REKOMENDASI DIET ANAK AUTIS

Definisi Autis

Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf yg dicirikan defisit dan pembatasan komunikasi dan interaksi sosial yg persisten, perilaku repetitif dengan tingkat keparahan berdasar gangguan dan gejala yang muncul ketika permintaan sosial melebihi batas kemampuan. Dimulai sejak anak – anak sebagai kelainan perkembangan yang disebabkan abdormalitas otak. Umumnya perluasan volume otak  bagian gray & white matter di usia 2 tahun, dimana peningkatan laju pertumbuhan otak muncul pd akhir usia 1 tahun.​1​ Autisme dianggap bersifat genetik. Faktor lingkungan seperti paparan toksin, infeksi (campak, mumps, rubella), dan diet dianggap berperan pada kejadian autis.​1​

Ciri – Ciri Anak Autis

Anak autis dapat dikenali dengan beberapa ciri antara lain : ​1,2​

•Memiliki cara belajar, memberikan perhatian, atau bereaksi terhadap sensasi yang berbeda dengan anak lain.

•Sering mengulang beberapa perilaku dan tidak mau mengulang beberapa perilaku.

Hipersensitif pada stimulus sensori (rasa, bau, suara, penglihatan) dan menarik diri dari yang diterima sebagai kesulitan / menyakitkan.

•Anak ASD mempunyai gangguan kemampuan sosial dan komunikasi.

•Lebih dari 40% anak ASD tidak bicara. Dibanding berbicara, anak ASD lebih memilih mengulangi apa yang disampaikan orang lain (echolalia).  

https://my.theasianparent.com/category/pendidikan/pendidikan-khas

Tujuan Diet Autis

  • Mencegah atau mengurangi komplikasi kelainan seperti masalah saat pemberian makan. Menawarkan konsistensi pada tekstur dan rasa makanan untuk mencegah kelebihan sensori. ​1​
  • Mengevaluasi dan menganalisis zat gizi yang dapat menggantikan diet. Jika diet sangat terbatas maka berisiko malnutrisi. ​1​
  • Mengoreksi konstipasi jika asupan serat (sayur dan buah) rendah dan gejala muncul (susah buang air besar). ​1​
  • Memonitor food jags (anak hanya mengkonsumsi 1 jenis makanan/sedikit makanan), pica (pola makan yang tidak wajar dan mengonsumsi non-makanan atau benda asing yang tidak memiliki nilai gizi), riwayat tersedak, intoleransi pada berbagai tekstur, dan adaptasi makanan –> Target anak dapat mengkonsumsi berbagai jenis dan tekstur makanan
  • Autis terkait perubahan imunitas. Penyakit infeksi, masalah gastrointestinal, tiroid, alergi lazim terjadi sehingga membutuhkan asuhan gizi. Anak autis berisiko tinggi mengalami alergi makanan (non IgE).
  • Monitor diet bebas gluten kasein (membutuhkan konfirmasi efikasi uji klinis terkait perbaikan gejala autis ).

Rekomendasi Diet Anak Autis

  • Tawarkan makanan dengan variasi dan tekstur makanan yang dipilih anak karena anak autis suka pilih – pilih makanan. Ikuti pola makan anak dan tingkatkan asupan makanan padat gizi.
  • Jika dibutuhkan suplemen multivitamin-mineral, pilih yang rasanya disukai oleh anak. Anak autis membutuhkan tambahan omega 3, antioksidan (vitamin A, C,E, Selenium), zink, kalsium, dan magnesium.​3​ Namun penggunaan suplemen perlu diperhatikan, jika nafsu makan anak baik maka utamakan pemenuhan zat gizi dari makanan dan minuman alami.
  • Diet dengan mengeliminasi gluten, kasein, dan kedelai memiliki keberhasilan namun juga dapat memicu defisiensi zat gizi, sehingga harus berhati – hati jangan sampai karena menghindari sumber gluten, kasein, dan kedelai menjadikan berat badan anak turun.
  • Berikan energi tinggi jika berat badan rendah.​1​ Contoh makanan padat energi seperti makan lengkap dengan nasi,lauk pauk, sayur buah ditambah selingan dari sumber protein (telur, ayam,ikan, susu,kacang – kacangan)
  • Omega 3 dibutuhkan oleh otak untuk integritas membran dan menurunkan inflamasi.​1​ Sumber omega 3 antara lain ikan, kacang – kacangan, telur, minyak kelapa sawit, margarin.
  • Beberapa anak autis mengalami defisiensi disakarida (laktosa).​1​ Jika anak autis mengalami diare setelah konsumsi susu sapi, maka dapat diganti dengan susu kedelai.
  • Batasi penggunaan pewarna dan pengawet buatan –> efek kurang baik pada perilaku anak.​1​
  • Konsumsi sumber probiotik seperti yogurt, kefir 2x/hari pada anak autis dapat menurunkan kandidiasis dan gangguan pencernaan (kembung, diare, sakit perut, dsb)​4​

Diet Gluten Free Casein Free (GFCF)

https://images.app.goo.gl/dS4S1yJxf43gntJ56

Diet bebas gluten bebas kasein (GFCF) merupakan diet yang umum digunakan untuk terapi pada anak autis. ​5​ Diet bebas gluten menghindari semua makanan yang mengandung tepung terigu seperti roti, biskuit, mie, dll. Diet bebas kasein menghindari semua makanan yang berasal dari produk olahan susu seperti susu, keju, krim, es krim, yoghurt, dan cokelat. Namun berdasarkan sistematic review, hanya sedikit bukti manfaat diet GFCF pada perbaikan gejala autis seperti defisit sosial dan komunikasi, perilaku repetitif.

Pencernaan yang tidak lengkap dapat meningkatkan fermentasi protein mikroba (pembusukan) dan metabolit pembusukan peradangan, yang dapat mengakibatkan penurunan integritas penghalang usus, peningkatan respons imun terkait-usus, dan pergeseran populasi mikroba. Pada beberapa anak autis , kapasitas proteolitik yang berkurang dan pembusukan kolon dapat menyebabkan masalah pencernaan (susah BAB, sakit perut, muntah, diare, kembung, dsb) dan juga memperburuk gejala autis.​4​

Alergi atau intoleransi terkadang dialami oleh anak autis. Anak autis mengalami defisiensi Imunoglobulin A, penurunan sel Natural Killer, jumlah sel antibodi terhadap respon serotonin, dan Tumor Necrosis Factor (TNF) yang merespon pada kasein, gluten, dan kedelai. ​4​ Oleh karena itu, Diet GFCF dapat diberikan untuk anak yang mengalami perubahan yang membaik setelah diberikan diet ataupun anak yang didiagnosis oleh dokter mengalami intoleransi makanan pada gluten dan atau kasein.​6​

JADI, Diet bebas gluten bebas kasein dapat diberikan kepada anak autis jika anak mengalami intoleransi guten/kasein atau anak cocok dengan diet tersebut yang dibuktikan dengan status gizi anak baik dan terdapat perbaikan terkait gejala autis. ​6​

​6​

Referensi

  1. 1.
    Stump SE. Nutrition Diagnosis Related Care 7th Ed. Lippincott; 2012.
  2. 2.
    Ekvall SW, Ekvall VK, eds. Pediatric and Adult Nutrition in Chronic Diseases, Developmental Disabilities, and Hereditary Metabolic Disorders. 3rd ed. Oxford University Press; 2017.
  3. 3.
    Trudeau, Madden, Parnell, Gibbard, Shearer. Dietary and Supplement-Based Complementary and Alternative Medicine Use in Pediatric Autism Spectrum Disorder. Nutrients. Published online August 1, 2019:1783. doi:10.3390/nu11081783
  4. 4.
    Sanctuary MR, Kain JN, Angkustsiri K, German JB. Dietary Considerations in Autism Spectrum Disorders: The Potential Role of Protein Digestion and Microbial Putrefaction in the Gut-Brain Axis. Front Nutr. Published online May 18, 2018. doi:10.3389/fnut.2018.00040
  5. 5.
    Piwowarczyk A, Horvath A, Łukasik J, Pisula E, Szajewska H. Gluten- and casein-free diet and autism spectrum disorders in children: a systematic review. Eur J Nutr. Published online June 13, 2017:433-440. doi:10.1007/s00394-017-1483-2
  6. 6.
    Mulloy A, Lang R, O’Reilly M, Sigafoos J, Lancioni G, Rispoli M. Addendum to “gluten-free and casein-free diets in treatment of autism spectrum disorders: A systematic review.” Research in Autism Spectrum Disorders. Published online January 2011:86-88. doi:10.1016/j.rasd.2010.07.004

Ayu Rahadiyanti

Executive Editor Ahli Gizi ID | Lecturer | Writer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *