Diet pada Osteoporosis
Apa itu Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit yang paling umum terjadi pada tulang, penyakit ini ditandai dengan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah tulang. Osteoporosis menjadi masalah kesehatan yang serius karena prevalensinya di seluruh dunia yang terus meningkat. Diperkirakan kejadian patah tulang di seluruh dunia akan meningkat 10 kali lipat pada Tahun 2022 1,2

Bagaimana Osteoporosis bisa terjadi ? ini faktor risikonya
Setiap orang memiliki risiko mengalami osteopenia atau terjadinya penipisan kepadatan tulang dan akan berlanjut menjadi osteoporosis jika tidak dilakukan tindakan segera.3 Menurut data Riskesdas Tahun 2005, Jawa tengah merupakan satu dari lima propinsi di Indonesia yang termasuk kategori memiliki risiko tinggi penderita osteoporosis yaitu sebesar 24,02%. Penelitian pada Tahun 2011 diketahui 6,3% responden pada usia 20- 25 tahun menderita osteoporosis dan 51,5 % menderita osteopenia disebabkan kurangnya asupan kalsium.4 Sedangkan di Semarang, pada Tahun 2012 prevalensi osteopenia pada wanita dewasa awal usia 18 – 24 tahun sebesar 39,5% yang disebabkan rendahnya asupan kalsium dan kurangnya aktifitas fisik. 5
Gaya hidup yang terjadi pada masa dewasa awal usia 18-24 tahun seperti kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol, minum-minuman bersoda, minum kopi, tidak berolah raga, tidak minum susu, sedentary life style, konsumsi makanan cepat saji yang umumnya tinggi protein66 ,dan asupan kalsium kurang 7 dapat meningkatkan risiko osteoporosis pada masa ini.8 Penelitian pada remaja SMA menunjukkan sebesar 76,2% remaja dalam kategori kurang mengkonsumsi kalsium. Rata-rata asupan kalsium hanya 559,05 mg/hr atau 55,9% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG).7
Penatalaksanaan Diet

Makan makanan yang beragam sesuai dengan gizi seimbang sangat penting bagi kesehatan tulang. Hal tersebut untuk mendapatkan cukup vitamin, mineral dan energi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan mengurangi resiko penyakit kronis.
Jika anda didiagnosis menderita osteoporosis, atau beresiko mengalami kondisi tersebut, melakukan perencanaan diet dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D.
Kalsium
Mineral ini penting untuk membangun tulang dan gigi yang kuat. Tubuh kita mengandung sekitar 1 kg kalsium dan 99% banyak ditemukan pada tulang kita. Berdasarkan AKG 2013 kebutuhan kalsium pada orang dewasa 1000-1100 mg/ sehari , dan kebutuhan tambahan lain pada ibu hamil.
Berikut beberapa makanan yang memilki kandungan kalsium untuk membantu penatalksanaan diet osteoporosis
- Susu, yoghurt, keju
- Sayuran hijau seperti kol, brokoli, kangkung, okra juga bayam
- Fortifikasi jus jeruk
- Biji bijian
- Buah ara dan apricot kering
- Tahu dengan fortifikasi kalsium
- Minuman soya dengan tambahan kalsium
- Kacang kedelai
- Kacang-kacangan
- Produk roti yang terbuat dari tepung fortifikasi kalsium
- Ikan dengan tulang kecil yang bisa dimakan, seperti sarden.
Vitamin D
Vitamin ini penting karena membantu penyerapan kalsium. Sebagian besar vitamin D dibuat oleh tubuh kit ketika kulit kita terpapar sinar matahari.
Beberapa vitamin D dapat ditemukan dalam makanan tertentu, seperti:
- Telur (baca juga : https://ahligizi.id/blog/2020/02/16/konsumsi-telur-bikin-kolesterol-darah-meningkat/ )
- Ikan sarden , ikan salmon
- Susu bubuk
- Sereal
Penatalaksanaan diet osteoporosis juga dapat membantu dalam meningkatkan kebutuhan vitamin D yang cukup, namun beberapa kasus suplemen vitamin D juga masih dibutuhkan.
Makanan yang dibatasi pada penderita osteoporosis
Selain mengkonsumsi makanan gizi seimbang untuk kesehatan tulang. Yang perlu diperhatikan juga beberapa makanan yang harus dibatasi, terutama beresiko terkena osteoporosis
- Garam
Mengkonsumsi terlalu banyak garam dapat menyebabkan kekurangan kalsium, yang dapat melemahkan tulang seiring waktu. Konsumsi tinggi garam juga beresiko menyebabkan tekanan darah meningkat, penyakit jantung bahkan diabetes. Penelitian menyebutkan bahwa saran konsumsi garam 6 gr dalam perhari. Dan hal yang perlu dilakukan :
- Selalu periksa label makanan dengan melihat kandungan garam untuk memantau asupan anda.
- Gunakan bumbu-bumbu dan rempah-rempahan pada makanan untuk menekan penggunaan garam.
- Hindari makanan yang mengandung banyak garam sperti makanan olahan, makanan yang dipanggang / kalengan.
- Minuman berkarbonasi
Banyak minuman ringan yang mengandung asam fosfat. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan ekskresi kalsium pada saat buang air kecil, dan sangat beresiko jika asupan kalsium sudah rendah.
Batasi minuman berkarbonasi, dengan mengganti jus sari buah atau lainnya.
- Kafein
Meskipun tidak berbahaya seperti garam, kafein memiliki efek merusak pada kepadatan tulang. Batasi asupan kafein sampai 300 mg sehari , sampai asupan kalsium anda tercukupi. Selain melakukan perencanaan diet dengan memenuhi asupan kalsium dan vitamin D , osteoporosis juga dapat dicegah dengan mengkonsumi makanan gizi seimbang.
Referensi
- 1.Cosman F, de B, LeBoff M, et al. Clinician’s Guide to Prevention and Treatment of Osteoporosis. Osteoporos Int. 2014;25(10):2359-2381. doi:10.1007/s00198-014-2794-2
- 2.Kanis J, Odén A, McCloskey E, et al. A systematic review of hip fracture incidence and probability of fracture worldwide. Osteoporos Int. 2012;23(9):2239-2256. doi:10.1007/s00198-012-1964-3
- 3.National Institutes of HealthOsteoporosis and RelatedBone DiseasesNational Resource Center. Osteoporosis: Peak Bone Mass in Women. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. https://www.bones.nih.gov/sites/bones/files/pdfs/osteopeakbonemassinwomen-508.pdf. Published October 2018. Accessed 2020.
- 4.Tria A. Hubungan asupan kalsium dan faktor risiko lainnya dengan kejadian osteoporosis pada kelompok dewasa awal di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2011;7(2).
- 5.Arofani H. Hubungan Indeks Massa Tubuh, Massa Lemak Tubuh, Asupan Kalsium, Aktifitas Fisik, dan Kepadatan Tulang pada Wanita Dewasa Muda. . 2012.
- 6.Fikawati S, Ahmad S, Puri P. Faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan kalsium pada remaja di Kota Bandung. Universa Medicina. 2005;24(1).
- 7.Sri P, Vita KM, Abas BJ, Herman S. Faktor determinan risiko osteoporosis di tiga provinsi di Indonesia. Media Litbang Kesehatan. 2010;20(2).
- 8.Ehrlicher C. Osteoporosis. Nutritionist Resource. https://www.nutritionist-resource.org.uk/articles/osteoporosis.html.