Pentingnya Penanaman Gizi untuk Kognitif Anak

Salah satu komponen penting untuk menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas terkait kecerdasan kognitif anak adalah gizi. Kebutuhan gizi setiap individu berbeda, sesuai dengan pertumbuhan dan aktivitas sehari-hari yang dilakukan. Setiap individu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung sumber tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Untuk memperoleh zat-zat tersebut dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan. Kegiatan belajar dan aktivitas lainya di sekolah yang berlangsung sekitar 8-10 jam membututuhkan gizi yang cukup banyak, yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi. Kekurangan pemenuhan gizi bisa ditandai dengan menurunya konsentrasi dan minat belajar. Hal tersebut berhubungan dengan kadar glukosa dalam darah dan kerja otak yang dipeloreh dari dari makanan belum memadai.

Status gizi yang baik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satunya yaitu dapat meningkatkan intelektual anak yang berdampak pada prestasi anak di sekolah. Hal tersebut karena glukosa yang merupakan salah satu komponen gizi berperan dalam mekanisme daya ingat walaupun tidak mempengaruhi kecerdasan secara langsung.

Pendahuluan

Gizi merupakan zat yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Berbagai jenis zat yang diperlukan oleh tubuh diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh menyebabkan fungsi tubuh tidak berjalan secara optimal, terutama pada anak usia sekolah. Keadaan tersebut menyebabkan anak menjadi lesu, pusing, dan malas yang menurunkan minat belajar. Artikel ini dibuat agar dapat menambah wawasan mengenai gizi yang diharapkan dapat meningkatkan minat belajar anak untuk menunjang prestasi anak. Tanpa disadari, kegiatan makan merupakan aspek yang penting dalam pemenuhan gizi anak yang secara tidak langsung dapat meningkatkan semangat belajar anak.

Pola makan yang baik yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung sumber tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Pada anak-anak lebih membutuhkan zat tersebut karena dalam masa pertumbuhan dan perkembangan gigi, otot, dan darah. Disitulah pentingnya pemenuhan gizi sebagai dasar cadangan energi untuk mempersiapkan aktivitas di sekolah. Dengan pemenuhan gizi yang cukup konsentrasi dan minat belajar anak akan muncul otomatis karena pertumbuhan dan perkembanganya tidak terganggu. Hal itu merupakan indikator bahwa kognitifnya baik.

Dalam kondisi nyata di kehidupan sehari-hari, tidak semua orang sadar akan pentingnya pemenuhan gizi. Sebagai contoh sarapan, Beberapa orang beranggapan bahwa kegiatan sarapan merupakan kegiatan yang merepotkan dipagi hari. Sehingga tidak sedikit orang melewatkanya. Alasan lain seperti belum munculnya nafsu makan setelah bangun tidur, atau akan merasa mulas setelah aktivitas sarapan tersebut. Itulah yang bisa menjadi salah satu alasan mengapa siswa mengantuk saat berada di kelas, tidak antusias dalam pembelajaran, bahkan merasa pusing. Kebutuhan dasar tubuh mereka untuk beraktifitas tidak terpenuhi karena fungsi tubuh tidak optimal. Sehingga kebanyakan siswa yang tidak sarapan akan malas dalam pembelajaran, menjadi tidak fokus, dan minat belajar menurun.

Pengertian Gizi

Kata gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang artinya nutrisi, sedangkan arti dari gizi itu sendiri adalah proses yang terjadi pada makhluk hidup, dengan menggunakan zat yang ada dalam makanan dan minuman untuk hidup, tumbuh, reproduksi, dan mengahsilkan energi.​1​

Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan. Setiap makanan mengandung berbagai zat, seperti: vitamin, zat besi, kalsium, air, gula, dan mineral. Setiap orang memiliki kebutuhan gizi yang berbeda tergantung dari keadaan seseorang. Contoh: Saat seseorang yang mengalami dehidrasi membutuhkan cairan tubuh yang lebih banyak dari biasanya. Zat-zat yang dibutuhkan tubuh tersebut dapat diperoleh dari makanan sehari-hari seperti buah dan sayuran. Jika kebutuhan gizi setiap individu terpenuhi, pertumbuhan,  perkemban, dan fungsi tubuhnya dapat berfungsi optimal.

Peran Orang Tua Dalam Pemenuhan Gizi Untuk Tumbuh Kembang Anak

Peran orang tua sangat penting dalam pemenuhan gizi anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan tentang jenis makanan yang memiliki gizi baik yang dibutuhkan anak. Tidak dianjurkan orang tua asal memberikan makanan pada anak. Seperti makanan kemasan atau chiki-chikian yang tidak bergizi. Orang tua harus memberikan pengertian pada anak tentang makanan yang baik untuk dikonsumsi. Selain itu, orang tua juga harus memahami kebutuhan anak, karena setiap anak memiliki kenutuhan yang berbeda.

Gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan Anak

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masing-masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas.

Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.

Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia “Golden Age” (usia 0-5 tahun). Pada masa ini sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Sehingga, dapat meminimalkan dan mencegah kelainan yang bersifat permanen.

 Kebutuhan gizi setiap individu berbeda sesuai dengan kecepatan tumbuh, kondisi tubuh, dan aktivitas yang dilakukan. Anak-anak merupakan kelompok yang rentan terhadap gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi apabila asupan gizi tidak terpenuhi dengan baik. Hal ini dikarenakan anak –anak sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, sehingga membutuhkan asupan gizi yang lebih daripada orang dewasa pada umumnya yang mengalami pertumbuhan dan berkembangan secara tidak signifikan. Kebutuhan energi pada anak juga cenderung lebih besar karena anak-anak banyak melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, bermain, atau membantu orang tua. Kebanyakan usia anak-anak tersebut berada dalam dunia anak sekolah.  

 Semua orang perlu menyadari bahwa pentingnya pemenuhan gizi untuk anak. Makanan sehari-hari yang dikonsumsi harus memiliki kandungan yang baik, yaitu mengandung semua zat yang diperlukan tubuh.

Hubungan Gizi dengan Kognitif Anak

Status gizi yang kurang menyebabkan perkembangan otak menjadi tidak sempurna sehingga menyebabkan kognitif, perkembangan IQ terhambat, dan kemampuan belajar terganggu yang selanjutnya berpengaruh pada prestasi belajarsiswa. Kekurangan gizi pada masa lalu akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak terutama jika ini terjadi saat golden periode pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya ketidak mampuan otak untuk berfungsi normal. Keadaan yang lebih kronis dari kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan terganggu (stunting), badan lebih kecil, jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan serta ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan kognitif anak.

Pentingnya Gizi pada Anak

Agar pertumbuhan dan perkembangan dapat bekerja maksimal, diperlukan gizi. Asupan gizi berperan penting dalam tercapainya pertumbuhan dan perkembangan optimal tubuh dan otak yang dapat menentukan kecerdasan individu. Rendahnya asupan gizi pada anak membawa dampak negatif. Kekurangan gizi kronis berhubungan erat dengan pencapaian akademik murid di sekolah yang semakin rendah. Masalah gizi seperti tersebut disebabkan salah satunya oleh rendahnya asupan zat gizi baik pada masa kecil dan pada masa sekarang.

      Kondisi yang terjadi saat ini , manusia mengkonsumsi makanan berdasarkan penampilan atau rasa dari makanan itu sendiri tanpa memperhatikan aspek gizinya. Apalagi dalam kondisi lapar. Lapar merupakan suatu reaksi yang dialami tubuh sebagai alarm bahwa tubuh membutuhkan makanan. Orang yang merasa lapar biasanya merasa lemas, hilangnya konsentrasi dan fokus, dan lebih mudah marah. Sehingga biasanya mereka mengkonsumsi makanan tanpa berfikir panjang.

Pada era saat ini banyak makanan yang menggugah selera nafsu makan serta rasa yang menggiurkan. Padahal bahan yang terkandung dalam makanan tersebut belum tentu baik. Misalnya makanan tersebut mengandung MSG, lemak jahat, atau zat pewarna yang berbahaya. Hal tersebut dirasakan untuk kenikmatan sesaat saja dan mungkin akan berefek dalam jangka waktu yang panjang.

      Fase usia sekolah membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk menunjang masa pertumbuhan dan perkembangannya. Tak hanya untuk kebutuhan energi, asupan makanan yang bergizi juga mempengaruhi perkembangan otak. Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme otak. Keadaan yang lebih berat dan kronis, pertumbuhan badan akan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil.

      Anak yang kurang gizi mudah mengantuk dan kurang bergairah yang dapat mengganggu proses belajar di sekolah dan menurun prestasi belajarnya. Daya pikir anak juga berkurang karena pertumbuhan otak tidak optimal. Oleh karena status gizi merupakan faktor yang  berpengaruh terhadap prestasi seseorang. 

      Asupan gizi yang baik berperan penting dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang. Dampak akhir dari konsumsi gizi yang baik dan seimbang adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Keadaan status gizi yang baik dan prestasi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi anak sekolah dasar dalam jangka waktu yang lama, dapat berupa gizi kurang maupun gizi lebih. Zat-zat gizi seperti karbohidrat, protein, maupun zat gizi lainnya khusunya zat besi, dalam metabolisme tubuh berperan dalam proses berpikir atau proses penalaran serta daya konsentrasi dan sangat berkaitan erat dengan efisiensi belajar. Dengan keadaan gizi yang baik diharapkan berdampak pada prestasi belajar yang baik pula.​2​

Kesimpulan

Gizi merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Diperlukan asupan makanan yang bergizi agar fungsi tubuh, pertumbuhan, dan perkembangan pada anak berjalan dengan optimal. Disitulah peran orang tua sangat penting. Orang tua harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang gizi anak. Sehingga anak tidak akan mengalami kekurang gizi. Apabila hal itu terjadi, pertumbuhan dan perkembangannya akan terganggu, sehingga metabolisme otak menurun dan dapat mempengaruhi kognitif anak. Namun, gizi hanya merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kognitif anak.

Perlu diketahui bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi kognitif anak seperti gen, dukungan orang tua, pola asuh orang tua, lingkungan, motivasi, maupun rasa aman. Jika semua faktor dapat berjalan semua dengan baik, dapat dipastikan anak akan memiliki tingkat kognitif baik.

ditulis oleh : Fadhillah Sukmawati

Referensi

  1. 1.
    Winarno FG. Pangan, Gizi, Teknologi, Dan Kesehatan. Jakarta: Grammedia Pustaka Utama.; 1993.
  2. 2.
    Shochib M. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Rineka Cipta; 2000.

AhliGiziID

informasi gizi berbasis fakta ilmiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *