8 Tips Memilih Breast Pump Terbaik

Oleh : Muhammad Iqbal Basagili, S.Gz., M.P.H. (Nutr & Diet)

Saat ini kesadaran akan pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) sudah mulai meluas di kalangan awam kesehatan. ASI dari berbagai referensi ilmiah juga menunjukkan memiliki manfaat yang luar biasa dan sangat jauh nilai gizinya bila dibandingkan dengan susu formula. Atas dasar itulah ibu menyusui mulai merubah kebiasaan dari penggunaan susu formula ke ASI perah (ASIP). Bagaimana memilih breast pump yang baik?

Selain alasan karena manfaat ASI yang tak tergantikan, alasan utama yang menjadikan ibu memerah ASI adalah waktu. Banyak ibu yang dituntut untuk kembali bekerja saat masa-masa menyusui dan tidak memungkinkan untuk membawa bayinya di tempat kerja. Alhasil, ASIP dipercaya sebagai pengganti menyusui secara langsung.

Praktik memerah ASI sangatlah mudah bahkan bisa dilakukan dengan tangan kosong, hanya saja ASI yang dihasilkan tidak bisa maksimal dan kurang efisien. Melihat permasalahan tersebut, perusahaan-perusahaan menangkap peluang dan mulai berlomba-lomba memproduksi alat pompa ASI. Berbagai varian yang telah mereka kembangkan, mulai dari yang manual hingga elektrik yang canggih.

Untuk ibu menyusui memilih alat perah ASI (Breast Pump), bisa jadi menjadi hal yang memusingkan. Terlebih apabila Ibu tersebut belum berpengalaman. Terkadang pula alat yang sama memberikan pengalaman yang berbeda bila digunakan pada orang yang berbeda pula.

Cara memilih alat perah ASI yang benar

1. Tentukan Jenis alatnya (Elektrik/Manual)

Ada 2 jenis alat breast pump yang beredar di pasaran yaitu elektrik dan manual. Alat breast pump manual membutuhkan tenaga untuk menekan tuas pompanya agar ASI keluar, sedangkan breast pump elektrik sudah dilengkapi dengan mesin penyedot sehingga ibu tidak lelah memompa.

Bila memutuskan untuk membeli alat yang manual disarankan tidak yang berbentuk terompet (squeeze bulb) karena tidak terdapat botol penampung sehingga ASI menjadi tidak steril bila terkena bulb yang terbuat dari karet.

bagi ibu yang baru melahirkan tidak disarankan langsung memakai breast pump electric. Hal ini akan menyebabkan produksi ASI sedikit karena lobula/kelenjar susu masih belum terbuka semua sehingga perlu penyesuaian sendiri. Bila umur bayi sudah 1 bulan lebih, bisa dipertimbangkan menggunakan breast pump elektrik.

2. Kenyamanan adalah segalanya

Banyak ibu yang mengeluhkan sakit dan perih ketika proses suction, bahkan beberapa kasus puting bengkak dan lecet. Biasanya keluhan ini sering dirasakan untuk ibu yang menggunakan alat elektrik. Disarankan untuk menggunakan breast pump yang memiliki bantalan pemijat (cushion) yang berupa silicon.

Nyaman tidaknya alat juga berpengaruh besar pada Let Down Reflex (LDR). Dimana LDR adalah kunci kekuatan semburan asi. Pilihlah Alat yang nyaman karena akan meningkatkan produksi ASI perah.

Bagaimana kita bisa tahu mana alat yang nyaman mana yang tidak ?

Tidak ada salahnya anda menyewa di persewaan breast pump terpercaya dan mencoba setiap alatnya. Akan tetapi cara ini kurang saya anjurkan dan lebih baik membeli baru untuk kebersihan dan kesterilan atau meminta review orang lain.

3. Pilih yang praktis

Bila ibu memutuskan untuk membeli breast pump elektrik pastikan apakah alatnya praktis atau terdiri dari banyak bagian. Beberapa alat memiliki banyak komponen dan sulit untuk dimasukkan ke dalam tas ukuran kecil. Selain itu, breast pump elektrik memiliki daya yang berbeda-beda, ada yang harus selalu dihubungkan ke listrik, ada yang bisa di charge, ada pula yang terdiri dari 6, 4 bahkan 2 buah baterai AA.

Breast pump manual juga tidak ada jaminan lebih praktis dibandingkan dengan breast pump elektrik. Namun kepraktisan alat manual bisa dilihat dari posisi pumping ibu, mayoritas alat hanya bisa digunakan dalam posisi tegak, namun ada alat yang bisa digunakan dalam berbagai posisi misalnya posisi rebahan.

4. Haruslah Mudah dibersihkan !

ASI adalah makanan yang kaya akan zat gizi. Dan sesuatu yang kaya akan zat gizi sangat mudah menjadi tempat berkembangbiaknya mikrobia. Alat perah ASI yang memiliki banyak lekukan, cenderung lebih sulit dibersihkan ketimbang yang tidak terlalu banyak lekukan dan sudutnya. Bila sulit dibersihkan maka disanalah tempat berkembang biak bakteri dan kuman. Alat yang kotor dapat menyebabkan diare dan sakit pada anak.

5. Harga terjangkau

Harga alat perah ASI elektrik lebih mahal dibandingkan alat perah ASI manual. Alat perah ASI elektrik dibanderol dengan harga kisaran 1 – 4 juta, sedangkan breast pump manual antara 250 – 850 ribu rupiah. Harga mahal memang biasanya bagus, akan tetapi harga murah belum tentu tidak bagus. Pilihlah harga yang terjangkau dengan kualitas terbaik.

6. Ukuran Botol yang besar

Demi keefisienan proses pumping pilihlah ukuran botol yang besar, karena ukuran botol yang terlalu kecil mengakibatkan anda harus mengganti botol ditengah proses pumping.

7. Ukuran corong sesuai

Ukuran payudara tiap ibu berbeda. Dengan mencoba beberapa breast pump, kita akan tau berapa ukuran dan corong yang pas.

8. Tidak mudah rusak dan spare partnya mudah didapat

Banyak ibu yang mengeluhkan beberapa alat terutama silicon diapraghm dan silicon cushion mudah sekali melar saat proses sterilisasi. Dan alat perah ASI manual cenderung lebih awet dan tahan lama dalam hal ini.

Alat yang digunakan ada kalanya rusak karena pemakaian. Belilah alat yang suku cadangnya mudah didapatkan dan murah. Terdapat merk alat yang spare partnya tidak dijual secara terpisah.

TAMBAHAN Yang perlu diperhatikan Khusus Alat Perah ASI Elektrik

1. Kecepatan pompa (Suction Speed)
Tidak semua breast pump elektrik memiliki kemampuan suction yang cepat, beberapa justru sangat lambat. Hal ini akan memakan waktu yang lama dan kurang sesuai untuk ibu yang sedang bekerja

2. Suara
Hampir semua breast pump mengeluarkan suara yang halus bahkan sangat halus. Tapi ada pula yang mengeluarkan suara yang agak berisik. Suara yang berisik tidak baik untuk kesehatan pendengaran bayi apabila dipaparkan secara terus menerus. Selain itu, ibu kurang percaya diri bila sedang pumping di tempat umum menggunakan breast pump yang berisik.

3. Fase memijat
Berdasarakan pengalaman, Breast pump elektrik yang memiliki fitur memijat terlebih dahulu sebelum suction cenderung lebih banyak menghasilkan ASI dibanding yang tidak. Hal ini karena proses pemijatan akan memicu LDR.

4. Suction System
Apabila ibu kurang telaten di dalam menggunakan alat, pilihlah suction system yang closed. Hal ini mencegah ASI masuk ke dalam mesin yang berujung pada rusaknya alat pompa.

Kesimpulan

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, kami menyarankan breast pump manual merk : Avent & medela harmony. Sedangkan alat perah ASI elektrik kami menyarankan merk : Spectra 9+, medela swing, Avent.*) ​1–6​

*) Ahligizi.id tidak bekerjasama dan tidak mempromosikan produk-produk tersebut.

Referensi

  1. 1.
    Rahne Putri. Review Pompa ASI . Rahne Putri. https://rahneputri.com/2016/05/13/review-pompa-asi-spectra-9-medela-swing-avent/. Published 2016.
  2. 2.
    Kaskus.id. Review Breastpump Pompa ASI Sebagai Referensi dalam Memilih yang cocok buat Mommy. Kaskus.id. https://www.kaskus.co.id/thread/5110cb9e1c7608e001000000/review-breast-pump-pompa-asi-sebagai-referensi-dalam-memilih-yang-cocok-buat-mommies/.
  3. 3.
    Ibu Hamil. Breast Pump yang Bagus Apa ya. Ibu Hamil. http://www.ibuhamil.com/diskusi-umum/74226-breast-pump-yang-bagus-apa-ya.html.
  4. 4.
    Windiland. Pilih-pilih Breastpump. Windiland. http://www.windiland.com/2017/02/pilih-pilih-breastpump.html. Published 2017.
  5. 5.
    Babyologist. Tips memilih Breastpump. Babyologist. https://babyologist.com/blog/tipsmemilihbreastpump-n1077.
  6. 6.
    Iqbal M, arsanti Lestari L, Kurdanti W. Gizi Kita. 2010;2(11):50-55.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *