berkulit gelap memiliki jumlah melanin yang banyak pada epidermis. Melanin bersifat kompetitif terhadap 7-dehidrokolesterol dalam menyerap radiasi UVB. Melanin bersifat sebagai tabir surya alami untuk kulit sehingga dapat menghalangi sintesis vitamin D.

• Pakaian

Cara berpakaian dapat mempengaruhi sintesis vitamin D. Pada kulit yang tertutup pakaian, 7-dehidrokolesterol tidak terpapar radiasi UVB sehingga tidak terjadi perubahan menjadi vitamin D. Terdapat perbedaan kadar vitamin D yang signifikan antara paparan sinar matahari hanya di bagian wajah, tangan, dan lengan dengan paparan UVB di seluruh bagian tubuh.

• Tabir Surya

Pemakaian tabir surya akan menyerap UVB dan UVA sehingga akan menghalangi radiasi UVB langsung ke dalam kulit.

• Musim

Garis lintang, waktu Setiap negara memiliki musim yang berbeda, tergantung garis lintangnya. Tidak semua negara mendapatkan sinar matahari setiap harinya. Namun, negara yang berada di dekat garis khatulistiwa juga tidak menjamin kecukupan kadar vitamin D dalam tubuh.

2. Defisiensi terkait kondisi medis/fisik

• Malabsorbsi lemak

Keadaan medis seperti Crohn’s disease, fibrosis kistik, penyakit celiac, pengangkatan bagian usus atau lambung dapat dikaitkan dengan malabsorbsi lemak yang dapat mengakibatkan defisiensi vitamin D.

• Penggunaan antikonvulsan,

Penggunaan obat anti konvulsan, atau obat anti epilepsi, seperti fenobarbital, phenytoin, dan karbamazepin yang digunakan untuk pasien kejang epilepsi dan juga gangguan bipolar memiliki efek samping yang dapat menyebabkan osteomalasia.

• Gangguan ginjal kronik

Ginjal memiliki peran penting pada metabolisme vitamin D. Pada pasien dengan gangguan ginjal kronik yang membutuhkan hemodialisis akan mengalami ketidakmampuan mencukupi 1,25-dihidroksivitamin D yang dapat berefek langsung menghambat hormon paratiroid.

• Gangguan hepar

Hepar berperan penting dalam menjaga kadar vitamin D. Pada penderita penyakit hepatobilier sering dengan kondisi kadar 25(OH)-D rendah dan terdapat gangguan metabolisme tulang.

• Obesitas

Vitamin D didapatkan dari asupan makanan dan sintesis pada kulit yang disimpan di jaringan adiposa yang selanjutnya digunakan saat produksi vitamin D berkurang. Obesitas dikaitkan dengan penurunan bioavailabilitas makanan dan vitamin D yang mana lemak subkutan diketahui menyimpan vitamin D lebih banyak dari yang dilepaskan ke dalam sirkulasi.

Defisiensi Vitamin D

  • Rakhitis

merupakan prevalensi penyakit yang terdapat  di seluruh dunia.  Akibat defisiensi vitamin D yang sangat tinggi dan  mempengaruhi lebih dari separuh anak-anak di negara-negara seperti Cina dan Mongolia, dan wilayah seperti Afrika sub-Sahara, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Di Amerika Serikat, rakhitis tidak umum, tetapi bila terjadi pada  anak-anak dan remaja kulit hitam  terutama pada wanita dan remaja yang kelebihan berat badan kemungkinan yang paling berpengaruh.​2​

  • Osteomalasia

terjadi  pada orang dewasa,yaitu  mineralisasi tulang yang buruk menyebabkan nyeri pada  penyakit tulang osteomalacia. Karena itu membuat tulang menjadi semakin lunak, fleksibel, rapuh, dan cacat.​2​

  • Osteoporosis

merupakan  kegagalan untuk mensintesis vitamin D yang cukup atau memperoleh dari makanan yang cukup menyebabkan hilangnya kalsium dari tulang, yang dapat terjadi seperti patah tulang. Faktor yang menyebabkan osteoporosis adalah  kondisi kepadatan tulang berkurang. ​2​

  • Kekurangan Vitamin D pada  lansia

sangat mungkin terjadi, terutama pada lansia untuk beberapa alasan. Pertama, kulit, hati, dan ginjal kehilangan kapasitasnya untuk membuat dan mengaktifkan vitamin D seiring bertambahnya usia. Di sisi lain, lansia biasanya kurag konsumsi susu, sumber makanan utama vitamin D. Dan lansia biasanya menghabiskan sebagian besar hari di dalam ruangan, dan saat mereka menjelajah di luar,banyak dari mereka dengan hati-hati mengenakan pakaian pelindung atau mengoleskan tabir surya ke semua area kulit yang terpapar sinar matahari. Semua faktor ini meningkatkan kemungkinan defisiensi vitamin D. Akibatnya dapat terjadi : kehilangan tulang, patah tulang karena osteoporosis, dan otot lemah.​2​

Baca Artikel : Diet pada Osteoporosis

Referensi

  1. 1.
    Olsen N. Nutritional Deficiencies (Malnutrition). Healthline. Published 2019. https://www.healthline.com/health/malnutrition#vitamin-a
  2. 2.
    withney E, Rolfes S. Understanding Nutrition, Fourteenth Edition. 14th ed. Cengage Learning; 2016.
  3. 3.
    Fiannisa R. Vitamin D sebagai Pencegahan Penyakit Degeneratif hingga Keganasan : Tinjauan Pustaka . Published online 2019.

Editor : Ayu Rahadiyanti

vinatalitha

Recent Posts

Indonesia akan Menerapkan Nutri-Level di Label Pangan Olahan

Sumber: Freepik Saat ini, prevalensi penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia seperti diabetes, penyakit jantung…

4 days ago

Peran Ahli Gizi dalam Program MBG

Source: Portal Informasi Indonesia Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan di…

1 month ago

6 Tips Sahur agar Tahan Lapar dan Haus selama Berpuasa

Source: Freepik Bulan Ramadhan telah tiba, saatnya umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Menahan lapar dan…

1 month ago

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tahun 2024 [PDF]

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) edisi 2024 telah dirilis dengan berbagai pembaruan signifikan untuk…

3 months ago

Diet Intermittent Fasting (IF), Apakah Aman?

Editor: Annisa Alifaradila Rachmayanti Intermittent Fasting (IF) merupakan salah satu metode diet yang menggunakan interval…

3 months ago

Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) di Indonesia dari Sudut Pandang Gizi dan Kesehatan

Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) semakin meningkat, mulai dari berbagai macam teh hingga kopi…

3 months ago