Uncategorized

Mitos atau fakta, cokelat dapat menurunkan kecemasan?

Cokelat banyak dikonsumsi saat cemas. Benar atau tidak ya kalau mengkonsumsi cokelat dapat menurunkan kecemasan ?? Yuk kita simak artikelnya =)

Kecemasan

adalah salah satu fenomena psikologis yang paling umum ditemui di masyarakat. Biasanya timbul perasaan tidak tenang yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupan seseorang dan berlangsung tidak lama. Dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis, perilaku dan secara langsung melalui timbulnya gejala sebagai upaya untuk melawan kecemasan. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat kecemasan. Parameter yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan antara lain dengan menghitung skor kecemasan yang diukur dengan menggunakan skor Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), mengukur denyut nadi, dan mengukur tekanan darah.​1​

https://pixabay.com/id/illustrations/stres-tekanan-kecemasan-bisnis-1837384/

Kecemasan bukan saja bergantung pada variabel manusia saja tapi juga rangsang yang membangkitkan kecemasan. Dalam hal ini salah satu rangsang yang bisa membangkitkan kecemasan adalah situasi saat ujian. Timbulnya kecemasan yang paling besar terjadi saat mahasiswa menghadapi tes atau ujian. Selama bertahun-tahun mahasiswa memberikan reaksi cemas yang hebat terhadap tes ataupun ujian. Biasanya mereka menganggap ujian merupakan mimpi buruk yang sangat menakutkan, jika memikirkan ujian perut merasa sakit, mulai gelisah, menggigil, berkeringat dan sering ke kamar kecil sehingga ketika ujian dimulai merasa panik dan tidak bisa berkonsentrasi sehingga tidak bisa menyelesaikan ujian.​1​

Cokelat

merupakan produk hasil olahan kakao memiliki sifat yang spesial dari pangan lainnya, bukanlah karena rasa dan zat gizinya yang baik, tetapi lebih karena sifatnya yang tidak dimiliki oleh pangan lain yaitu bersifat padat di suhu ruang, rapuh saat dipatahkan dan meleleh sempurna pada suhu tubuh, cokelat bukan hanya terdiri dari lemak tetapi juga mengandung karbohidrat dan protein, serta mineral – mineral seperti: zat besi, fosfor, kalium, krom, magnesium, mangan, dan lain – lain. Cokelat juga mengandung teobromin dan kafein, merupakan senyawa – senyawa yang bekerja di pusat saraf yang dalam jumlah tertentu dapat mengangkat mood. Pasta cokelat mengandung alkaloid yaitu teobromin 1-2% dan kafein.​2​


Cokelat mengandung alkaloid, seperti theobromin dan feniletilamin yang secara psikologis memberikan efek pada tubuh. Cokelat juga mengandung asam amino triptofan yang berkaitan dengan kadar serotonin pada otak. Triptofan merupakan prekursor neurotransmiter serotonin yang mempengaruhi mood dan suasana hati.​1​

Baca Artikel : Kopi Menurunkan Resiko Kematian Kanker Kolorektal

Cokelat dan Kecemasan

Rerata skor HARS pada kelompok kontrol sebelum perlakuan adalah 13,3, naik menjadi menjadi 15,8 setelah perlakuan. Berbeda dengan skor HARS pada kelompok perlakuan yang mengalami penurunan dari rerata sebesar 14,8 pada saat sebelum perlakuan menjadi 5,9 setelah mengkonsumsi cokelat. Penilaian tingkat kecemasan yang kedua adalah dengan menggunakan parameter denyut nadi. Rerata denyut nadi pada kelompok kontrol sebelum perlakuan adalah 86,1 kali/menit, dan tetap hingga setelah perlakuan. Berbeda dengan denyut nadi pada kelompok perlakuan yang mengalami penurunan dari rerata sebesar 88,8 kali/menit pada saat sebelum perlakuan menjadi 77,9 kali/menit setelah mengkonsumsi cokelat.​1​

Snack coklat susu menghasilkan penurunan kecemasan pada subjek yang memiliki sifat kecemasan tinggi. Efek suasana hati tidak diubah dengan paparan berulang, dan besarnya perubahan serupa pada setiap hari tes, yang menggambarkan pengulangan efek makanan pada kesehatan postprandial.​3​ Kandungan flavonoid yang tinggi (katekin dan prosianidin) dalam beberapa produk berbasis kakao dikaitkan dengan manfaat bagi kesehatan kardiovaskular dengan menjaga tekanan darah rendah, meningkatkan fungsi endotel, dan dengan mengurangi penanda trombosis, oksidasi, dan peradangan. Selain itu, theobromine, alkaloid analog dengan kafein tetapi terutama ditemukan dalam kakao, diketahui dapat mengurangi tekanan darah, dan alkaloid kakao lainnya berpotensi mempengaruhi metabolisme otak dan saraf.​4​

Referensi

  1. 1.
    Claresta L, Purwoko Y. Pengaruh Konsumsi Cokelat Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Praujian. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro). 2017;6(2):737-747.
  2. 2.
    Adam S. A Critical Look at the Effect of Cocoa on Human Health. Nutr Australia National Newsletter Winter. Published online 2004:10-13.
  3. 3.
    Martin F-PJ, Antille N, Rezzi S, Kochhar S. Everyday Eating Experiences of Chocolate and Non-Chocolate Snacks Impact Postprandial Anxiety, Energy and Emotional States. Nutrients. Published online June 20, 2012:554-567. doi:10.3390/nu4060554
  4. 4.
    Taubert D, Roesen R, Lehmann C, Jung N, Schömig E. Effects of Low Habitual Cocoa Intake on Blood Pressure and Bioactive Nitric Oxide. JAMA. Published online July 4, 2007:49. doi:10.1001/jama.298.1.49

Editor : Ayu Rahadiyanti

Jihan

Recent Posts

Indonesia akan Menerapkan Nutri-Level di Label Pangan Olahan

Sumber: Freepik Saat ini, prevalensi penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia seperti diabetes, penyakit jantung…

5 days ago

Peran Ahli Gizi dalam Program MBG

Source: Portal Informasi Indonesia Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan di…

1 month ago

6 Tips Sahur agar Tahan Lapar dan Haus selama Berpuasa

Source: Freepik Bulan Ramadhan telah tiba, saatnya umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Menahan lapar dan…

1 month ago

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tahun 2024 [PDF]

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) edisi 2024 telah dirilis dengan berbagai pembaruan signifikan untuk…

3 months ago

Diet Intermittent Fasting (IF), Apakah Aman?

Editor: Annisa Alifaradila Rachmayanti Intermittent Fasting (IF) merupakan salah satu metode diet yang menggunakan interval…

3 months ago

Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) di Indonesia dari Sudut Pandang Gizi dan Kesehatan

Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) semakin meningkat, mulai dari berbagai macam teh hingga kopi…

3 months ago