Mitos Makanan pada Ibu Hamil dan Menyusui
Berbagai mitos dan pantangan makan bagi ibu hamil dan menyusui kental sekali di masyarakat Indonesia. Artikel berikut akan membahas detail terkait mitos makanan pada Ibu Hamil dan Menyusui. Mari kita simak =)
Pantangan dan Tabu Makanan
Secara umum, tabu melarang seseorang dari melakukan sesuatu, misalnya, membunuh hewan tertentu, mengkonsumsi makanan tertentu, makan pada waktu-waktu tertentu. Tabu mewakili aturan sosial tidak tertulis yang mengatur perilaku manusia dan ditentukan dalam kelompok. Menurut Barfield mungkin ada sebanyak 300 alasan khusus tabu (seperti tidak suka terhadap makanan tersebut, mitos atau sejarah terhadap makanan tertentu, makanan tertentu dianggap kotor, seperti predator, seperti manusia, dan sebagainya) yang dapat membatasi asupan gizi dan berdampak pada wanita yang merupakan kelompok yang berisiko terhadap masalah gizi terutama pada periode reproduksinya.1
Pantangan atau tabu merupakan suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap yang melanggarnya. Dalam ancaman bahaya tersebut terdapat kesan magis yaitu adanya kekuatan yang akan menghukum orang-orang yang melanggar pantangan. Pantangan tersebut diwariskan dari leluhur melalui orang tua secara terus menerus hingga generasi yang akan datang. Seseorang yang menganut suatu pantangan biasanya memiliki kepercayaan bahwa bila pantangan tersebut dilanggar akan memberikan kerugian. Pada kondisi kelaparan, masyarakat yang cenderung memilih tidak makan dibanding harus mengkonsumsi makanan tersedia yang menjadi suatu pantangan. Pada kenyataannya hukuman ini tidak selalu terjadi bahkan seringkali tidak terjadi.2
BACA ARTIKEL : Diet pada Ibu Hamil
Faktor yang Mempengaruhi Tabu Makanan
Pilihan makanan selama kehamilan dan menyusui dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor internal, seperti keinginan dan keengganan, memainkan peran penting terutama pada masa kehamilan trimester pertama, faktor lingkungan seperti budaya, praktik dan kepercayaan makanan sering kali menentukan jenis makanan yang dimakan selama kehamilan dan laktasi. Praktik makanan tradisional seperti itu membuat bayi cenderung menyukai sesuai karakteristik budaya dan wilayah geografis ibu.3
Beberapa alasan pantangan atau tabu makanan antara lain karena khawatir terjadi keracunan, tidak biasa mengkonsumsi makanan tersebut, takut mandul, kebiasaan pribadi, khawatir terhadap suatu penyakit, larangan agama, hewan yang disucikan oleh adat atau budaya, terkait dengan kebersihan dan kesehatan, serta pembatasan makanan hewani. Klasifikasi tabu menurut Garine dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
- Tabu menurut waktu
Digolongkan menjadi dua yaitu bersifat permanen dan sementara. Tabu makanan yang bersifat permanen berdasar agama atau kepercayaan. Pantangan atau tabu yang berdasarkan larangan agama atau kepercayaan bersifat absolut (tidak dapat diubah), contohnya konsumsi babi diharamkan bagi umat muslim, daging sapi dilarang dikonsumsi bagi penganut agama Hindhu. Makanan tabu berdasar keyakinan memiliki alasan yang berhubungan dengan kesehatan. Tabu makanan yang bersifat sementara masih dapat diubah atau bahkan dihilangkan jika diperlukan, contohnya dilarang mengonsumsi makanan tertentu pada kondisi hamil atau menyusui.
- Tabu menurut kelompok orang
Digolongkan menjadi empat yaitu tabu untuk masyarakat tertentu, seluruh masyarakat, pria atau wanita, dan tingkat sosial tertentu. Tabu untuk ibu hamil misalnya dilarang mengkonsumsi ikan lele, udang, telur, dan nanas. Pria hanya memiliki sedikit tabu makanan namun tabu makanan bagi pria menjadi ekspresi dari dominasi kaum pria atau perbedaan keterampilan antara kedua jenis kelamin, contohnya di Senegal karena alasan egois pria menyatakan bahwa produk olahan unggas tabu bagi wanita dan anak.
Tabu Makanan pada Ibu Hamil di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan budaya. Ibu hamil di Suku Tengger Ngadas memiliki pantangan makanan yang terdiri dari kelompok buah-buahan, kelompok makanan laut, kelompok sayuran, kelompok makanan yang dianggap panas, dan kelompok makanan yang dianggap tidak lazim seperti makanan dempet atau kembar. Alasan tabu makanan di Tengger Ngadas terjadi karena pendekatan secara simbolis, fungsional, dan nilai keagamaan.4
Tabel Alasan yang Mendasari Pantangan Makan pada Ibu Hamil 2,4,5
Jenis Makanan | Alasan |
Buah melodi | Menyebabkan darah rendah |
Salak | Kesulitan saat melahirkan, menyebabkan kulit anak yang dilahirkan menjadi kasar, buahnya kembar atau dempet |
Mangga kweni atau poh | Menyebabkan keguguran dan mempunyai pewangi yang berbahaya bagi kehamilan |
Durian | Mempunyai pewangi yang berbahaya bagi kehamilan |
Nangka | Mempunyai pewangi yang berbahaya bagi kehamilan |
Pisang rajamala | Menyebabkan keguguran |
Makanan dempet (pisang dempet dan telur yang kuning telurnya dua) | Tidak ilok (pamali), dapat menyebabkan petaka pada anak yang dilahirkan nanti |
Makanan panas (cabai, merica, tapai, durian, dan nanas) | Menyebabkan panas pada janin dan dapat menyebabkan keguguran |
Bandeng | Merupakan pengapesan wanita dan dapat menyebabkan keguguran |
Lele | Kumisnya dapat menyebabkan kesulitan saat melahirkan |
Es | Anak menjadi lahir besar sehingga mempersulit proses kelahiran |
Buah terlalu banyak | Anak menjadi lahir besar sehingga mempersulit proses kelahiran |
Kol dan kubis | Kandungan gizinya sudah tidak baik karena adanya kontaminasi dengan zat kimia (pestisida) |
Babi | Larangan agama Islam |
Vegetarianisme (ikan, daging, dan bawang putih) | Nilai saling mengasihi sesama makhluk hidup |
Tabu Makanan pada Ibu Menyusui
Makanan yang ditabukan pada ibu menyusui antara lain2,4,5
Jenis Makanan | Alasan |
Telur | Menyebabkan kehamilan kembali |
Ikan segar | Perdarahan setelah 40 hari melahirkan, urin anak bau, demam, timbul bintik merah di kulit anak |
Ikan pari | Anak akan lahir lumpuh |
Gula | Demam, timbul bintik merah di kulit anak |
Garam | Demam, timbul bintik merah di kulit anak |
Ikan kalui | Keracunan |
Nangka | Gatal |
Makanan berlemak | Perdarahan setelah 40 hari melahirkan, urin anak bau |
Makanan pedas | Perdarahan setelah 40 hari melahirkan, urin anak bau, susu ibu akan asam, anak diare, pantat anak merah |
Santan | Ibu bisa sakit |
Makanan asam | Susu ibu akan asam, anak diare, timbul bercak merah di kulit anak |
Ayam | Badan anak yang disusui akan bau busuk |
Daun kelor | Anak yang disusui akan sakit perut |
Tabu Makanan pada Bumil dan Busui di Luar Negeri
Tidak hanya di Indonesia, tabu makanan juga terjadi di luar negeri. Kearifan tradisional pada banyak budaya yang berhubungan dengan apa yang dikonsumsi wanita ketika hamil atau menyusui dapat memilifi efek dalam jangka waktu lama pada anaknya. Tradisi makanan ini menjaga ibu dan anak dari mortalitas tinggi pada periode kehamilan dan setelah melahirkan. Walaupun hanya terdapat sedikit bukti ilmiah yang mendukung pernyataan di atas namun praktik ini berlanjut dari generasi ke generasi karena tradisi ini sudah mengakar dalam kepercayaan tradisional dan agama. Beberapa tabu dan kepercayaan makanan yang ada di seluruh dunia diantaranya di daerah rural Nigeria ibu hamil dilarang mengkonsumsi daging oleh dukun karena mereka percaya bahwa karakteristik tingkah laku hewan yang dikonsumsi akan berdampak pada janin, di Meksiko wanita mengkonsumsi banyak buah lokal selama kehamilan dan menyusui karena dianjurkan oleh ibunya.3
Beberapa tabu makanan pada ibu hamil di Malaysia antara lain tidak boleh mengkonsumsi ikan dan hewan buruan seperti rusa karena menimbulkan sawan / convulsion serta membahaykan bayi, tidak makan kelapa dan kol dianggap menyulitkan persalainan, menghindari pisang dempet karena dianggap menyebabkan bayi kembar dempet. 6
Tradisi makanan terkait periode laktasi bahwa terdapat kepercayaan yang kuat ibu dapat mengoptimalkan kualitas dan kuantitas ASI nya seperti di Mesir makanan yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI adalah jus, teh fenugreek, susu, sayur hijau, dan yogurt. Di Meksiko wanita minum pulque minuman rendah alkohol yang dibuat dari fermentasi buah Agave atrovirens mereka percaya minuman tersebut dapat meningkatkan cadangan ASI.3
Risiko Tabu dan Mitos Makanan pada Ibu Hamil dan Menyusui
Beberapa penelitian di dunia menemukan bahwa ibu hamil merupakan kelompok risiko tinggi mengalami gizi kurang karena tabu makanan. Di beberapa wilayah Indonesia ibu hamil memiliki pantangan mengonsumsi udang, ikan pari, cumi, dan kepiting karena dianggap dapat menyebabkan kaki anak mencengkeram rahim ibu dan mempersulit proses kelahiran anak.4
Tabu makanan dapat meningkatkan risiko defisiensi protein, lemak, vitamin A, kalsium, dan zat besi pada ibu hamil. Selain itu, risiko kekurangan zat gizi diperparah dengan peningkatan kebutuhan gizi pada masa kehamilan. Jika tabu makanan bersifat sangat ketat maka risiko defisiensi zat gizi semakin parah dan berdampak tidak hanya pada ibu hamil tetapi juga pada bayi yang dilahirkan. Tabu makanan di India dapat meningkatkan risiko defisiensi zat gizi seperti protein hewani, lemak, vitamin A, kalsium, dan zat besi pada ibu hamil. 4
Asupan makanan dan zat gizi ibu selama kehamilan sangat penting bagi kondisi bayi yang akan dilahirkan. Tabu makanan diidentifikasi sebagai salah satu faktor yang berkontribusi pada kekurangan gizi ibu dalam kehamilan, terutama di pedesaan Afrika. 7
Diperlukan penyuluhan terkait gizi dan mitos kehamilan terutama kepada ibu hamil, ibu menyusui, kader posyandu, tetua masyarakat, dan keluarga oleh pihak terkait seperti bidan desa. Ibu hamil dan ibu menyusi perlu didorong untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan tidak memantang makanan yang dapat mengeksklusikan zat gizi tertentu dari dietnya.4
Referensi
- 1.Meyer-Rochow VB. Food taboos: their origins and purposes. J Ethnobiology Ethnomedicine. Published online June 29, 2009. doi:10.1186/1746-4269-5-18
- 2.Sukandar D. Makanan Tabu di Banjar Jawa Barat. Jurnal Gizi dan Pangan. 2006;1(1):51-56.
- 3.Forestell C, Mennella J. Food, Folklore, and Flavor Preference Development. In: Handbook of Nutrition and Pregnancy. Humana Press; 2008:55-64.
- 4.Sholihah L, Sartika R. Makanan Tabu pada Ibu Hamil Suku Tengger . Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2014;8(7):319-324.
- 5.Sukandar D. Makanan Tabu di Jeneponto Sulawesi Selatan. Jurnal Gii dan Pangan. 2007;2(1):42-46.
- 6.Sharifah Z, Nilan P, Germov J. Food Restrictions during Pregnancy among Indigenous Temiar Women in Peninsular Malaysia. Malaysian Journal of Nutrition. 2012;18(2):243-253.
- 7.Oni O, Tukur J. Identifying pregnant women who would adhere to food taboos in a rural community: a community-based study. African Journal of Reproductive Health. 2012;16(2):67-75.
Terimakasih untuk insightnya kak. Sudah sehrusnya busui menghiraukan beberapa pantangan menyusui yang terbukti mitos, yuk kunjungi artikel ini untuk menambah insight kita! https://mamabear.co.id/pantangan-menyusui/